Levi mengusap air keringat yang menetes di pelipisnya. Ia meletakkan sapu lidi yang ada di genggamannya ke sembarang arah, lantas Levi berjongkok di sana seraya menatap punggung seseorang yang tengah membungkuk di depannya.
Masih sangat jelas di ingatan Levi tentang kejadian tadi pagi. Kejadian yang membuatnya harus rela bersusah-susah menyapu halaman sekolah dan mengumpulkan daun-daun dengan seikat lidi.
Tentu saja Levi masih tak percaya jika cowok yang sedang menyapu di depannya itu, cowok kutu buku yang ia kira tidak bisa membela dirinya itu rupanya berbanding tetbalik dengan faktanya. Lamunan Levi harus terbuyarkan karena sebotol air mineral yang tiba-tiba di hadapannya.
Levi mendongakkan kepalanya dan mendapati Anan yang berdiri di depannya seraya mengulurkan botol air mineral itu. Levi mengedarkan pandangannya kesekitar yang ternyata sudah bersih.
"Anggap itu ucapan terimakasih gue" ujar Anan seraya tersenyum tipis.
Levi menatap Anan dengan tatapan yang sulit terbaca, ia mengabaikan botol yang disodorkan oleh Anan kepadanya sehingga Anan sedikit menggoyangkan botol tersebut dan membuat Levi tersentak.
Levi mengedipkan matanya beberapa, Lalu dengan ragu-ragu Levi meraih botol yang disodorkan oleh Anan. 'Tidak ada salahnya bukan? Toh gue juga haus' pikir Levi. Lalu Anan berlalu dari sana dan menyisakan Levi yang madih berjongkok di atas tananh.
Levi menatap punggung Anan yang semakin lama semakin menjauh. Cewek itu membuka penutup botol tersebut dan meneguk isinya, lalu setelah itu ia perlahan melangkahkan kakinya menjauh dari tempatnya tadi, dan menapaki lantai koridor yang sepi.
Langkah kaki Levi membawa cewek itu ke UKS sekolah yang berada di lantai satu dekat lapangan basket. Dalam keadaan seperti ini memang paling enak untuk tidur di UKS dari pada harus mendengarkan ocehan guru yang mengajar.
Levi memeasuki UKS yang sepi itu, dan mendaoati Anan yang sudah berbaring di salah satu bangkar UKS. Levi hanya melihatnya acuh, lalu ia juga ikut membaringnya dirinya di bangkar yang terletak di samping bangkar Anan.
"Lo nggak ke kelas?" ujar Anan bertanya tanpa menoleh dan tetap memejamkan matanya.
"Lo sendiri juga nggak ke kelas" balas Levi, ia mulai memejamkan matanya, menikmati kesunyian yang ada hingga ia tertarik ke alam mimpi.
●○●○●○●○
Setelah setengah hari belajar akhirnya jam istirahat yang paling di nanti nanti semua murid tiba waktunya.
Kini Levi sudah duduk di salah satu bangku yang terdapat di kantin, di depannya sudah ada Dira, David, dan Anan di depannya. Mereka sama-sama tengah menunggu Rachel yang sedang mengantri.
"Lo dari mana aja Lev?" Tanya Dira memulai obrolan karena cewek itu tahu betul dengan sikap Levi yang tidak akan pernah mau membuka obrolan dan ia tak ingin hanya duduk seraya diam saja.
Levi mendongakkan kepalanya dan menatap Diral, "Di UKS"
"Lah ngapain lo di sana?" Dira menatap Levi dengan bingung.
"Tidur" ujar Levi santai.
Dira menganggukkan kepalanya mengerti lalu cewek itu kembali menatap Levi, "Lo tadi telat bareng Anan ya? "
Levi menganggukkan kepalanya menjawab pertanyaan dari Dira.
"Lah iya, tumban lo telat Nan?"
Levi dan juga Dira sama-sama menoleh ke asal suara dan mendapati David dan juga Anan yang sudah duduk. Lalu tak lama kemudian Rachel datang dengan nampan di tangannya.
Anan menatap Levi sekilas lalu beralih menatap bawah, "Hmm, tadi ada masalah sedikit"
David menganggukkan kepalanya, tangan cowok itu mengambil segelas jus yang ada di samping kirinya tanpa permisi.
"Lev, itu muka lo kok lebam lebam, sama muka Anan juga" Tanya Rachel yang baru saja Duduk di depan Levi.
"Tadi di jalan ketemu sama preman yang malakin duit" balas Levi santai. Cewek itu menyeruput minumannya.
"Jadi karena itu lo sampe telat?" Tanya Rachel.
Levi menganggukkan kepalanya sekilas, matanya melirik ke arah Anan yang duduk di samping kanan David.
David yang masih menatap Levipun mengikuti arah pandanga cewek itu. David mengernyitkan dahinya, cowok itu menatap wajah Anan membuat Anan merasa tak nyaman karena ditatap seperti itu oleh David.
Anan meringis dan menepis tangan David ketika jari telunjuk David dengan jail menekan sudut bibirnya yang terluka.
"Sakit ya?" ujar David seraya terkekeh.
Anan menghela napasnya cowok itu berdehem sinngkat.
"Bego lu!" kata Dira seraya menoyor kepala David.
"Gimana ceritanya kalian bisa di palakin barengan?" Tanya Rachel kepo.
Levi menghela napasnya pelan, ia menusuk satu bulat bakso dengan garpunya kalau menyiapkan kemulut Rachel, "bacot ah kaya Dora"
"Hahah, mamam tuh Bakso!" ledek David.
bersambung...