Pertandingan footsal dimulai, Dini bersemagat menggiring bola ke gawang dan akhirnya ia mencetak score untuk timnya.
"Yes gw berhasil ngegolin," gumam Dini pelan.
"Ayo Dini, semangat gw dukung loe seratus persen love you," teriak Dika dari pinggir lapangan footsal.
Dan Dini pun menoleh, ke sumber suara dengan raut wajah yang sinis.
"Dasar loe cowok alay," ketus Dini.
Lalu ia pun melanjutkan, permainan footsalnya dengan kemenangan seperti biasanya.
"Huft...cape banget abis maen footsal," ucap Dini, selesai pertandingan berjalan menuju kelas.
"Nih aduk buat loe," ucap Dika berjalan di sampingnya.
"Ikh...loe lagi...loe lagi...bisa segh loe ga gamgguin gw!!!," geram Dini melihat tingkah laku Dika.
"Gw kan kan cuma ngasih aduk Ni, kok loe jutek bingit segh sama gw...padahal kan gw baik sama loe," ucap Dika panjang lebar.
"Mau tau banget, kenapa gw sebel sama loe...karena loe tuh orang terlebay satu sekolah ngerti!," ucap Dini seraya meninggalkan Dika begitu saja.
"Oke klo gitu gw akan jadi cowok pendiem, demi Dini biar dia suka sama gw," gumam Dika dalam hati.
Enam bulan sudah Dika, menjadi pribadi yang diam namun entah kenapa Dini merindukan sosok Dika yang lebay seperti dulu.
"Kok gw jadi ngerasa kangen yah, sama tingkah Dika yang bikin gw enek gitu," tanya Dini dalam hati, saat ia berpapasan dengan Dika di kantin.
"Ni sebenernya gw udah ga tahan, dengan ini semua cuma gw mau buktiin klo gw bisa jadi orang pendiem kayak sekarang entah sampe kapan," gerutu Dika di hati.
Tak berapa lama bel masuk pun berbunyi, keduanya buru-buru menuju kelas karena guru killer pelajaran matematika datang.
"Selamat siang siswa-siswi kelas 12 IPA," sapa bu Cantika.
"Siang Bu," jawab serempak para siswa-siswi yang ada di ruangan.
"Hari ini kita kedatangan siswi baru, pindahan dari Paris silahkan masuk," sambung bu Cantika, suasana kelas pun mejadi ramai menunggu kedatangan siswi baru dari Paris tersebut.
"Perkenalkan, nama saya Putri Aurora," ucap Aurora memperkenalkan diri.
Kemudian ia pun duduk di sebelah Dika, mereka kelihatan cepat akrab sementara Dini tampak tak suka pada Aurora dekat dengan Dika.
"Kecentilan banget segh, tuh siswi baru sama Dika," keluh Dini pelan, dan sejak itu Dini dan Dika semakin jauh.
Tak terasa prom night pun tiba, Dini mencoba tampil beda agar Dika melihatnya ia pun memutuskan pergi ke salon untuk make over dirinya.
Sementara Dika sedang latihan, menyatakan perasaannya pada Dini saat acara prom night.
"Pokoknya gw harus bisa, nyatain perasaan gw ke Dini dan harus tampil sekeren mungkin," ucap Dika mantap.
Waktu menunjukkan pukul 20.00 wib, acara pun dimulai suasana tampak meriah sampai pada penghujung acara.
Dika menyanyikan sebuah lagu, dengan gitar klasiknya dengan judul bukan salah jodoh, dan berkata.
"Lagu ini gw persembahin, buat cewek yang gw sayang," sembari tersenyum pada Dini.
"Gw ga salah nih, tadi dia senyum sama gw," gumam Dini dalam hati.
Setelah selesai bernyanyi, Dika menghampiri Dini.
"Ni loe mau ga jadi pacar gw?," tanya Dika serius.
"Bukannya, loe pedekate sama Aurora," ucap Dini heran.
"Gw sama Dika cuma temenan kok, lagian Dika juga sering curhat tentang loe ke gw," sambung Aurora sambil tersenyum tipis.
"Jadi kalian, cuma temenan bukan pacaran,"ucap Dini tak percaya dan keduanya mengangguk.
"Terus gimana Ni, loe nerima gw ga jadi pacar loe?," tanya Dika lagi.
"Iya Dik, gw mau jadi pacar loe," jawab Dini malu-malu.
Dan Dika pun memeluk erat Dini, tepuk tangan pun terdengar di sana.
"Akhirnya, Mr.Lebay Love Miss Jutex," ucap teman-teman mereka serempak.