Aku pun melanjutkan kembali langkahku yang tertunda, sedikit lagi masuk ke kamar mandi, namun …
"Bibi."
Suaranya yang mengalun refleks membuat gerakan kakiku terhenti.
"Bibi tidak terlihat baik-baik saja. Apa Bibi habis menangis?" tanyanya. Aku sama sekali tak menjawab, tetap diam di tempat dengan bibir yang terkatup rapat.
"Apa kata-kataku tadi menyakiti hati Bibi?"
Ingin rasanya aku berteriak dan mengatakan 'ya, kata-katamu sungguh menyakitiku' tapi tentu saja tak mungkin kukatakan itu secara langsung, aku tak memiliki keberanian sebesar itu.
Zero tiba-tiba bangkit berdiri dari posisi duduk. Dari langkah kakinya yang terdengar, aku tahu dia sedang berjalan mendekatiku. Sungguh aku panik sekarang, ingin secepatnya masuk ke kamar mandi tapi entah kenapa kakiku seolah berubah menjadi batu, terasa berat untuk kugerakkan.
"Maaf, kata-kataku tadi terlalu kasar."