Perjalanan kami dimulai, aku tak banyak berkomentar ketika melihat Sadin benar-benar ikut bersama kami. Dengan tidak tahu malunya dia sekarang duduk di dalam kereta. Karena aku sedang kesal padanya dan aku juga tidak ingin dekat-dekat apalagi terlibat obrolan dengannya, sekarang aku duduk di depan, tepat di samping Zero yang seperti biasa menjadi kusir untuk memacu kuda.
Kami sudah meninggalkan desa yang kami singgahi tadi, sekarang kendaraan kami sudah melaju memecah jalanan yang sepi menuju desa selanjutnya karena tujuanku dan Zero masih sama yaitu menuju desa tempat orang tua Zero menetap.