Chereads / Senja Di Bawah Langit Sore NTB / Chapter 3 - Lampu Lentera

Chapter 3 - Lampu Lentera

Hal yang paling aku suka adalah, saat listrik padam malam hari. Aku dan saudaraku dibebaskan tidak belajar oleh ayah kami. Kami sekeluarga akan berkumpul diruang tengah yang tidak terlalu luas, bercengkrama dan membicarakan topik apa saja dari A-Z. Jika ingatanku tidak salah, didesa kami dulu ada pemadaman listrik selama dua Minggu. Semua warga desa termasuk keluargaku akan mempersiapkan air sebanyak-banyaknya, kami mengisi wadah apa saja yang semacam ember untuk menyimpan air. Jumlah anggota kelurgaku keseluruhan ada 7, jadi jumlah air yang kami pakai pun lebih banyak dari tetangga kami, kecuali aku yang hanya mandi sehari satu kali. Tidak lupa pula kami membersihkan bak mandi yang terbuat dari semen, dan memindahkan sementara ikan mujair didalamnya ke ember kecil berwarna hitam. Selalu aku yang kebagian membersihkan bak mandi, banyak sekali kotoran ikan didalamnya. Jika kalian bertanya, apa fungsi ikan didalam bak mandi kami, maka itu berfungsi sebagai pemakan nyamuk. Iya, kami tinggal didesa, banyak sekali nyamuk galak, dan suka bertelur didalam air.

Kalian ingin tau bagaimana cara membuat lampunya bukan? Sederhana saja. Kau tinggal mencari bekas botol kaca, lubangi tutup botolnya, masukan minyak tanah dan sumbu kompor, lalu menyala sangat terang. Jika kalian ingin mencoba membuatnya, aku akan ajarkan ketika kita bertemu nanti.

Mama menyuruh kami untuk menghemat air, agar kami tidak kesusahan nantinya dalam jangka waktu 2 Minggu. Oh ya, sebelumnya aku sudah menceritakan bahwa desa kami ada sebuah sungai diujung lapangan serba guna. Ya, sungai kami airnya kering karena dialirkan ke desa kadindi atas kalau aku tidak salah. Jadilah kami hanya bergantung pada persediaan air kami dan air gunung yang rasanya sangat segar dan dingin.

Aku dan adikku suka mencari bekas botol kaca, untuk membuat lampu, sehingga kami punya banyak dan lumayan terang. 1 lampu untuk satu kamar dan 1 lagi kami letakan sampai pagi diruang tamu. Kami tidur berdesakan karena kami semua penakut, yah rumah kami waktu itu lumayan seram Haha.

Ada lagi cara membuat lampu lentera dengan minyak goreng, aku melihatnya ditetanggaku, tapi lupa bagaimana cara membuatnya.

Jika kalian menganggap semua ini terlalu kuno untuk dibahas, maka kalian salah besar! Dibanding lilin yang dibuat memakai teknologi, lampu lentera kami lebih terang, aman dan ekonomis. Jika tidak percaya, sini aku ketuk kepalamu puluhan kali.

Aku dan saudaraku suka sekali membuat bayangan apapun, entah itu kupu-kupu, atau ular. Kami sering buang air kecil berbarengan karena takut, dan yah genteng kamar mandi ku bolong lumayan besar, sehingga Batang mangga milik tetangga terlihat. Aku suka kaget bila tiba-tiba kucing masuk lewat situ.

Aku sering sekali dijaili saudara laki-lakiku. Sengaja aku menyuruh Mama untuk menunggu ku mandi, tapi dia malah menyuruh Mama pergi kerumah. Lalu sengaja membawa handuk milikku dan mematikan lampu, bagaimana apa dia sangat menyebalkan? Tentu. Tapi kisah ini terjadi dulu sekali saat aku masih memaki seragam merah putih, kami jadi tidak dekat semenjak umur kami bertambah begitupun dengan ego kami.