Dalam perjalanan cinta siapa yang tidak pernah merasakan luka. Memang udah resikonya mungkin berani mengenal cinta berarti bakal ngerasain sakit hati nanti.
Begitu juga dengan Fania, awalnya memang perasaannya biasa saja tapi semakin hari ternyata malah makin ngelunjak.
Bagaimana tidak ngelunjak kalau tiap hari diperlakukan dengan spesial, selalu diberikan perhatian dan lain-lain.
Sampai pada akhirnya hatinya benar-benar telah jatuh pada Aldo Mahendra. Sedangkan Adrian Pratama, dia mencintai Fania dalam diam dan tidak berani mengungkapkan nya dengan alasan takut tidak dibalas perasaannya.
Tapi sebuah tragedi terjadi di antara ketiga cinta ini, Fania harus mendapatkan luka karena ulah dari Aldo. Adrian, dia yang mencintai dalam diam dan dia juga yang ikut merasakan sakit hati Fania.
Sudah merasakan sakit hati karena Fania dimiliki orang lain, malah ditambah lagi dengan hal itu.
Dua kali Adrian rela diam merasakan sakit hati, akankah dia memberanikan diri mengungkapkan perasaannya pada Fania meskipun ditolak?
*****
"Sampai kapan lo kek gini terus Rian, lo seperti orang bodoh yang cintanya gak terbalaskan," ucap Aris geram.
"Sampai Fania murni udah jatuh cinta sama gue, baru gue berani ngungkapin sama dia," balas Adrian.
"Dan lo juga mau aja ikut ngerasain sakit hati karena itu yang dirasain Fania, padahal bukan ulah lo. Dasar bodoh!" ucap Aris.
"Gue gak tega ngeliat Fania disakitin," balas Adrian.
Brakkkkk....
Suara pukulan dari arah pintu mengalihkan perhatian Adrian dan Aris.
"Aldo?" ucap Aris.
Bukk
Tiba-tiba Aldo langsung menonjok Adrian tepat di bagian bibirnya, dan Adrian hanya meringis menahan perih dengan darah yang mulai keluar.
"Heh! Lo apa-apaan sih, datang-datang udah main nonjok aja," ucap Aris tidak terima.
"Heh! Gue nonjok dia bukan salah tempat, alasannya karena ternyata benar dugaan gue kalau temen lo Adrian ini suka juga sama Fania dan dia main cara halus buat dapetin hatinya, daripada nanti Fania berpaling dari gue dan malah sama Adrian mending gue bikin sakit hati aja biar dia trauma gak mau lagi pacaran," ucap Aldo angkuh.
Adrian maupun Aris yang mendengarnya benar-benar marah, tapi mereka memilih dia saja dulu.
"Dan sekarang gue udah berhasil bikin dia sakit hati, sebenarnya juga gue udah gak suka lagi sama dia karena bosen in orangnya," ucap Aldo lagi.
Aris yang dari tadi tidak tahan mendengarnya pun berkata, "Diem lo! Hati iblis, bisanya nyakitin perempuan yang gak bersalah aja."
"Lo yang gak tau apa-apa gak usah ikut campur, urusan gue sama Adrian," ucap Aldo geram.
Sedangkan Adrian dari tadi hanya diam mendengarkan ucapan Aldo.
"Rian balas dong, masa untuk urusan ini lo diam juga sih," bisik Aris kesal.
Aldo sebenarnya mendengar ucapan Aris, dia hanya tersenyum meremehkan.
"Temen lo ini pengecut, kalo dia emang laki gue tantang buat dia deketin Fania, terserah mau ajak dia pacaran atau apa, gue gak peduli. Gue hanya ingin tau, apa Fania bisa nerima cintanya," ucap Aldo meremehkan.
Setelah mengatakan itu, Aldo beranjak pergi dengan penuh percaya kalau Adrian tidak akan sanggup memenuhi tantangannya.
Baru beberapa langkah Aldo berjalan, Adrian pun bersuara.
"Gue bakal terima tantangan lo, tapi gue gak anggap ini tantangan karena dapetin cinta Fania itu perjuangan bukan sebuah tantangan. Kalo gue berhasil, gue mau lo jangan pernah ganggu Fania lagi,"
Aldo pun berbalik dengan senyum yang masih meremehkan.
"Kita liat aja nanti, gue yakin Fania gak bakal semudah itu percaya sama lo,"
Dan Aldo benar-benar pergi dari sana setelah mengatakan itu.
"Jangan menyerah buat dapetin cinta Fania karena ada gue yang bakal bantu lo kok," ucap Aris.
Adrian hanya mengangguk.
*****
Disisi lain ada seorang gadis berjilbab maron yang sedang meringkuk di kasurnya dengan tangisan yang masih belum mereda.
"Udah dong Fan nangisnya, buat apa lo nangisin laki-laki brengsek kek Aldo itu gak guna," ucap Salsa kewalahan.
Fania pun mengangkat wajahnya dengan air mata yang masih setia dipipi nya.
"Hiks .... Hiks .... Gue udah terlanjur cinta sama Aldo Sal, gimana gue bisa lupain dia kalo disaat sebelum Aldo hianatin, gue udah bener-bener cinta sama dia, dan dia malah nyakitin gue kek gini," ucap Fania tersedu-sedu.
Salsa menghela nafas kasar.
"Lo kenapa jadi lemah gini, mana sahabat gue yang dulu gak pernah mau nangisin hal yang gak penting, dan ternyata semua omongan lo yang dulu itu cuma dusta," sindir Salsa.
Fania hanya diam mendengarnya, memang benar apa yang dikatakan Salsa, dia tidak boleh lemah hanya karena hal seperti ini.
"Gue bakal usaha lupain dia dan gak bakal lagi lemah hanya karena urusan percintaan," ucap Fania tersenyum.