"Kami sudah memutuskan bahwa terdakwa Anton akan dijatuhi hukuman seumur hidup... Kami sudah memutuskan bahwa terdakwa Anton akan dijatuhi hukuman seumur hidup...
Kami sudah memutuskan bahwa terdakwa Anton akan dijatuhi hukuman seumur hidup."
Kata-kata itu berputar-putar di kepalanya bagaikan kaset rusak. Kata-kata itu bagaikan mimpi buruk. Hanya sebaris kalimat sudah bisa menentukan nasib hidupnya? Sungguh konyol, tidak masuk akal.
"Seumur hidup? Hukuman seumur hidup?"batin Anton geram. "Bukankah itu sama saja dengan hukuman mati? Apakah aku sanggup dikurung dalam tempat menjijikan dan mengerikan itu seumur hidupnya? Tidak, itu tidak boleh terjadi. Aku adalah Anton dan aku ditakdirkan sebagai penguasa, bukan sebagai pesakitan. Tempatku adalah di puncak kesuksesan, bukan di jurang penderitaan."
