Xiao Yi perlahan pasrah karena Li Zheng Tu sama sekali tidak melepaskannya. Kini ciuman bibirnya begitu lembut hingga membuatnya semakin terbuai. Tanpa sadar Li Zheng Yu sudah mengangkat tubuhnya agar duduk di tepian meja.
Tangan Xiao Yi kini bahkan sudah melingkar di leher Li Zheng Yu. Nafas keduanya sama-sama terengah-engah bersamaan dada yang naik turun tidak menentu.
Setelah cukup puas melampiaskan perasaannya, Li Zheng Yu perlahan menarik bibirnya. Lalu mengulurkan tangannya menyentuh bibir Xiao Yi yang agak membengkak.
"Tuan Li, bibirku pedih," gerutu Xiao Yi dengan bibir cemberut.
"Itu akibatnya karena sudah menipuku. Aku seharian tidak selera makan, bahkan bekerja saja aku sangat enggan. Namun ternyata kau berbohong," ungkap Li Zheng Yu.
"Kenapa anda sampai marah? Aku bahkan belum menjawabnya," ujar Xiao Yi dengan polosnya.