Xiao Yi terperangah saat mereka mengeluarkan beberapa barang yang sudah usang dari dalam rumah. Anak buah rentenir itu bahkan tidak segan untuk merusak beberapa barang lainnya.
"Jika kau mau, aku akan melunasinya sekarang," bisik Li Zheng Yu sembari tersenyum penuh arti.
Xiao Yi melempar tatapan sinis ke arah Li Zheng Yu. Ingin rasanya sekarang mencakar wajahnya yang terlihat masih rupawan itu. Beraninya dia mengambil kesempatan di dalam kesempitan. Sungguh Xiao Yi tak habis pikir ada pria semacam itu.
"Tuan, aku mohon jangan rusak barang-barang peninggalan kedua orang tuaku." Fang Yin tiba-tiba saja berlari kemudian memeluk kaki rentenir tua itu.
"Fang Yin, apa yang kau lakukan?" teriak Xiao Yi dengan perasaan tidak suka. Tidak rela melihat Fang Yin yang mengemis kepada seorang pria tua.ย
"Tuan, bagaimana jika kau menikahiku?" ujar Fang Yin tanpa memperdulikan Xiao Yi.
Xiao Yi terbelalak lebar mendengar apa yang baru saja sahabatnya katakan.
"Fang Yin, cepat berdiri. Harga dirimu tidak serendah itu sehingga mau dinikahi pria tua bangka seperti dia," cibir Xiao Yi sambil memandang jijik ke arah rentenir. Tiba-tiba teringat kembali pernikahannya dulu. Mungkin kalau ia tidak kabur pasti nasibnya sangat buruk. Harus merawat pria tua dan anak-anaknya. Membayangkannya saja Xiao Yi bergidik ngeri.
"Apa kau bilang?" ujar rentenir dengan geram. Pria itu hendak memukul Xiao Yi tapi sebelum berhasil menyentuhnya, Li Zheng Yu sudah menahan tangannya terlebih dahulu.
"Tidak usah berbuat kasar pada wanita," ujar Li Zheng Yu dengan sarkas lalu menghempaskan tangan sang rentenir dengan kasar.
"Ughhh," ujar sang rentenir sambil memicingkan matanya.
Xiao Yi mematung hingga beberapa saat. Cukup tersentuh karena Li Zheng Yu sudah membantunya.
"Kenapa kau menghentikanku? Aku harus menyelamatkan rumah ini," ujar Fang Yin.
"Biarkan aku saja yang melakukannya," ucap Xiao Yi sembari menghela nafas berat. Meski sangat menjijikkan tapi setidaknya tampang Li Zheng Yu masih jauh lebih tampan.ย
Xiao Yi segera berbalik badan untuk menghadap ke arah Li Zheng Yu.
"Baiklah, aku menyetujuinya," ucap Xiao Yi sembari mengerucutkan bibirnya. Yang terpenting sekarang adalah menyelamatkan rumah Fang Yin terlebih dahulu. Urusannya dengan Li Zheng Yu akan diurus nanti.
"Apakah kau yakin?" ujar Li Zheng Yu. Bibirnya menyeringai penuh arti.
"Tentu saja," ucap Xiao Yi ketus. Membayangkannya saja sudah membuatnya jijik.
Li Zheng Yu kemudian meminta anak buahnya mengambil uang kembali ke dalam mobil.
Yuwen langsung menyerahkan uang yang dibawanya kepada rentenir tersebut. Kesepakatan pun terjadi, akhirnya hutang-hutang orang tua Fang Yin sudah lunas.
Fang Yin sangat senang setelah rentenir sudah itu pergi bersama anak buahnya. Akhirnya ia bisa menjaga peninggalan kedua orang tuanya dengan baik.
"Tuan, aku sangat berterima kasih padamu," ucap Fang Yin sembari menundukkan kepalanya pada Li Zheng Yu.
Xiao Yi hanya memutar bola matanya melihat Fang Yin yang sangat berterima kasih pada pria tua yang licik seperti Li Zheng Yu. Bahkan saat melihat Li Zheng Yu yang tersenyum penuh kemenangan membuatnya ingin memukul kepalanya.
"Tidak masalah, berterima kasihlah pada temanmu itu," tukas Li Zheng Yu.
"Apa maksud anda?" tanya Fang Yin dengan dahi berkerut.
"Tanyakan saja padanya."Li Zheng Yu melempar senyum penuh kemenangan karena akhirnya bisa membuat Xiao Yi bertekuk lutut padanya.
"Apakah kau?" Fang Yin sepertinya mengetahui apa yang dimaksud oleh Li Zheng Yu.
"Ini tidak seperti yang kau pikirkan," sanggah Xiao Yi.
"Xiao Yi, mulai malam ini kau harus tinggal di rumahku. Kau tidak perlu membawa apapun karena aku akan menyiapkan semuanya." Li Zheng Yu melipat tangannya di dada.
"Hei, tidak bisakah menunggu sampai besok pagi?" getutu Xiao Yi sembari berkacak pinggang. Jika dirinya memiliki banyak uang, tidak sudi harus mengemis pada pria tua di depannya.
"Bisa saja kau kabur setelah ini. Setelah kulihat kau bukan seperti gadis yang polos," ujar Li Zheng Yu sembari tersenyum miring.
"Kau pikir aku seorang pembohong? Baiklah sekarang juga kalau perlu kita melakukannya di sini," tukas Xiao Yi sarkas dengan dada yang naik turun. Membayangkannya tidur satu malam dengan Li Zheng Yu membuatnya bergidik ngeri.
"Xiao Yi, apa maksudmu?" tanya Fang Yin.
"Fang Yin, untuk sementara aku akan tinggal di rumah Tuan Li. Aku harus mengasuh Mei-Yin untuk sementara waktu," terang Xiao Yi. Tadinya berniat akan berbohong kepada Fang Yin tapi ia pasti akan merasa curiga.
"Jadi kau menerima menjadi seorang pengasuh?" ujar Fang Yin dengan mata berkaca-kaca. Tiba-tiba perasaannya jadi tidak enak karena Xiao Yi tidak suka dengan anak-anak.
"Ini hanya sementara saja. Nanti aku akan membuat anak itu tidak menyukaiku," bisik Xiao Yi agar Li Zheng Yu tidak mendengar apa yang dikatakan olehnya.
"Xiao Yi, aku sedih kita tidak akan tinggal serumah," ujar Fang Yin.
"Tidak usah cemas, kau bisa mengunjungiku kapanpun kau mau. Kita juga tidak terlalu jauh." Xiao Yi berusaha memasang wajah ceria agar Fang Yin tidak mencemaskannya.
Setelah mengobrol dan pamit dengan Fang Yin akhirnya Li Zheng Yu mengajak Xiao Yi pulang ke rumahnya. Ia sudah tidak sabar ingin memberi pelajaran gadis itu atas penghinaan yang dilakukan olehnya.