Pagi ini Moria tengah bersiap untuk berangkat menuju Slyford Academy. Dia membawa banyak sekali buku. Buku disana berisi informasi mengenai dunia luar. Karna seperti yang diketahui, Moria tidak mengetahui apapun tentang dunia luar. Ibarat nya dia adalah seorang penghuni desa yang tidak pernah tahu mengenai sebuah kota
Regar nampak sibuk mengaduk-aduk sesuatu didalam sebuah panci yang panaskan. Entah apa yang dibuat oleh Regar, Moria pun tidak tahu. Tak lama kemudian dia memasukan cairan yang ada dipanci itu kedalam beberapa botol kecil yang sudah berjejer disana lalu setelah terisi penuh Regar pun menghampiri Moria
"Ini adalah Mana. Kau harus meminum cairan ini agar kekuatan Artemismu tersembunyi" Ucap Regar sambil memasukan botol Mana kedalam tas Moria yang akan dibawa nya
"Kenapa aku harus menyembunyikan kekuatanku?" Tanya Moria sambil melipat kedua tangan nya
Regar menatap Moria.
"Jika kau keluar dari wilayah Tedanus, aroma Artemis mu akan langsung bisa terdeteksi Moria. Dan itu akan membuatmu dalam bahaya. Lagipula kau kan akan menyamar menjadi seorang Genesis"
"Lalu jika kekuatanku disembunyikan, disana aku akan menggunakan kekuatan apa Paman?" Tanya Moria.
"Sihir. Kau hanya gunakan kekuatan sihir" Jawab Regar
"Kenapa harus sihir? Mengapa tidak Netta saja?" Tanya Moria lagi. Kekuatan Netta adalah kekuatan besar yang hanya mampu dimiliki oleh para petinggi dan seseorang yang memiliki garis keturunan bangsawan murni.
"Karna di dunia luar, kekuatan Netta hanya dimiliki oleh para bangsawan yang sudah sangat jelas identitas nya. Jika kau menggunakan Netta, mereka pasti akan menanyakan asal usul kebangsawananmu. Dan itu akan membuat semua nya menjadi rumit" Jawab Regar dan Moria mengangguk paham
"Dan juga disana kau jangan berbuat macam-macam yang membuat mereka curiga Moria. Bersikaplah selayaknya" Lanjut Regar
"Baiklah Paman aku mengerti" Jawab Regar
Regar memberikan sebuah kalung kepada Moria.
"Ambilah. Kalung ini akan melindungimu dari bahaya. Dan jika kau sedang dalam situasi darurat, pecahkan saja kalung itu. Nanti Paman akan datang bersama Elf untuk membantumu" Ucap Regar
"Baik Paman Terima kasih" Jawab Moria lalu memasangkan kalung itu dileher nya. Sungguh Moria sangat menyukai kalung ini. Karna kalung ini terlihat sangat indah. Terlihat semacam sebuah galaksi dengan satu planet didalamnya.
Regar memberikan Moria sebuah bola crystal yang menyala terang.
"Crystal ini akan menuntunmu menuju Slyford. Jadi kau tidak akan tersesat"
"Tapi Paman ketika aku sudah sampai disana, apa yang harus aku lakukan?" Tanya Moria sambil memasukan bola crystal ke dalam saku jubah nya
"Jika kau sudah sampai sebelum bulan purnama, kau harus menunggu sampai bulan purnama itu tiba. Karna para Genesis diberi kekuatan hanya ketika bulan purnama tiba. Tetapi jika kau sudah sampai ketika bulan purnama sudah berlalu, kau langsung saja datang ke Slyford academy" Jelas Regar
"Baiklah Paman aku mengerti. Aku akan berangkat sekarang"
Setelah itu Moria langsung pergi menuju portal pembatasan Tedanus
***
Dilangit yang begitu gelap, terdapat seorang pemuda yang sedang bersembunyi dibalik pohon yang sangat besar. Dia menatap sekitar dengan busur dan anah panah yang sudah siap diluncurkan ditangan nya. Ia menatap seluruh wilayah dengan waspada, berjaga-jaga terhadap binatang buas yang mungkin siap untuk menerkam nya jika ia lengah. Bukan hanya dia saja, tetapi ada beberapa prajurit yang ikut waspada juga
Krek
Suara itu membuat sang Pemuda melihat sekitar. Menyapu bersih daerah itu oleh pandangan nya. Dia berjalan perlahan agar tidak menimbulkan suara langkah kaki. Dia tetap terus melangkahkan kaki nya sampai ketika mata nya melihat sesuatu. Disana terlihat binatang yang berukuran sangat besar sedang memakan sesuatu.
Sepertinya binatang itu baru saja memangsa manusia. Terlihat sedikit oleh mata nya bahwa terdapat sebuah kaki yang tergeletak disana
Pemuda itu mengepalkan tangan nya dan menggantungkan di udara seakan untuk memberi aba-aba bersiap kepada pasukannya. Tak lama dia memberikan aba-aba lagi untuk menyerang binatang buas itu
Tak
Tak
Tak
Tiga panah sekaligus langsung menyerang sang binatang buas yang membuatnya langsung jatuh tersungkur. Sang Pemuda bersama pasukan nya menghampiri binatang itu untuk memastikan nya apakah sudah mati atau masih hidup namun tetap berjaga-jaga dengan panah nya jika sewaktu-waktu binatang itu masih hidup dan langsung menyerangnya
Sang pemuda mendekat dan melihat. Binatang itu mengeluarkan suara namun seperti kesulitan menggerakan tubuh nya. Seperti sedang kesakitan. Tanpa menunggu lama, sang pemuda langsung mengeluarkan pedang nya dan menyerang kepada binatang itu sampai terpisah dari tubuh nya.
Tass
Para prajurit bergidik melihat kekejaman pemimpin mereka. Bagaimana bisa dia setenang itu untuk membegal kepala binatang yang jelas-jelas masih meraung-raung
Pemuda itu menghampiri mayat yang tadi menjadi sasaran mangsa binatang buas malang itu
Dia meneliti sekitaran tubuh nya yang masih tersisa dan dia menemukan sebuah simbol yang sudah pasti dia kenali
"Genesis" Batin Sang Pemuda
Ia bingung kenapa bisa seorang Genesis bisa menjadi sasaran binatang buas? Bukan kah dia seharusnya memiliki kekuatan untuk melawan?
"Dia seorang Genesis tapi dimangsa oleh binatang buas. Lagipula apa yang dilakukan seorang Genesis ditempat ini?" Tanya Pemuda itu
Salah satu prajurit berbicara.
"Mohon ampun Pangeran hamba izin berbicara. Apa maksud Pangeran jika dia adalah seorang Genesis?"
"Aku melihat simbol Genesis di lengan nya" Jawab Sang Pangeran
"Tapi Pangeran, hamba tidak menghirup aroma Genesis dari tubuh nya" Kata Prajurit itu yang bernama Max
Sang Pangeran menatap Max.
"Sungguh? Dia tidak memiliki aroma nya?"
"Iya Pangeran sungguh. Aku tidak mungkin berdusta" Jawab Max. Sebab ia tidak mungkin membohongi putra mahkota karna ia masih menyayangi nyawa nya
"Lalu apa simbol itu hanya rekayasa menurutmu, begitu?" Tanya Sang Pangeran yang kini sudah memegang lengan buntung itu tanpa rasa takut
"Ampun seribu ampun Pangeran, hamba pun tidak yakin. Tapi mungkin saja, dia hanya menghilangkan aroma Genesis nya saja Pangeran. Karna seperti yang diketahui, tidak semua Genesis bisa menerima takdir" Jawab Max.
Yah benar, tidak semua Genesis bisa Terima dengan takdir yang sudah ada. Karna mereka menganggap sebagai seorang Genesis itu tidaklah mudah. Karna seorang Genesis nanti nya akan turut serta dalam melindungi Planet Veranus. Jika dalam kalangan manusia, seorang Genesis layaknya seorang Tentara yang harus menjaga negara nya.
Beda nya Genesis harus menjaga suatu Planet dan itu sudah pasti tanggung jawab nya akan lebih besar dibanding menjaga satu kerajaan
"Max sebaiknya kau bawa potongan tangan ini ke istana, aku mau ini diselidiki" Perintah Pangeran
"Baik Pangeran Edgar"
Setelah itu mereka langsung kembali menuju istana. Mereka menaiki kuda yang dipimpin oleh Sang Pengeran.
Sesampainya diistana, Sang Pangeran langsung sambut oleh Sang Ratu yang dimana ia adalah ibu nya
"Bagaimana Edgar? Apa semua baik-baik saja?" Tanya Ratu Bella
"Iya Ibu semua baik-baik saja. Meskipun ada sedikit kendala tadi, tapi tak apa bukan masalah besar" Jawab Pangeran Edgar sambil menggenggam tangan ibunya
"Baiklah, kalau begitu kau lebih baik istirahat. Nanti ada yang ingin ibu dan Ayah bicarakan" Ucap Ratu Bella sambil mengelus lengan anak sulung nya
"Ada apa Ibu? Apa ada masalah?" Tanya Edgar khawatir
Ratu Bella menggeleng sambil tersenyum.
"Bukan sayang, hanya saja ada sesuatu yang harus ketahui"
"Baiklah kalau begitu, aku akan beristirahat sekarang" Jawab Edgar kemudian langsung pergi menuju ruangan nya
Edgar adalah anak tunggal dari pasangan Raja Villant dan Ratu Bella di Kerajaan Zamora. Kerajaan terkuat yang ada di Planet Veranus. Dengan Raja Villant yang terkenal tangguh dan Pangeran Edgar yang terkenal akan kekejaman nya ini membuat Kerajaan Zamora semakin disegani.
Bukan hanya itu, para Prajurit kerajaannya pun memiliki kemampuan yang luar biasa. Mereka dilatih dengan keras agar menjadi Prajurit yang kuat. Bahkan satu Prajurit Kerajaan Zamora lebih baik dibanding sepuluh Prajurit Kerajaan lain.
Edgar merupakan putra mahkota dari Kerajaan Zamora. Sejak kecil, Edgar sudah dilatih untuk menjadi Raja yang tangguh seperti Raja Villant. Hal itu membuatnya tidak mempunyai waktu untuk menikmati hidup dan selalu mengisi hari-hari dengan belajar. Entah itu belajar bertarung, strategi perang, berlatih anak panah dan masih banyak lagi hal-hal yang harus ia kuasai untuk menjadi seorang Raja
Namun meskipun begitu, banyak sekali Pangeran-pangeran dari Kerajaan sebelah untuk bisa berteman dengan Edgar. Tetapi Edgar selalu acuh tak acuh dengan mereka. Diantara mereka hanya ada satu yang masih bertahan untuk berusaha mendekati nya, yaitu Pangeran Zaid dari Kerajaan Pyr. Dia tetap berusaha untuk mendekati Edgar.
Sebenarnya Edgar pun ingin berteman dengan Zaid. Namun, rasa gengsi yang menguasai dirinya menjadikan nya selalu menolak
Tak terasa malam hari pun tiba, kini Edgar sedang berada di ruangan pribadi milik orangtua nya yang hanya diketahui oleh mereka saja. Tidak ada orang yang mengetahui nya. Karna tempat ini sangat terlarang bagi orang luar dan juga sangat rahasia
"Ada apa sebenarnya Ayah?" Tanya Edgar kepada Raja Villant
Raja Villant memberikan Edgar sebuah buku yang sangat tebal.
"Begini Edgar, kemarin peramal Kerajaan memberitahu Ayah mengenai takdirmu"
"Mengenai takdirku? Maksudnya?" Tanya Edgar tidak mengerti
"Kau pasti sudah tahu kan mengenai Genesis?" Tanya Raja Villant dan Edgar mengangguk
"Sepertinya kau akan menjadi seorang Genesis" Lanjut nya
"Aku? Bagaimana bisa Ayah? Bulan purnama bahkan belum muncul. Itu berarti aku belum tentu menjadi seorang Genesis" Bantah Edgar. Sebab menjadi Genesis tidak mudah. Sudah cukup tanggung jawab nya menjadi seorang Raja selanjutnya di Kerajaan Zamora. Dia tidak ingin beban nya bertambah
"Iya Ayah tahu. Tapi takdirmu sudah ditentukan Edgar. Peramal Kerajaan memberikan Ayah buku itu dan disana tertulis jelas mengenai takdirmu" Jawab Raja Villant yang membuat Edgar terburu-buru membuka Buku kuno yang ada dihadapannya itu untuk membuktikan ucapan Ayahnya
Sampai ketika pada halaman pertengahan terdapat kertas yang bertuliskan Takdir Penerus Kerajaan Zamora. Edgar mulai membaca dengan teliti isi kertas tersebut.
Takdir Penyempurna Artemis
Pada malam bulan purnama ke-100, akan terpilih seorang Genesis kuat yang mampu menjaga kedamaian dunia bersama seorang Artemis.
Genesis itu hanya akan dipilih jika memiliki garis keturunan murni dari pernikahan antara Lexis dan Netta yang menghasilkan kekuatan hampir menyerupai Artemis. Yang dimana nanti nya, dia akan menjadi penyempurna kekuatan Sang Artemis untuk menjaga perdamaian dunia.
Takdir ini tidak dapat dihindari maupun ditolak oleh Sang Pemilik. Jika Sang Pemilik mencoba untuk melawan takdir, maka Sang pemilik kekuatan Artemis tidak akan sempurna dan tidak bisa seutuhnya menjaga keseimbangan dunia
Edgar yang membaca itu terkejut. Jadi bahkan sebelum dirinya lahir ke dunia ini, takdir nya sudah ditentukan? Dan apa? Dia akan menjadi penyempurna Artemis? Apa maksud nya dia akan menjadi pendamping Artemis begitu?
Ketika dia membaca jika takdir nya sebagai keturunan murni antara Lexis dan Netta, itu membuatnya semakin frustasi sebab di Planet ini hanya dia yang memiliki keturunan tersebut.
Ibu nya adalah Lexis, sebutan untuk orang yang memiliki kekuatan Sihir. Sedangkan Ayahnya seorang Netta berdarah murni hasil pernikahan antara Kakek dan Nenek nya yang juga merupakan seorang Netta
Tapi disisi lain ia juga tidak bisa menolak takdir ini. Mau tidak mau Edgar harus menerima nya.
Seperti yang disebutkan, jika ia menolak takdir maka Sang Artemis tidak akan menjadi sempurna. Dan itu akan membuat Planet Veranus tidak seimbang.
Edgar masih menatapi lembaran itu.
"Lalu, apa yang harus hamba lakukan Yang Mulia?"
Raja Villant yang mendengar Edgar berbicara formal itu tersenyum. Jika Edgar sudah berbicara formal kepadanya berarti ia sedang menunggu perintah dari nya sebagai seorang bawahan kepada Sang Raja. Bukan sebagai seorang anak yang meminta perintah kepada Ayah nya
"Kau hanya perlu menunggu sampai bulan purnama tiba Pangeran. Pada saat itu kekuatanmu akan muncul. Lalu kau pergilah ke Slyford Academy" Ucap Raja Villant dengan lantang
"Baik Yang Mulia" Jawab Edgar sambil berlutut hormat
Ratu Bella yang melihat anak nya seperti itu sebenernya tidak tega. Ia harus melihat anak satu-satunya harus menghadapi takdir yang tidak biasa. Ia dapat melihat dari raut wajah Edgar bahwa dia seperti terpaksa untuk menerima takdir itu. Tapi Dia pun tidak bisa melakukan apapun, karna di dunia ini tidak ada takdir yang bisa dilawan
Ratu Bella beranjak dari duduk nya dan menghampiri Edgar yang masih dalam posisi berlutut kepada Raja Villiant.
Kemudian ia memeluk Edgar dengan rasa sayang sambil mengelus pun dah nya dengan lembut memberikan ketenangan kepada Edgar
Raja Villant melihat istrinya memeluk Edgar, ia pun menghampiri dan ikut memeluk Edgar memberikan ketenangan kepada anak satu-satunya. Anak yang akan menjadi penerus nya dimasa depan
***
Next
Terima Kasih mohon dukungannya untuk Artemis