Chereads / Junior Mencari Cinta / Chapter 2 - Pakboi

Chapter 2 - Pakboi

Parasnya bak Arjuna

Yang siap membidik hingga sasarannya tak berkutik

Senyumnya bak anggur secawan

Manis, namun bisa memabukkan

Hingga mangsanya gontai lantas hilang kesadaran

Tuturnya merdu membuat candu

Hingga tumpuannya terbual syahdu

Tapi sejatinya semesta hendak menuntunnya pada satu cinta

Cinta yang takkan tertukar

Cinta oleh campur tangan Tuhan yang telah terikrar

Bahkan sebelum ia bersua pada bentala tempatnya bernafas

♡♡♡♡♡

"Maksud kamu apa Jun?" Ketus gadis bernama Dara. Matanya melebar diiringi tatapan penuh amarah.

"Sorry Dar, kamu terlalu baik buat aku. Kamu terlalu sempurna buat aku. Aku ga pantes buat kamu Dar. Kita jalan masing-masing aja yah." Terlontar pelan, kalimat klasik dari mulut manis Junior dilengkapi dengan mimik wajah sendu untuk menutupi perasaannya.

"Basi lo Jun! Bilang aja lo udah dapet cabe-cabean baru di dalem. Iya kan? Pake acara bilang lagi ga enak badan. Ga taunya malah enak-enakkan disini." Dara semakin meradang hingga mengeluarkan suara 5 oktafnya, sembari menunjuk pintu masuk sebuah club yang tak jauh dari hadapannya.

"Aku kan tadi udah jelasin ke kamu, aku kesini karena Anton yang ngajak Dar. Aku juga udah minta maaf juga sama kamu. Kamunya malah kaya orang kesurupan, ga henti-henti ngomel. Pusing tau ga kepala aku." Ujar Junior jengah, diakhiri dengan dercakan kesal dan mengacak kasar rambutnya.

"Udah yah Dar, kayanya kita emang udah ga nyambung deh. Kita temenan aja yah. Aku yakin kok, kamu bisa dapet yang lebih baik dari aku." Ucap Junior dan lagi-lagi dengan kalimat klasiknya. Kali ini dia juga lebih mengontrol emosinya.

Belum sempat Dara membalas ucapan Jun, tiba-tiba terdengar suara teriakan cewek dari arah belakangnya. Tepatnya di sisi pintu masuk club. Wajah dan tatapannya terlihat kacau. Dengan sesekali menghisap sebatang rokok yang terselip di antara jari telunjuk dan jari tengahnya.

"Jun!! Kamu lama banget sih. Katanya kesini mau nemenin aku. Kok aku nya malah dianggurin." Teriak teman wanita Jun yang nampak setengah mabuk, bernama Cintya.

"Ahh, tai. Cintya pake keluar lagi." Gerutu Jun dalam hati sembari menoleh ke arah wanita itu dengan mimik muka kecewa, kemudian menghela nafasnya.

"Tunggu bentar!" Ujar Jun kemudian, dengan suara yang hampir tak terdengar. Seolah memberikan kode agar Cintya bisa sabar menunggunya. Cintya berdecak kesal. Dengan sedikit sempoyongan akhirnya wanita itu memutuskan masuk kembali ke dalam club.

Junior menghela nafas lega, saat Cintya memahami maksudnya dan mulai melangkakhkan kakinya masuk ke dalam club. Kini gilirannya untuk kembali fokus dengan Dara, dan menyelesaikan masalahnya. Ketika Junior hendak menoleh ke arah Dara, ia dikejutkan dengan sebuah hadiah tamparan dari Dara yang melayang ke pipi nya.

"Plakkk!!" Suara tamparan Dara yang seketika memberikan tanda merah bercap jari di pipi putih Junior.

"See..?! Itu yang kamu bilang tadi Anton yang ngajak kamu kesini?! Dasar penipu. Mulai sekarang kita putus!! " Cetus Dara penuh emosi, dan berlalu ke arah mobilnya.

"Yee.. kan udah gue bilang dari tadi, kalo kita emang udah ga cocok. Dongo deh!" Balas Junior sembari masih memegangi pipi bekas tamparan Dara.

Dara yang tengah berjalan, seketika menghentikan langkahnya karena kesal dengan sebutan "dongo" yang terlontar dari mulut Jun. Ia kembali membalikkan badannya ke arah Jun. Dengan wajah geram ia spontan melepaskan sepatu heels 15 cm yang ia kenakan. Kemurkaannya kembali tak terkontrol, dengan kekuatan emosinya yang meletup-letup bak air mendidih, ia melemparkan heels nya ke arah Jun dengan sekuat tenaga.

"Dasar cowok MOKONDO..!!" teriakan itu seolah mengiringi sepatu heels nya yang melayang, dan kemudian menghantam dahi sebelah kanan Jun.

Jun tersentak. Tak terima dengan perlakuan dan ucapan Dara, ia pun membalas dengan bacotan sampah serapah yang lancar keluar dari mulutnya.

"Dasar cewek JAILANKUNG..!! Cewek bar-bar! Cewek bipolar! Cewek dempul! Gue balikin nih sepatu egrang lo!!" Teriak Jun sekencang-kencangnya, sembari melempar kembali sepatu Dara, yang kali ini tepat menghantam pantat tepos Dara.

Jun sudah tak peduli walaupun ada beberapa pasang mata yang melihat pertikaian sengitnya malam itu melawan Dara. Sedangkan Dara hanya membalasnya dengan mengacungkan jari tengahnya ke arah Jun dan ia juga masih menyempatkan diri untuk kembali memakai sepatu yang dilemparkan Jun. Dan terakhir dengan sedikit terbirit-birit ia terlihat memasuki mobilnya.

Jun masih berdiri di tempatnya dengan perasaan dongkol sejadi-jadinya. Sambil mengusap dahinya yang sedikit mengeluarkan cairan berwarna merah, akibat hantaman heels Dara. Matanya masih tak lepas ke arah mobil Dara yang kini mulai melaju menyisakan asap knalpot bercampur debu.

"Cewek sialan. Kasian banget nanti yang jadi lakinya. Pasti di KDRT terus sama dia. Hiii...serem." Gerutu Jun sembari bergidik.

"Jun, udah belum?!" Ujar Cintya seraya memberikan pelukan dari belakang yang sontak mengagetkan Jun.

"Iya, udah." Jawab Jun datar sembari memutar badannya ke arah Cintya.

"Dahi kamu kenapa, handsome?" Tanya Cintya yang melihat darah yang masih keluar dahi Jun.

"Itu tadi, gara-gara cewek jailangkung sialan. Btw, kamu ada uang cash ga? Aku mau beli plester sama obat merah nih buat dahi aku di mini market depan. Aku ga ada cash nih." Ujar Jun yang kembali melancarkan serangan gerilya nya.

"Ada dong handsome. Bawa nih dompet aku. Tapi kamu jangan lama-lama yah sayang. Aku pengen buru-buru having fun sama kamu nih. Musiknya di dalem asik banget tau, aku dari tadi udah capek goyang. Dari goyang ngebor, ngecor, patah-patah, sampai goyang ampun bang jago. Asik banget deh pokoknya sayang." Cintya yang sudah terpengaruh alcohol mulai ngoceh ga jelas sembari mempraktikkan semua goyangan yang ia sebutkan tadi di hadapan Jun.

"Dasar cabelita. Kaya gini nih, kalo jiwa dangduters diajak dugem. Musik EDM pun digoyangin dangdut." Gumam Jun dalam hati, seraya terkekeh.

"Iya, ga lama. Janji! Udah kamu masuk dulu gih! Tunggu di table aja sama Anton. Nanti diculik gadun loh. Mau kamu, dipake asal-asalan?" Ujar Jun dengan senyum beracunnya sambil mengusap pucuk kepala Cintya. Cintya pun mengangguk, menuruti perkataan Jun untuk kembali masuk ke dalam club.

Sementara Jun, sang penipu cinta, spontan mengeluarkan senyum sarkasnya ketika mendapati isi tebal dompet Cintya yang ada di genggaman tangannya. Secepat kilat ia mengambil beberapa lembar uang berwarna merah dan dengan semangat 45, ia langsung mengantonginya di saku celananya.

"Banyak juga nih cabe duitnya." Gumamnya sembari tersenyum senang kemudian beranjak dari tempatnya berdiri, menuju sebuah mini market yang ada di seberang club tempatnya menghabiskan malam untuk dugem.

**********

bersambung,

Aku adalah lelaki

Yang pantang menyerah

Memikat wanita

Aku adalah lelaki

Yang selalu pingin

Dibuai wanitaku

Tolong dekati aku

Tolong hampiri aku

Tolong jamahi aku

Agar aku bijaksana

Agar aku bahagia

Agar aku merasakan cintamu

(Judul lagu : Naluri Lelaki )

(By : Samson)