Chereads / CLASH OF THE CLANS / Chapter 28 - Part 28

Chapter 28 - Part 28

Berly menyisir kulit wanita yang sedang menahan tangis itu dengan belati tajamnya. Jemari Berly bergerak dengan teratur ke atas ke bawah dengan gerakan dramatis.

Berly mengarahkan ujung belatinya ke kulit putih itu dan menekannya ke dalam hingga darah membasahi lengan wanita itu. Dengan cepat pula, Berly memiringkan belatinya hingga menembus daging menuju tulang.

"Aargghh SAKIT!!" teriak wanita yang disiksa itu.

"Sakit" wajah Berly menampilkan senyum mengejeknya.

'Cuihhh' wanita itu dengan beraninya meludahi Princess Berly dan kemudian tertawa.

"Dasar kau Putri GILA! SAKIT JIWA!! AKU AKAN MENGEJARMU HINGGA KE NERAKA SEKALIPUN!!"

Berly tertawa terbahak-bahak mendengar teriakan bibinya. Jemarinya mengambil kain yang disodorkan oleh pengawal untuk membersihkan wajahnya yang di ludahi Liora.

"Bahkan, jika di neraka sekalipun - aku akan tetap menyiksamu Liora. Paman Hades akan dengan senang hati menerimaku."

Liora menajamkan matanya, kakinya berusaha menendang Berly walaupun gagal.

Berly memberikan isyarat kepada pengawal dan pengawal tersebut mengambil sebuah cambukan dari tempat siksaan tahanan.

"Yang Mulia." Pengawal itu menundukkan kepalanya dengan tangan membawa sebuah kain yang diatasnya terdapat tali cambukan.

Cambukan dengan pegangan kayu berwarna cokelat serta talinya yang menjuntai itu membuat semua tahanan yang melihatnya bergidik ngeri.

Ingat, bahwa semua tembok yang menghalangi penghianat Raja Lenard di hancurkan oleh Raja itu.

Sedangkan tahanan lama yang berada tepat di sebrang tahanan penghianat itu hanya bisa menyaksikan sambil sesekali ikut meringis.

"Aku tidak akan mengotori tanganku kali ini," jemari Berly menggenggam pegangan cambuk tersebut dan tangan satunya menyisir tali dengan telapak tangannya, "Hei kau! Paman yang di percaya Raja Lenard!!"

Berly menunjuk Panglima yang merupakan orang kepercayaan Daddynya dulu, "Cambuk Liora"

Panglima itu terlihat gelagapan, matanya terlihat ke sana kemari dan menunduk. "Saya tidak bisa, Tuan Putri."

"Oh?," Berly berjalan melangkah menembus api kecil yang menjadi pembatas di setiap tahanan itu, "Jadi Paman telah menaruh kesetiaan ke wanita ular itu?" Berly menganggukkan kepalanya dan dengan senyum dia melepaskan semua ikatan para tahanan penghianat itu.

"Kemari" Berly memanggil mereka agar berkumpul di ruangan Liora.

"Kau melepaskan kami?" Liora bertanya saat Berly dengan asyik melepaskan rantai yang melilit pergelangan tangannya.

"Tentu saja," Berly menggerakkan kedua tangannya di udara dan seketika ruangan bersegiempat dengan sisi sepanjang empat meter itu berubah, "Tidak" sambung Berly.

Tembok bata itu kini telah berubah menjadi api berwarna hitam.

"Aku tidak akan mengotori jemariku lagi." ucap Berly.

Berly memejamkan matanya dan mendongakkan wajahnya ke atas sedikit. Tangannya terulur ke udara dan seketika itu juga Iblis rendahan penghuni neraka membayangi kobaran api.

"Cucu zeus" ucap seorang Iblis setelah melihat tanda petir di pelipis kiri Berly.

"Aku memberikan santapan gratis untuk kalian. Jiwa mereka sangat berdosa, terutama dia," Berly menunjuk Liora yang kini tengah pucat pasi, "Dia serakah"

Para Iblis itu berlutut menghadap Berly dan kemudian mengangkat wajah mereka dengan seringai yang mengerikan.

Berly melangkah keluar dan menutup pintu jeruji dengan senyum yang mengembang. Sebuah elusan di punggungnya membuatnya menoleh ke samping.

"Bersenang-senang?"

"Tentu saja" Berly memeluk lengan Gavriil sambil menatap Iblis yang sedang menyantap hidangan lezat.

Suara alunan melodi teriakan minta tolong - maaf - ampun bagai tangga nada yang tersusun rapi.

"Lagu yang indah" Gavriil mengecup pelipis Berly tanpa mengalihkan pandangannya dari dalam jeruji.

"Ya kan? Apa kita harus mencari jiwa-jiwa berdosa dan mempersembahkan untuk mereka?"

Gavriil terkekeh dengan ide kekasihnya itu, "Hanya jiwa penghianat amour"

Berly memberikan dua jempol dihadapan Gavriil dan berakhir dengan Christof yang bergidik di ujung ruangan.

Teriakan mereka yang meraung-raung meminta tolong dan berhenti sangat menyayat hati. Tangisan mereka menggema hingga ke pintu masuk penjara membuat para pengawal saling melemparkan pandangan.

Semuanya merinding.

Berbeda dengan sepasang kekasih yang sangat menikmati adegan itu dengan tersenyum.

~~~

"Princess Berlyvie Dwight Demetria, aku berjanji untuk mencintaimu dengan setia - meninggalkan yang lainnya. Aku berjanji untuk mencintai - untuk percaya dan untuk menghormatimu. Untuk menghiburmu di saat susah dan menjagamu. Semua yang aku miliki sekarang adalah milikmu. Aku memberimu tangan dan hatiku. Selama kita hidup." Gavriil menyematkan cincin bertakhta berlian berwarna merah muda di jemari manis Berly.

Berly tersenyum, menatap jemari mereka yang saling menggenggam. Dia menyematkan sebuah cincin di jemari manis kekasihnya itu sambil berkata,

"Luperco Gavriil Rezaidan, aku berjanji menjadi pasanganmu yang setia dalam sakit maupun sehat. Aku berjanji untuk mencintaimu tanpa syarat. Untuk menghormati dan menghargaimu dan memberimu penghiburan di saat sulit. Aku berjanji untuk menyayangimu. Selama kita hidup."

"Sekarang aku mengumumkan kalian menjadi sepasang suami dan istri," Sang Tetua Agung dengan kitabnya tersenyum ke arah Gavriil dan Berly, "Kau boleh mencium pengantin wanitanya, Pangeran."

Gavriil tersenyum ke arah Tetua Agung kemudian menatap Berly yang juga tersenyum ke arahnya.

Gavriil meraih tengkuk Berly dan mencium bibir itu dengan sangat lembut hingga membuat darah mereka berdua berdesir.

Gaun pernikahan Berlyvie merupakan gaun terindah yang pernah di lihat oleh semua orang.

Gaun berwarna tulang itu sangat megah dan indah terbalut menutupi tubuh Berly membuat Gavriil menelan salivanya sendiri karena belahan dada yang rendah dan payudara Berly yang mengintip dengan sensualnya.

Gaun yang di hasilkan langsung dengan percikan sihir Berly membuat kaum wanita terkagum-kagum. Gambar flora terlukis jelas dengan detailnya.

Sepasang pengantin itu berdansa mengikuti melodi indah yang menggema.

Gavriil memeluk pinggang ramping istrinya dengan telapak tangannya sementara Berly mengalungkan tangannya di leher suaminya itu.

"Aku tak sabar untuk menyantapmu, Amour"

~~~

Mereka telah siap dengan pakaian santai ala dunia manusia. Berly sampai ternganga melihat penampilan suaminya itu. Mengenakan kaos putih polos yang memperlihatkan otot-otot di perut berpadu dengan jeans selutut berwarna navy.

Oh My!!

Sementara Berly mengenakan dress sepaha dengan rok yang mengembang  bagai bunga yang sedang bermekaran.

Gavriil memakaikan istrinya itu coat panjang.

Lenard dan Cassandra membukakan portal untuk mereka berdua.

Rumah mewah Lenard.

Berly tersenyum kepada kedua orangtuanya dan memeluk mereka.

Lenard mengelus surai anaknya dan mengelus pipi anak satu-satunya itu.

"Kau tumbuh dengan baik, sweetheart."

Mereka berpelukan dengan Cassandra yang mengecup pipi anaknya itu. Sementara Gavriil mengamati mereka dalam senyum.

Happy valentine gays,

Jangan lupa beri aku bintang 😘😘😘