Tanah basah dengan aroma anyir yang mulai menjadi pemandangan yang biasa. Hujan tidak menghilangkan jejaknya, dia hanya datang untuk memberikan sebuah peringatan bahwa kesedihan abadi akan di mulai.
Angin berhembus kencang, membuat beberapa pohon tumbang di jalanan. Kota yang biasanya ramai itu terasa seperti kota mati yang di tinggalkan penghuninya. Semuanya terasa sepi, menciptakan sebuah api yang membakar sedikit demi sedikit rasa takut yang ada.
Diam, adalah hal yang bisa mereka lakukan sekarang. Menatap langit cerah yang biasanya mereka dambakan, namun sekarang mereka ketakutan akan langit terang yang terasa begitu hampa. Suara hembusan nafas terdengar begitu keras, menunjukkan bagaimana rasa tidak nyamannya mereka.
Seperti sebuah kebiasaan, mereka terlihat lesu dengan pikiran yang sibuk membuat berbagai rencana. Tapi semuanya tidak semudah itu, mereka yang diam bukan berarti bisa mengabaikan para pejuang di luaran sana.