Chereads / Suamiku pilihan ayah / Chapter 27 - 27. Mengatakan sesuatu

Chapter 27 - 27. Mengatakan sesuatu

Sesampainya di kasir Jihan terlihat ingin membayar pakainya namun dilarang oleh Reza.

"Kamu mau ngapain?"tanya reza.

"Mau bayarlah."ucap jihan kesal.

"Biar aku yang membayarnya."ucap Reza.

"Terserah."ucap Jihan cuek.

Setelah selesai membayar pakainya di kasir butik, Reza dan Jihan berlalu pergi meninggalkan butik menuju mobil Reza dengan reza membawa dua paper bag berisi pakaian pernikahan, sesampainya dimobil Reza dan jihan langsung masuk kedalam mobil dengan Reza menyetir mobilnya menuju perusahaan company fernandez group.

Saat dalam perjalanan menuju perusahaan company fernandez group terlihat ponsel jihan berbunyi, jihan langsung mengambil ponselnya tertera nama dilayar ponselnya Ibrahim Yudistira, jihan seketika menjawab panggilan dari Ibrahim.

"Halo, assalamualaikum."ucap jihan lembut.

"Waalaikum salam han." ucap ibrahim disebrang telepon.

"Ada apa him?"tanya jihan.

"Han, gue mau ketemu sama lho."ucap ibrahim.

"Ketemu sama gue?"tanya jihan ulang.

"Iya gue mau ketemu sama lho, ini gue lagi menuju perusahaan lho."ucap ibrahim.

"Ngapain lho ke perusahaan gue?"tanya Jihan.

"Mau ketemu sama lho lah, ya udah kalau gitu gue tutup dulu."ucap ibrahim.

"Tapi him."ucap jihan langsung dipotong ibrahim.

"Assalamualaikum."ucap ibrahim langsung mematikan ponselnya.

"Waalaikum salam."ucap Jihan mendengus kesal.

Reza sedari tadi hanya mendengarkan pembicaraan Jihan di ponselnya, hingga ia bertanya kepada jihan.

"Siapa yang nelepon kamu? kok kamu terlihat kesal habis telponan dengan nya?"tanya Reza melirik sekilas jihan.

"Teman, saya kesal belum selesai saya bicara udah di matikan."ucap jihan cuek.

"Laki- laki atau perempuan?"tanya Reza penasaran.

"Laki- laki."ucap jihan.

"Cuma teman tidak lebih?"tanya reza penasaran.

"Maksudnya, mas reza apa ya?"tanya jihan melihat reza.

"Maksud saya, teman dekat kamu."ucap reza.

"Iya."ucap jihan.

Reza tampak diam saat perkataan Jihan, ia tak lagi bicara dengan jihan sepanjang perjalanan menuju perusahaan company fernandez group.

Hampir beberapa menit mengendarai mobilnya terlihat mobil Reza sampai di depan perusahaan company fernandez group, sejenak reza memberhentikan mobilnya.

"Mas Reza, terima kasih sudah mau menemani dan mengantar kan saya."ucap jihan.

"Hem."ucap reza cuek.

Setelah percakapan dengan reza, tampak jihan langsung keluar dari dalam mobil Reza dengan membawa paper bag nya, jihan jalan menuju masuk ke dalam gedung perusahaan company fernandez group, sedangkan reza berlalu pergi meninggalkan gedung perusahaan company fernandez group.

Sesampainya di dalam gedung perusahaan company fernandez group jihan seketika melihat ibrahim sedang duduk di sofa lobby perusahaan, jihan pun langsung menghampiri Ibrahim yang tengah duduk disofa.

"Him?"panggil jihan.

Seketika ibrahim melihat orang yang memanggilnya.

"Jihan, udah lama kita gak bertemu lho makin cantik aja."ucap ibrahim berdiri dari duduknya.

"Hem."ucap jihan singkat.

"Han, lho habis dari mana dan itu apa?"tanya Ibrahim menunjuk paper bag di tangan jihan.

"Pergi ada urusan, ini pakaian gue baru beli."ucap jihan cuek.

"Oh...lho kok gak bilang sama gue kalau lho lagi pergi?"tanya ibrahim

"Him, gimana gue mau bilang sama lho sedangkan lho aja belum selesai gue ngomong lho langsung matikan aja telpon nya."ucap jihan kesal.

"Iya juga ya, maaf y han."ucap Ibrahim merasa bersalah.

"Hem."ucap jihan singkat.

"Lho ada urusan apa han?"tanya Ibrahim.

"Mau tau aja lho, urusan gue apa."ucap jihan.

"Lho kok gitu sih han, bicaranya sama gue."ucap ibrahim.

"lho itu bukan siapa- siapa gue jadi lho gak perlu tau tentang gue dan kehidupan gue."ucap jihan kesal.

"Gue kan teman lho han."tanya ibrahim.

"Jadi kalau gue teman lho, apa harus gue selalu cerita ke lho him tentang gue dan kehidupan gue?"tanya jihan.

"Enggak juga sih."ucap Ibrahim.

"Ya sudah, Jadi intinya lho mau ketemu gue disini ada perlu apa?"tanya jihan.

"Gue mau bicara sama lho han."ucap Ibrahim.

"Bicara aja."ucap jihan cuek.

"Tapi gue gak mau bicara disini han."ucap ibrahim santai.

" Jadi, lho maunya bicara dimana?"tanya jihan.

"Di cafe gitu han."ucap Ibrahim.

"Gue gak bisa him kalau bicaranya di cafe, gue lagi banyak kerjaan di perusahaan kalau lho mau bicaralah sekarang."ucap jihan.

"Please han, lho mau ya ke cafe sama gue han?"ucap ibrahim.

"Memangnya apa yang mau lho bicarakan sih sama gue him, harus ya ke cafe segala, kenapa gak disini aja?"ucap jihan.

"Han gue ngajak lho ke cafe biar lebih enak kita berdua bicaranya, soalnya gue gak mau dilihat karyawan lho."ucap ibrahim.

"Him, lho itu aneh ya kalau karyawan gue melihat lho itu berarti mereka masih punya mata him, kalau lho memang gak mau di lihat karyawan gue lho gak usah datang kesini."ucap jihan kesal.

"Tapi han, maksud gue itu"ucap Ibrahim langsung di potong jihan.

"Him, kalau lho mau bicara sama gue sekarang ini bicaralah, kalau lho enggak mau bicara juga gue akan pergi ke ruangan gue."ucap Jihan.

"Baiklah han, gue akan bicara sama lho."ucap ibrahim.

"Hem."ucap Jihan.

"Han, gue sebenarnya suka dan ingin lho jadi."ucap Ibrahim terbata - bata.

"Jadi apa him?" tanya Jihan penasaran.

"Lho jadi kekasih gue han."ucap Ibrahim to the poin.

"Maaf him, gue gak bisa menerima lho jadi kekasih gue dan satu lagi gue tau kalau lho itu mendekati gue hanya menginginkan harta gue aja."ucap jihan berlalu pergi meninggalkan Ibrahim.

"Han, kenapa lho bicaranya seperti itu sama gue." ucap Ibrahim mengejar langkah jihan dari belakang.

"Him, lho itu jangan berpura - pura lagi sama gue ."ucap Jihan.

" Han, gue tulus suka sama lho dan gue menginginkan lho jadi kekasih gue."ucap Ibrahim.

" Him, lho itu berbohong suka sama gue."ucap Jihan berlalu pergi meninggalkan Ibrahim.

Seketika Ibrahim diam saat perkataan Jihan, ia hanya melihat kepergian Jihan meninggalkan dirinya hingga jihan tak terlihat lagi punggungnya di mata Ibrahim.

Setelah Jihan tak terlihat lagi dimata Ibrahim, ia langsung jalan keluar dari gedung perusahaan company fernandez group menuju parkiran untuk mengambil motor nya, selama dalam perjalanan menuju motornya Ibrahim terlihat bergumam sendiri hingga ia dilihat oleh karyawan perusahaan jihan.

"Kenapa Jihan berkata seperti itu, apa dia tau kalau gue suka sama dia karena hartanya saja, ah sial."gumam Ibrahim.

Sesampainya di motornya, Ibrahim langsung menaiki dan melajukan motornya menuju pulang ke rumahnya.

Kini terlihat Jihan sudah menduduki kursi kebesaran nya sebagai CEO dan melanjutkan pekerjaannya, ia sama sekali tidak memikirkan apa perkataan Ibrahim kepadanya menurutnya perkataan Ibrahim angin lalu bagi ya.

Maaf ya🙏 kalau author lama up nya soalnya author punya pekerjaan yang lain...

Komen yang positif biar author tambah semangat!!!