"Gila. Kalian semua gila,"teriak Erin frustasi. Tiba-tiba Erin berlari dan memeluk Edward. Dengan segala pengetahuannya yang terbatas, Erin mencium dan mencoba merangsang Edward. Dirinya tidak terima jika pria yang disukai nya ternyata seorang gay. Wanita secantik dirinya tidak mungkin dikalahkan oleh seorang pria.
"Brengsek,"umpat Edward marah sambil mendorong Erin hingga punggung wanita itu membentur dinding. "Berani sekali kamu menyentuhku??!"
"Apa kekuranganku sehingga kamu harus memilih seorang pria sebagai 'kekasih' mu? Aku tahu kita baru saja bertemu. Sekarang aku bahkan rela memberikan hartaku yang berharga hanya untukmu,"teriak Erin tidak terima. "Meski aku belum pernah bermain, tapi aku jamin aku pasti bisa lebih memuaskanmu daripada 'kekasih' priamu."
Erin kembali menyerang Edward. Erin sudah tidak peduli lagi dengan harga dirinya. Erin mengetatkan pelukannya di leher Edward. Erin mencium dan menggigit bibir Edward. Erin mengikatkan kedua kakinya di pinggang Edward.
