Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

The Night When a Hope Descended on The World

🇮🇩Aloteria_Ris
--
chs / week
--
NOT RATINGS
3.2k
Views
Synopsis
Cawan suci turun kembali ke dunia atas kehendak Dewa. Siklus yang terjadi secara acak ini merupakan kesempatan bagi para Magus untuk menunjukkan kemampuan mereka. Memperebutkan artefak suci pengabul permintaan, bahkan saling bunuh pun tak terelakkan. Cerita ini terpusat pada seorang Magus bernama Elliot yang turut berpartisipasi dalam perang berdarah antar Magus. Cawan suci hanya akan mengabulkan satu permintaan, dan yang bertahan sampai akhir adalah pemenangnya.

Table of contents

Latest Update1
Prolog3 years ago
VIEW MORE

Chapter 1 - Prolog

Waktu seakan berhenti, dunia menjadi beku, ketika kusaksikan tepat di depan mataku sesuatu yang luar biasa itu melayang dan memancarkan cahaya kebiruan. Huruf-huruf yang tak pernah kulihat sebelumnya berputar mengitari ku seakan-akan sedang melindungiku dari bahaya.

Benar, bahaya, dan bahaya itu datang dari sesosok monster sapi dengan tanduk besar yang sedang mengangkat kapak batunya tinggi keatas sembari meraung keras.

"Grooaarr!!"

"Santai sedikit, kawan".

Seorang pria dengan rambut pirang berdiri di hadapanku, badannya yang tinggi membuat pandanganku terhalang, sehingga memutus kontak mataku dengan monster itu. Mantel berwarna biru yang dia gunakan berkibar diterpa hembusan angin malam yang dingin. Tangan kanannya kini terangkat dan mulai menulis lagi huruf-huruf itu di udara, kemudian sebuah lingkaran sihir muncul dibawah kakinya.

"[Calidum] [Lux] [Solidum] [Longus]."

Kata-kata yang terdengar seperti mantra terucap dari mulutnya. Dia mengangkat tangan kanannya, lalu api yang muncul ketiadaan berkumpul di telapak tangannya, membesar hingga membentuk seperti tombak yang panjangnya sekitar tiga meter. Hawa panas yang terpancar dari tombak itu membuatku berkeringat, hingga memaksaku mengambil beberapa langkah kebelakang.

Perasaan syok menerpaku, membuatku terdiam dan hanya bisa mengedipkan mata. Kejadian di luar akal sehat ini, membuatku berpikir apakah hidupku akan berakhir disini atau masih akan berlanjut hingga besok dan seterusnya.

Menyadari kegelisahan ku, dia menoleh kepadaku dan tersenyum. Senyum yang lebar, seolah mengatakan jika semua akan baik-baik saja. Raungan monster menggelegar memekakkan telinga. Monster itu bergerak maju, berlari menuju targetnya sembari mengayunkan kapak secara membabi-buta, menghancurkan segala yang ada di jalannya.

"Jangan khawatir, Anna."

"Eh?"

Tombak api yang melayang diudara mulai bersinar dan mengobarkan api. Semakin panjang, semakin tajam, dan dalam jeda waktu sepersekian detik, tombak itu melesat kearah monster dalam satu garis lurus. Sangat cepat, hingga menembus jantung monster yang terlindung dibalik armor tebalnya, kemudian meledak dan membakar tubuh monster itu hingga tak bersisa.

Sesaat sebelum melemparkan tombaknya, dapat kudengar sebuah kalimat yang terucap dari lelaki pirang yang telah menyelamatkan hidupku. Sebuah kalimat yang terdengar seperti mantra sihir.

"[Hastam Ignis]."