Chereads / Ardlan / Chapter 2 - Aku

Chapter 2 - Aku

jujur saat ini aku bingung bagaimana cara memulainya. karena ini bukanlah cerita khayalanku, atau sekedar ilusi semata. ini adalah aku, tentang aku.

saat pertama kali orang melihatku, pasti pernah berfikir aku adalah anak yang ceria. sangat ceria hingga pasti mereka rasa aku tak pernah memiliki masalah atau beban didalam hidupku. tentu saja tidak . yang sebenarnya terjadi aku adalah anak dari salah satu keluarga dengan perekonomian yang sangat rendah. bahkan untuk esok harinya kami harus memfikirkan bagaimana caranya agar kami makan. sebegitu rendahkah keadaan kami?

kita tidak akan pernah bisa memilih siapa yang akan melahirkan kita, tidak akan bisa memilih kita dilahirkan dari keluarga mana. yang bisa kita lakukan hanyalah menjalani kehidupan ini dengan baik. agar nantinya tidak akan merasa penuh penyesalan.

lalu mengapa mereka bisa menyebutku wanita yang sangat ceria? karena aku menutupi semua penderitaanku. saat aku masih duduk di kelas sekolah dasar. aku selalu di ejek teman seusiaku.

"hei lily si anak miskin. wajah dekil dan kulit gelap.. seperti anak hantu." ejek salah satu temanku bernama Mail. dia adalah lelaki kurus dan selalu mengejek ku setiap hari.

kulitku hitam dan gelap disebabkan karena terlalu lama dibawah terik matahari, menghabiskan waktu untuk mengambil rumput untuk dijual. sungguh bahagia bisa membantu perekonomian orangtua ku meskipun dampaknya terdengar sangat tidak menyenangan ketika disekolah.

ejekan itu terus saja menggannggu pikiranku. bukannya aku malu dengan apa yang dia ucapkan. bagiku, mengapa aku harus malu dengan perbuatan yang sebenarnya memang ku lakukan? dan asal aku tidak membebani kehidupannya kenapa aku marah. hanya saja aku merasa terganggu dan ingin menghindari pertengkaran dan ejekan darinya.

hingga kenaikan kelas pun tiba aku memutuskan untuk sekolah dikota. tapi bukan sekolah yang berkelas dan memiliki reputasi tinggi. namun, kelas ini hanyalah untuk anak orang miskin yang tak mampu membiayani anaknya untuk ke jenjang yang lebih tinggi. aku bertekat sekolah apapun pasti akan sangat menyenangan apabila dijalani dengan hati yang tenang dan senang.

untuk pertemanan pun diawali di sekolah baruku ini. aku mendapat kebahagiaan, keceriaan, bahkan aku seperti mendapatkan sinar yang baru untuk kehidupan ini. berbagai motivasi terus saja mendorong semangatku untuk tetap maju dan terus maju.

belajar sungguh-sungguh hingga aku bisa mendapat prestasi yang luar biasa baik di akademik maupun non akademik.

tapi sayang. aku tak mendapat dorongan yang lebih untuk terus meraih mimpiku. ayah dan ibuku melarang keras untukku belajar lebih jauh lagi. hanya membiarkanku sampai batas ini . sekolah menengah atas saja yang kuselesaikan. dan akhirnya aku memutuskan untuk bekerja.

dimulai membuat lamaran pekerjaan hingga tak kunjung diterima. sudah beberapa amplop yang sudah ku isi dengan data pribadiku semuanya ditolak sia-sia. mungkin karena aku hanyalah anak lulusan SMK yang yang tidak memiliki gelar apapun dibelakang namaku.

aku bukanlah orang yang mudah menyerah dalam satu masalah. aku memutuskan untuk pergi ke toko kosmestik dengan bermodalkan nekal. baju yang ku kenakan pun adalah baju yang sama untuk melamar pekerjaan lainnya. berharap ini satu satunya pekerjaan yang bisa menerimaku. dengan syarat masuk yang menurutku sudah sesuai dengan kemampuan yang kumiliki.

"mulai besok kamu bisa bekerja disini." jawab pria china itu kepadaku.

dia adalah koko, pimpinan toko kosmetik ini. sangat baik dan ramah. berasal dari china dan sukses di indonesia. tokonya memiliki berbagai cabang dikotaku.

mungkin aku mengira ini pekerjaan yang tak sulit. hanya menyodorkan beberapa produk kecantikan pasti mudah bagiku untuk melakukannya. ternyata tidak. kendalanya bukan seperti itu. aku terlalu diam dan terlalu malu disana. tingkat kepercayaan diriku di uji disana. bahkan senior ku selalu membentak dan memarahiku.

mungkin beberapa saat aku masih bisa terdiam untuk melihat mereka membentak ku. tapi kemudian koko memanggilku ke dalam ruangannya.

"kamu lihat kan banyak pelanggan?"

"iya ko.. salah saya apa?"

"kamu tidak melayani dengan baik, salah satu karyawan saya yang lain mengeluh tentang kamu. kamu tidak kompeten. maaf kamu terlalu banyak membuat onar dan kesalahan. kamu.."

"maaf ko, ..." selaku. "saya mengundurkan diri saja dari pekerjaan ini. saya capek ko. wajar saya masih banyak salahnya. saya masih baru lulus sekolah. ilmu saya masih kurang banyak. maka dari itu saya belajar disini. tapi sepertinya semua karyawan koko tidak ada yang bisa membiarkan saya untuk belajar. saya capek ko dijadikan bahan kesalahan padahal saya tidak berbuat kesalahan apapun. saya mengundurkan diri. permisi" jawabku tegas lalu kemudian melangkah pergi.

itu adalah pertama kalinya aku bekerja. entah pikiranku dari mana sampai melepaskan pekerjaan ini. seharusnya aku sedikit lebih bersabar lagi. pasti aku bisa menguasai semua pekerjaan ini. tapi emosi dan amarah tidak bisa kubendung lagi.

pekerjaan kedua ku datang dari salah satu teman SMK ku. ia menawarkan pekerjaan di salah satu Produsen interior rumah. bagiku ini adalah pekerjaan yang sulit. fikirku ini tidak mungkin bisa ku lalui. tapi, hanya ini lowongan yang saat ini aku punya. denga. bermodal tekat aku memulainya lagi dan tepat sasaran. aku diterima bekerja.

bos yang sangat baik adalah impian semua karyawan. dan aku mendapatkannya. pekerjaanku pun tak sulit dilakukan. hanya memotong beberapa kain dan diberikan kepada anak yang ditugaskan untuk menjahit. beberapa seniorku tak pernah memarahiku bahkan waktu aku salah memotong motif kain pun tak menjadi masalah besar.

aku menekuni pekerjaan ini hingga 3 bulan sudah berlalu.

"kemampuan kamu udah sangat bagus, dan saya lihat kamu punya potensi lebih selain itu."

"maksudnya bagaimana ya mbak?" tanyaku pada bos cantik yang ada didepanku.

"saya lihat di instagram kamu banyak video lucu buatan kamu sendiri ya. kamu bisa akting dan kamu bisa bersosial media."

"iya mbak. saya suka sosial media. karena disitu kita bebas ber ekspresi."

"saya mau kamu jadi fotografer saya, sekaligus kamu akan saya jadikan otak dari toko saya. nanti saya akan kenalkan kamu dengan semua kenalan saya yang ahli dalam bidang tersebut. dan kamu harus mau belajar dari mereka."

dengan bersemangat aku menyetujui semua yang ditawarkan bosku. hingga karir ku dimulai dari itu.

tapi ternyata tak semua seindah yang direncanakan. memang benar pekerjaanku sekarang jauh lebih baik tapi tidak begitu baik dengan semua teman kerjaku.

mereka menganggapku berbeda. mereka iri dengan apa yang aku miliki. hingga terkadang aku mendengar ucapan mereka yang sering kali menyakiti hatiku. hingga suatu saat aku membawa ponsel fasilitas toko yang ku letakkan dibawah tasku yang kusambungkan dengan ponsel milikku sendiri. sehingga ketika aku keluar aku bisa mendengar segalanya.

begitu buruk perkataan mereka kepadaku. apa mereka lupa dengan apa yang sudah kulakukan untuk mereka.

pekerjaan ini semakin lama semakin memanas. bukan karena posisiku. tapi karena lingkungan yang tidak mendukungku untuk tetap berada disini. aku berusaha untuk mendapat pekerjaan lain yang bisa membuatku nyaman. meski terdengar sulit untuk ku gapai. tapi aku terus mencobanya hingga aku bertemu dengan teman lamaku.

"diva.." teriaku pada wanita yang berjalan kearahku.

"lily.. ngapain lo kesini?" jawabnya.

"aku cari lowongan kerja nih."

"ditempat aku kerja, ada lowongan. mau nggak kerja di tempat aku? tapi kerjaanya berat."

"kerjaan apapun aku pasti mau kok."

"besok mulai kerja ya.." jawabnya.

dengan senang hati aku menerima tawarannya dan besok ku pastikan pekerjaan ini akan jauh lebih baik. aku percaya itu.