Pristiwa empat bulan yang lalu masih menyisakan kesedihan mendalam bagi April, pasalnya ia kehilangan sosok pria yang amat ia rindukan serta dambakan untuk menjadi teman hidup kelak.
Pria pertama yang mendekati April lebih dulu, yang perhatian luar biasa padanya dan selalu bisa membuat moodnya baik dialah Wahyu. Karena biasanya jika April tertarik pada lawan jenis biasanya ia yang lebih dulu memberikan kode atau sinyal bahwasanya ia suka dengan orang tersebut, tetapi dengan Wahyu berbeda seseorang yang pertama kalinya dalam hidup April yang curi-curi pandang dengan April ketika sedang tidak ada guru, yang mengajak April berinteraksi terlebih dahulu dengan canda dan tawa yang dibuatnya, atau menggoda April dengan gombalan yang bisa dibilang alay.
Jika sehari saja April tidak masuk kelas pasti yang Wahyu lakukan adalah diam dan tidak berinteraksi dengan siapapun di kelas, dan terlihat tak bersemangat.
Hal yang pertama kali April lakukan untuknya adalah memberikan hadiah di hari ulang tahunnya, yang sebelumnya tak pernah April lakukan pada pria yang ia sukai kecuali sahabat prianya yakni Maulana.
Ketika itu Wahyu tak masuk kelas di hari ulang tahunnya karena ia takut dilempar ke empang dekat sekolah oleh teman-teman kelasnya, jadi April terpaksa menitipkannya pada Rifki sahabatnya juga untuk memberikan hadiah itu sesampainya ia di asrama.
Itu hanya sepenggal dari cerita April dan Wahyu masih banyak hal didalamnya, kenangan manis sekaligus menyakitkan masih tersisa bahkan bisa dikatakan tak terhitung.
perumpamaannya dia harus menemukan pintu yang baru untuk menjadi pelengkap di hatinya, dan melupakan pintu yang rusak dan telah usang bahkan termakan oleh rayap.