Chereads / Istri Pilihan Bunda / Chapter 3 - Elise Ayunda Maharani

Chapter 3 - Elise Ayunda Maharani

Wanita cantik berjas putih sedang sibuk dengan para ibu-ibu hamil itu adalah Elise Ayunda Maharani. Wanita cantik yang selalu aku kagumi. Jam makan siang sudah terlewat lama tapi dia masih asik dengan para pengagumnya. Aku disini sudah menunggu cukup lama. Elise tadi menghubungiku meminta aku untuk menemaninya makan siang, tapi kenyataanya dia tak meliriku sama sekali.

Begitulah Elise, kalo udah bekerja ketemu para penggemarnya, alias pasienya entah itu pasangan baru yang lagi promil (program hamil), wanita hamil atau yang mau melahirkan sekalipun, selalu membuatnya lupa waktu.

Elise Ayunda Maharani seorang dokter kandungan yang cukup banyak pasien juga penggemarnya. Tak hanya itu Elise merupakan wanita cantik dan ramah juga tidak sombong. Elise merupakan anak dari pemilik rumah sakit tempatnya bekerja, namun meski begitu dia tidak sombong atau semena mena, malah dia merahasiakan statusnya sebagai calon pewaris tunggal Rumah sakit Medika grup.

"Hai Rend udah lama?" sapa Elise

"Belum lumutan gue nunggu Lo jadi belum bisa di sebut lama" kataku kesal, yah secara aku nunggu Elise udah hampir 2 jam. Menyebalkan bukan. Kita janjian jam 12.30 dan sekarang udah jam 14.30. tau gini kan tadi aku nyemil dulu lah buat ganjel perutku yang udah demo terus minta di isi.

" Hehe sorry yah pasienku hari ini cukup banyak" nah beginilah dia yang hanya nyengir tak berdosa walau udah membuatku hampir mati kelaparan.

"Ya udah, mending sekarang ayo kita berangkat, aku udah laper banget nih" ajakku

"Ok lah" katanya sambil menarik ku ke ke luar

***

disinilah kita sekarang, di sebuah cafe depan rumah sakit tempat Elise bekerja.

setelah selesai makan siang kita tak langsung pulang. aku menemani Elise yang enggan pulang.

" Rend, aku galau nih" kata Elise pelan

"Hah, galau ? Galau kenapa nih ? Cerita lah sama Aa sayangku, aa siap menerima semua keluh kesah dirimu sayang" kata ku serius namun sambil iseng menggodanya.

"Rend, beneran dong aku mau cerita, aku galau gara gara firman nih" katanya menunduk lesu

" Kenapa lagi sama dia ? Berantem lagi ?" Kataku menahan sesak

" Waktu aku wisuda dia ngajakin aku tunangan, tapi aku..."

" Terus kamu mau ?" Selaku sebelum Elise selesai cerita

" Kebiasaan kamu, bikin aku ga mood cerita aja, Diyan banget nyela" keluhnya

" Sorry aku penasaran, ok lanjutkan ceritanya" kataku harap harap cemas, secara aku berharap Elise sadar kalo laki-laki yang menjadi pacarnya sekarang tidak sebaik yang dia kira, dan ada laki-laki yang tulus mencintainya menunggu di sini.

" Jadi gini Rend, Firman ngajakin tunangan tapi waktu itu aku belum siap, aku masih ragu aja gitu, nah pas kemarin kan dia ulang tahun nih, gue ke apartemennya mau ngasih kejutan dan mau menyetujui permntaan nya. Tapi pas aku ke sana ternyata dia lagi sama sahabat ku Rend, dia selingkuh lagi Rend, tapi hatiku ga sakit, kayanya hati ini udah kebal gitu Rend, ini bukan yang pertama kalinya dia selingkuh" ceritanya panjang sembari bersandar di bahuku, kebiasaan Elise kalo cerita, Elise hobinya cerita semua masalahnya ke aku, senang rasanya di percaya buat dengerin ceritanya tapi kadang aku harus menahan sesak. Tapi entahlah kali ini aku bersyukur dia di tunjukkan secara langsung kelakuan si Firmansyah itu. Dan bersyukur nya lagi Elise sudah tidak merasakan sakit yang sama. Biasanyasetiap kali Firman selingkuh, Elise akan meraung nangis semalaman dan tidak makan tapi ujungnya mereka bersama lagi.

"Rend, aku lagi cerita, tanggapi Napa bukanya bengong, huh" dia mendengus

" Eh sorry, menurut aku sih lupain dia, toh kamu juga udah ga ada rasa kan, ga bakal bener kalo kamu lanjutin hubungan kalian, cowo di dunia ini masih banyak, masih ada cowo yang tulus sayang dan cinta sama kamu" ucapku

" Masih ada apa emang ada nih?" Katanya

" Hah apa yang ada ? " Kataku bingung

"Tuh kan kebiasaan kamu Rend, ngomongnya suka ga di pikirin" cicitnya sambil cemberut

" Sorry, yu pulang, udah sore nih" aja ku.

Ku pulang bareng dengan Elise, kebetulan dia tidak bawa mobilnya, jadi aku ada kesempatan lebih lama dengannya.

jalanan ibu kota cukup padat sore ini, namun hanya keheningan yang menemani perjalanan.

entah apa yang sedang di pikirkan Elise sehingga dia hanya diam memandang kosong ke jalan. aku sendiri sedang berusaha keras mencari cara agar dapat menyampaikan perasaan ini selagi ada kesempatan. sungguh aku tak ingin terlambat lagi.

namun sepertinya aku harus meminta bantuan kedua sahabatku atau Bunda karena sepertinya sudah mulai mentok nih ga ada ide.

tak terasa kini aku telah sampai di depan rumahnya Elise namun belum ada tanda-tanda Elise akan turun bahkan siarnya pun tak terdengar.

pas aku tengok ternyata Elise terlelap. ku berusaha membangunkan nya tapi tidak bangun juga. akhirnya aku bawa dia secara bridal style ke rumahnya.

beruntung aku mengenal dekat kedua orangtuanya.