Hari ini ia benar – benar mewujudkan keinginan Santi, istrinya. Doni Erlangga menikahi seorang wanita yang telah bersedia ia jadikan sebagai istri ke – 2 nya.
Sesekali diliriknya Santi, yang duduk berada tak jauh darinya. Bahkan Santi sendiri lah yang membawakan sepasang cincin pernikahan untuk kedua mempelai . Santi tersenyum bahagia menyaksikan sang suami yang pada akhirnya menyetujui keinginanya. Walaupun dalam batin Doni sedang dipenuhi rasa gundah akan pernikahan ke 2 yang baru saja dilakukanya. Ikatan yang tidak main-main, yang akan ia pertanggung jawabkan hingga waktunya tiba. Ia pun tidak hanya bertanggung jawab untuk menafkahi, tapi juga harus adil pada ke 2 nya.
' San,,,,,seharusnya kamu tak perlu berpura-pura sebahagia ini . Aku faham tak ada seorang wanita yang betul-betul rela dan ikhlas jika ia harus dimadu oleh suaminya '. Bisik Doni dalam hati.
Berbeda dengan Santi yang dengan segera memeluk madunya, usai Doni selesai menyematkan sebuah cincin pada jemari Syafina.
" Makasih ya Fin,,,,kamu benar-benar penolong yang Allah hadirkan ditengah-tengah kami. Aku bahagia....banget hari ini ".
" Iya Mbak,,,,,". Jawab Fina lirih. Senyum tipis yang tersungging dari bibirnya hanyalah kepura-puraanya saja.Bahkan ia masih merasa bingung dengan apa yang dilakukanya sekarang. Semua serba salah ketika pada akhirnya ia menyetujui sebuah perjanjian yang di buatnya bersama Doni.
__FLASHBACK__
" Loh kamu bukanya,,,,?". Dokter Doni sedang mencoba mengingat seorang pasien perempuan yang telah berdiri dihadapanya.
" Saya Syafina, temen Jihan dan Mas Ardi Dok,,,,kalau ngak salah saya pernah ketemu dokter diacara keluarganya Mas Ardi !".Jelas Fina.
" Oh,,,iya, baru ingat saya. Gimana kabar kamu Fin ?". Dokter Doni pun mengulurkan tanganya.
" Alhamdulilah baik Dok !!". Keduanya pun berjabat tangan.
" Ada yang bisa saya bantu ?".
"Hmmm,,,saya telat haid dok ?".
" Hamil,,,,?".
" Hahahha,,,,saya single dok, gimana bisa hamil,,,,saya cuma mau konsul aja ?". Dokter Doni pun segera mempersilahkan Fina untuk berbaring pada sebuah tempat periksa. Kemudian ia mainkan sebuah alat USG diatas perut pasienya. Dan tak lama dokter Donipun menyudahi pemeriksaanya.
" Cuma penebalan dinding rahim aja Fin,,,,jangan cap...!!".
"KKLLEEKK....!!."
Terdengar pintu ruangan terbuka, Fina dan dokter Doni pun mengalihkan fokusnya pada sumber suara. Muncul dari balik pintu seorang wanita dengan hijab ungu tengah tersenyum pada keduanya, Santi istri dari sang dokter.
" Loh San,,,kok kesini !". Doni sedikit terkejut.
" Iya mampir bentar Mas,, !".
" Eh San, ini temenya Jihan sama Ardi lo,,,ingat gak kamu ?". Dokter Doni mencoba memperkenalkan istrinya pada Fina.
" Iya,,,kayak gak asing ya,,,,saya Santi ".
Santi memperkenalkan dirinya. Fina hanya mengangguk dan tersenyum pada istri sang dokter obgyn. Dokter Doni pun segera melanjutkan konselingnya dengan Fina, sementara Santi hanya duduk di sebuah sofa sambil terus melirik dan memperhatikan wanita yang menjadi pasien suaminya.
'Masih muda, luamayan cantik, dan,,,kayaknya sih single,,,,kok Jihan gak pernah ngasih tahu aku ya kalau dia punya temen cewek dan masih single kaya gini'. Bisik Santi dalam hatinya.
Pandanganya kian tajam memperhatikan wanita muda yang ada dihadapanya. Hingga sesi konsultasi antara Doni dan Fina pun selesai, Santi masih tetap terdiam dalam lamunanya.
" Sayang,,,,,!". Doni mencoba menyadarkan lamunan istrinya.
" Beb,,,!!!'. Panggilan itu pun diulanginya lagi, kali ini dengan sebutan yang berbeda.
" Eh,,,iya !!'. Santi tergagap menyahut Doni.
" Nglamun apa sih ?, pulang yuk,,,kita makan siang ditempat biasa !".
" Emang pasienya udah habis ?".
" Udah,,,yuk buruan !". Doni pun tak sabar ingin segara mengajak Santi beranjak dari ruanganya.
****
Gerimis malam ini seakan tak ada hentinya, dan harusnya setiap tetesan air hujan ini bisa lantas berubah menjadi deras. Agar Tuhan tak perlu lagi menumpahkan air dari langit untuk waktu yang lama.Namun sepertinya langit memang sedang tak ingin terlalu meluapakan hasratnya, untuk segera mengakhiri indahnya rintik-rintik air yang menetes perlahan. Seperti hal nya Doni dan Santi, yang masih tenggelam dalam balutan kemesraan romantisme mereka.