Chereads / Melgalen / Chapter 4 - Rumah Sakit

Chapter 4 - Rumah Sakit

-Ura-

Malam ini aku sedang duduk di ranjang rumah sakit, dan kepalaku masih terasa sakitnya.

"ugghhh, kepala gua udh kayak mau meledak, kenapa kalo denger suara itu buat gua sakit ya?" eluh ku.

"cihh, sekarang seharusnya gua udh ada di rumah, kangen kasur kesayangan :'(" ucapku sedih.

Aku masih memikirkan perkataan 𝘉𝘢𝘺𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯 ku tadi, apa benar benar aku harus mencari dia? aahh tidak mungkin, pasti dia akan mendatangiku sendiri tapi, itu terlihat sedikit menyeramkan.

"haihhh gua mau keliling keluar aja deh" pasrah ku.

Akhirnya aku beranjak dari ranjang rumah sakit dan menuju keluar pintu. Karena aku bosan dan tidak tertarik di kamar itu. Akhirnya aku sudah berjalan keluar walau terotah atih.

"eh non, mau kemana?" ucap salah satu perawat.

"keliling" ucapku singkat.

"baik, saya temani" tawar perawat itu.

"gak usah, saya bisa sendiri" ucapku acuh.

"𝘤𝘪𝘩, 𝘥𝘢𝘴𝘢𝘳 𝘱𝘢𝘴𝘪𝘦𝘯 𝘨𝘢𝘬 𝘵𝘢𝘶 𝘥𝘪𝘳𝘪" gumamnya sembari mengumpat.

"hei mbak" ucapku sembari balik badan.

"ii-iya?" ucapnya gerogi.

"kuping saya sensitif loh, mending sekarang pergi daripada mengumpat gk jelas di belakang saya" peringat ku.

"ba-baik, maafkan saya" ucap perawat itu dan langsung pergi.

"ckckck kurang jago ngumpet nya" gumamku.

...

Akhirnya aku pun berkeliling di sekitar rumah sakit, walau sudah malam dan angin di luar sangat dingin, aku tetap ingin di luar saja. Bintang yg berkilauan, bulan yang indah dan terang, Aku seperti disinari oleh bulan itu, dan aku tidak merasa sendiri, bulan itu seperti temanku ,dan begitu juga bintang. Ntah mengapa aku lebih tertarik dengan benda mati dibandingkan benda hidup.

"hahhh, andaikan kamu di sini melgalen-" ucapku terhenti.

'𝘞𝘈𝘐𝘛! 𝘮𝘦𝘭𝘨𝘢𝘭𝘦𝘯 𝘴𝘪𝘢𝘱𝘢? 𝘨𝘢𝘬 𝘮𝘶𝘯𝘨𝘬𝘪𝘯 𝘬𝘢𝘯 𝘪𝘵𝘶 𝘵𝘪𝘣𝘢 𝘵𝘪𝘣𝘢 𝘬𝘦𝘭𝘶𝘢𝘳 𝘴𝘦𝘯𝘥𝘪𝘳𝘪?' batinku.

"𝘪𝘺𝘢 𝘪𝘵𝘶 𝘯𝘢𝘮𝘢𝘬𝘶 𝘭𝘢𝘳𝘺𝘯𝘢, 𝘮𝘦𝘭𝘨𝘢𝘭𝘦𝘯, 𝘪𝘵𝘶 𝘯𝘢𝘮𝘢𝘬𝘶" suara itu lagi.

"aaaaghhhhh, jangan muncul disaat aku sedang tidak ingin!" bentak ku.

Untung di sini tidak terlalu ramai, jadi aku bisa sedikit tenang, aku tidak menyangka akan dapat jawaban seperti itu.

"haissshh itu apaan tadi? buat kepala gua sakit lagi" ringis ku.

Aku tidak ingin di rumah sakit sebenarnya tapi, karena Bu Fitri aku harus menetap di rumah sakit ini, haihhh kenangan itu seakan melekat di kepala ku, rasanya ingin ku lenyapkan saja kepala ku ini.

"jangan datang lagi ya suara, kalo gak nanti gua gak bisa tidur malam ini" ucapku memeringati.

Sudahlah di luar sama saja dengan di dalam, lebih baik aku tidur secepatnya, aku tidak ingin di ganggu oleh suara itu lagi. Aku bermohon agar tidak di dengarkan suara yang menyakitkan kepala ku. itu hanya mengganggu ketenangan ku.

Akhirnya aku beranjak pergi dari bangku taman RS, dan berjalan masuk ke rumah sakit. Aku melihat sekelebat bayangan lewat di belakangku.

'𝘸𝘩𝘢𝘵𝘵!! 𝘢𝘱𝘢 𝘢𝘱𝘢𝘢𝘯 𝘪𝘵𝘶 𝘵𝘢𝘥𝘪?! 𝘣𝘢𝘺𝘢𝘯𝘨𝘢𝘯? 𝘯𝘨𝘦𝘳𝘪' batinku.

Akhirnya aku buru buru naik ke lift, dan memencet tombol ke lantai kamarku, aku tidak menyangka , aku akan dapat melihat bayangan tadi, Seram. Akhirnya aku sampai di kamar ku, dan aku pun langsung menutup pintu dan menuju keranjang rumah sakit. Dan akhirnya aku tertidur lelap dengan sangat lelap.