Chereads / jiela Margarita / Chapter 12 - 012

Chapter 12 - 012

"Kalian tahu bahwa kalian sudah membuat gaduh di area sekolah"

"Saya tahu pak" ucap Lala dan jio

"Kalo begitu kenapa kalian ribut di area sekolah?"

"Saya akan jelasin asal mulanya kami ribut,bapak juga bisa minta kesaksian dari kiana,adik saya" "saya mengantar adik saya sekolah,harus aman,sampai depan kelasnya,lalu tiba tiba si anak kecil ini—" Lala menunjuk jio yang berada di sampingnya

"—tiba tiba memukul saya menggunakan kayu balok di bagian leher,saya kehilangan keseimbangan,untung saja tidak jatuh"

"Saya tak paham motif ia memukul saya"

"Lalu,coba kamu jelaskan motif yang di maksud wali kiana" ucap kepsek kepada jio

"Hemmm,s-saya" jio nampak gugup,karna tak mungkin ia jelaskan,bahwa motifnya adalah dendam,Karna kakanya kiana  menyuruh kiana memutuskannya.

"Baiklah,kalo kamu tidak bisa menjelaskan biar saya suruh wali kelas kamu untuk memanggil orang tuamu,untuk menjelaskan kejadian hari ini,dan kamu—"

Ucap kepsek itu,lalu menatap lala,Lala sudah tenang,ia sedari tadi menampilkan wajah datarnya.lala mengerutkan dahinya saat pak kepsek menatapnya.

"—kamu bawa orang tuamu kesini untuk menyelesaikan masalah ini"

"Tidak bisa pak,orang tua saya sedang berada di luar kota" bohong Lala.

"Kalo begitu kamu bisa membawa bibi,paman,atau siapapun yang masih memiliki hubungan darah denganmu"

"Saya saja yang kesini,saya yang membuat masalah,saya juga yang harus menyelesaikannya"

"Baiklah"

****

"Jangan main HP,gua tau lu bawa hp" ucap Lala ke kiana.

"T-tau dari mana"ucap kiana terbata bata

" bukannya emg sering bawa?,gua kira bakal tobat kalo gua kabur,nyatanya engga,bodoh ya bodoh aja,di suruh belajar malah pacaran, idiot."

Ya begini lah Lala,saat sudah benar emosi,semua yang ada di ulu hatinya ia keluarkan.terlihat mata kiana yang berkaca kaca.Lala mendekatkan dirinya kepada kiana,membisikkan sesuatu.

"Jangan panggil gua teteh di hadapan teman teman lu,panggil gua Kaka"

Kiana mengangguk patuh.

Lala menjauhkan dirinya dari kiana.lalu,ia tampilkan senyum kecilnya.

"Good girl" ucap Lala,Lala pergi dari hadapan kiana,dari kelasnya,sehabis rapat,Lala harus mengantar kiana ke kelasnya,untunglah kelasnya sedang jamkos.

Lala menatap ke sekeliling, sialan,kenapa mereka semua menatap Lala secara terang terangan,apa mereka tak tahu malu hah?.

Lala ke parkiran, menaiki motor ninja nya,dan pergi dari pekarangan sekolah kiana.

Lala tak pulang ke rumah,melainkan menuju tempat lain.

Lala menampilkan senyum smirknya di balik helm racingnya.

Saat sudah sampai di tempat tujuannya,ia memakai maskernya,dan kacamata hitamnya,jangan fikir Lala melupakan hal itu,tapi tadi saat di sekolah,Lala benar benar melupakannya.sial.sebab itu lah Lala di tatap oleh banyak orang?Lala tidak menyadari itu bodohnya.Karna terlalu acuh dengan lingkungan.ya terkadang peduli,dan terkadang terlalu acuh.

Lonceng yang berada di atas pintu cafe berbunyi,menandakan bahwa ada orang yang membuka pintunya,nampklah Lala dengan tubuh tidak terlalu tinggi.

Lala melirik kiri kanan,mencari tempat duduk yang nyaman.sekiranya sudah di temukan,ia duduk disitu.Lala duduk di tempat yang biasa ia duduki,dekat jendela,dan tentunya pojok.

Saat Lala sedang memandangi kendaraan yang berlalu lalang dari kaca,tiba tiba ,ada yang menepuk pundaknya pelan,Lala menoleh,dan mendapatkan seorang laki laki dewasa yang sekitar umur 40 an,Lala mengenalnya,ia pemilik cafe ini,pak Jack.namanya sangat keren,tentu,pak Jack sepertinya keturunan Eropa,ya itu yang ada di pikiran Lala saat pertama kali melihat pak Jack,sangat tidak cocok di panggil pak,tapi tidak sopan hanya memanggil nama.badannya masih bagus,tidak nampak seperti pria paruh baya,dia seperti uhmmm Daddy sugar?hahahaha,dia sudah punya istri,sadar la.

Pak Jack duduk di sebelah lala.Lala memperhatikan gerak gerik pak Jack,ya dia sedikit was was lah.

"Kau tidak perlu terlalu waspada, bukankah saya sudah memperkenalkan diri dari satu bulan yang lalu?namun kenapa kamu masih waspada perihal diri saya?" tanya pak Jack,sepertinya pak Jack paham bahwa Lala khawatir, buktinya ia selalu memerhatikan setiap gerak gerik pak Jack.

Lala tersenyum simpul.

"Apa kamu tipe perempuan yang tak bisa terbuka?biasanya remaja seumuran mu yang dateng ke cafe ini,jika saya ajak bicara langsung cerewet,apa kamu tak nyaman dengan saya?"

"Maaf pak,maaf jika saya menyinggung hati bapa dengan sikap menjengkelkan saya"

"Tidak perlu meminta maaf,saya paham,kamu anak yang baik" ucap pak Jackson

Lala merasakan desiran hangat di pipinya,Lala yakin bahwa ia blushing Karna perkataan pak Jack,untunglah ia memakai kacamata dan masker.

"Kau tak gerah?memakai kacamata dan masker?" tanya pak Jack

"Ah iya maaf pak" ucap Lala sambil melepas kacamata hitamnya dan maskernya,lalu kedua barang itu ia letakkan di meja.

"Anak penurut"ucap pak Jack

Lala merasakan lagi desiran hangat di sekitar wajahnya.ah sial,Lala blushing 2 kali,hanya Karna sebuah pujian biasa.tapi Lala melihat kilat ketulusan di mata pak Jack.

" kenapa pipi mu memerah?"tanya pak Jack

"T-tidak papa pak" ucap Lala yang menundukkan kepalanya, ia sangat malu.perempuan yang dominan dengan sikap jutek,judes,dan cueknya,blushing hanya karena hal sepele.oh Tuhan,mengapa memalukan sekali.

"Kamu menggemaskan ya,jika anak saya kembali ke Indonesia, saya akan menjodohkan kalian,ah pasti dia sangat senang mendapatkan gadis secantik kamu" ucap pak Jack sambil membayangkan bagaimana anaknya menikah dengan Lala ,gadis cantik polos,itulah penilaian Jack kepada Lala.

Lala blushing,lagi.

"T-tapi pak,tak mungkin anak bapa ingin menikah dengan saya la— ups" Lala menutup mulutnya ,agar tidak mengeluarkan kata kata lebih lanjut, dengan ia berkata begini,berarti ia berharap bukan?berharap perjodohan itu benar benar ada?sial.

"Kenapa?ada apa?" tanya pak Jack menatap Lala.

"E-engga papa pak" ucap Lala.

"Apa kamu ingin bernyanyi di panggung?kebetulan cafe ini sedang tidak ramai,bahkan hanya beberapa pelanggan, lihat saja"

Ya benar,cafe milik pak Jack sedang tidak ramai,Karna Lala mengunjunginya di jam 11,ramainya cafe saat di jam istirahat kantor,Karna cafe pak Jack berada di dekat kantor,tempat yang sangat strategis.

"Saya malu" ucap Lala

"Kenapa harus malu?" tanya pak Jack

"Saya ga terbiasa dengan keramaian"

"Kalau begitu saya akan menutup cafe sementara waktu,demi melihatmu bernyanyi" ucap pak Jack bersungguh-sungguh.

"Tidak perlu pak,baiklah saya akan bernyanyi dipanggung"

"Anak pintar" ucap pak Jack

Huft sedari tadi pak Jack tidak berhenti melontarkan kata pujian,yang membuat pipi Lala selalu blushing.

Lala mengambil kacamata yang ia letakkan di meja,lalu memakainya.

Lala berjalan menuju panggung yang berada tak jauh dari tempat duduknya tadi.ia duduk di tempat yang memang sudah tersedia, di hadapannya ada mikrofon, dan ia mengambil gitar yang berada di sampingnya,untunglah band band cafe ini tampil hanya malam hari.saat Lala mencoba mengetes suara mikrofon, orang yang berada di dalam cafe sontak menoleh ke arah Lala,sekarang Lala menjadi pusat perhatian,sejujurnya Lala gugup,tapi ia memantapkan hati,ia menatap ke arah pojok,tempat duduk ia dan pak Jack.pak Jack tersenyum tulus kepada Lala,Lala tak ingin mengecewaka.