Begitu pagi tiba, aku merasakan sekujur tubuhku linu dan nyeri di beberapa bagian. Semalam entah berapa jam kami bercinta karena yang kuingat kami baru tertidur saat fajar sudah menyingsing. Zero benar-benar agresif dan brutal semalam, tak membiarkanku beristirahat walau aku sudah kelelahan. Aku nyaris tak sanggup mengimbangi permainannya, tapi beruntung dia berhenti di saat aku nyaris mencapai batas. Ketika membuka mata, kulihat Zero sudah tak ada di sampingku. Sebelahku yang seharusnya ditempati Zero, kini sudah kosong.
"Zero!" Aku memanggilnya dengan sedikit berteriak, tapi suara sahutannya tak kudapatkan.
Aku mencoba turun dari ranjang, tapi urung saat kuingat tubuhku masih telanjang dan hanya tertutupi sehelai selimut tipis. Pakaianku berserakan di lantai, aku harus mengambilnya.