Di sebuah gang sempit, Dela gadis tomboi dan seleboran itu memainkan bola dengan asyik. Tak sengaja ia memecahkan kaca rumah orang saat ia menendang bola. Seketika itu, ia lari karena sang pemilik rumah berteriak kesal padanya.
"Dasar Dela si biang kerok kejaannya bikin masalah mulu!" umpat sang pemilik rumah sambil berlari mengejar Dela. Sementara Dela dengan lincah berlari terus sampai ia bersembunyi di dalam mobil sedan hitam yang ada di depannya.
"Huh, selamet gue dari kejaran mpok romlah," ucap Dela yang masih mengatur nafas dan tak disadari di jok depan mobil itu ada cowok dengan mimik wajah menatap Dela penuh amarah.
"Cepet dari keluar dari mobil gue sekarang!" ucap cowok itu dengan nada tinggi.
"Aduh! tolong gue napa, bentar aja gue di sini ntar klo mpok romlah udah pegi baru gue keluar dari mobil loe yah," Dela memohon pada cowok itu.
"Bodo amat, itu kan masalah loe! yang gue mau sekarang loe keluar dari mobil gue," geram cowok itu.
"Merki banget loe jadi orang timbang sebentaran doang ngumpet kagak ada rasa kasiannya loe," gerutu Dela seraya keluar dari mobil sedan hitam itu. Mobil itu pun pergi meninggalkan Dela seoran diri.
"Gue sumpahin loe nabrak pohon biar meto sekalian," gumamnya dalam hati.
Dela sedang berada di kamarnya sembari termenung memikirkan banyak hal.
" Sampai kapan yah gue ngerepotin nyak sama babeh, ada aja masalah yang gue buat," ucap Dela pelan tanpa disadari nyak Dela mendengar ucapan anak semata wayangnya itu.
" Makanya gih loe cari kerjaan, biar bisa bantuin babeh cari duit kan nyak nyekolahin loe sampe S1 buat masa depan loe juga pan," ucap nyak panjang lebar pada Dela.
" Iya deh nyak besok aye cari kerjaan, cape di bilang orang biang kerok terus," Dela kemudian.
" Nah...gitu dong itu baru anak nyak" sambung nyak lagi.
Pukul 07.00 wib Dela sudah rapih dengan setelan jas dan rok pendek kelihatannya ia tak nyaman dengan pakaian yang dikenakannya.
" Nyak emang harus apa aye dandan begini ga betah nih," keluh Dela pada nyak.
" Udeh loe betah-betahin aja kan loe ngelamar kerjaan kantoran, yah masa loe pake lepis bolong-bolong," ucap nyak melihat Dela sembari tertawa.
" Yah udah deh nyak, aye berangkat dulu assalamualaikum," pamit Dela sambil mencium tangan nyak dan berlalu pergi.
Dela telah sampai di Perusahaan yang ia tuju, dengan cueknya ia berjalan menuju resepsionis.
" Mbak, aye mau kerja di mari ada gak?," tanya Dela perlahan.
" Oh ada mbak, langsung saja ke ruang HRD lantai tiga untuk interview," jawab mbak resepsionis singkat.
" Makasih yah mbak," Dela dan berlalu pergi menuju lift.
Saat ingin memasuki lift Dela berbarengan dengan cowok serta lift pun berjalan menuju lantai tiga dan saat di dalam lift cowok tersebut menoleh ke arah Dela dengan wajah pucat pasi.
" Loe kan yang main masuk mobil gue waktu itu,dan gara-gara loe gue jadi kena sial," umpatnya pada Dela.
" Oh...cowok sombong yang ga punya hati itu kan!," Dela tak mau kalah.
Dan keduanya membuang muka satu sama lain hingga tiba di lantai tiga, Dela menuju ruang HRD untuk wawancara sementara cowok itu menuju ruangannya.
Tiga bulan kemudian, Dela bekerja sebagai sekertaris menejer perusahaan, ia sedikit demi sedikit merubah kebiasaannya berlalan serta berpakaian.
Dan atasnya adalah Taro cowok yang bermasalah dengannya acap kali ia sering tak sependapat dengan Dela, namun akhirnya di damaikan oleh direktur perusahaan yang tak lain adalah ayah Taro.
" Klo bukan demi nyak sama babeh gue ogah kerja di sini bareng cowok rese itu," gerutu Dela dalam hati saat sedang meeting bersama Taro
Beberapa minggu terakhir sikap Taro berubah derastis pada Dela, ia jadi lebih mengalah dan baik tidak kasar seperti biasanya.
Dela pun merasakan perubahan itu sampai suatu ketika ia ingin makan siang di Cafe dekat Kantor Taro mengajaknya makan bersama.
" Ada apa yah sama Taro jadi beda banget!," gumam Dela dalam hati.
Saat duduk berhadapan dengan Taro di Café.
" Del, saya mau ngomong sesuatu sama kamu," ucap Taro dengan serius.
" Ngomong aja lagi Tar" ujar Dela singkat.
" Setelah sekian lama gue kenal lama sama loe, ternyata loe beda banget dari perkiraan gue dan jujur gue naksir loe Del," ucap Taro seraya tertawa kecil.
" Akh becada loe, kita kan sering berantem mana mungkin loe naksir gue," ucap Dela mengalihkan pembicaraan.
" Serius gue naksir loe, loe mau ga jadi pacar gue?," tanya Taro sembari menatap tajam Dela.
" Gimana yah tar, gue juga bingung sebenernya gue juga naksir sama loe, cuma karna loe rese jadi illfeel tapi gue terima loe kok jadi pacar gue," ucap Dela mantap.
" Dela,Dela cantik-cantik biang kerok yang menjlepkan hati gue" ucap Taro sembari mengusap rambut Dela dengan semyum manisnya.