Fatimah duduk di tepi ranjang kamarnya membelakangi pintu dan menghadap ke dinding. Dia merasa hidupnya sekarang ini sangat hambar. Di bilang sedih tidak, bahagia apalagi, jelas tidak. Di mana ada seorang Wanita yang merasa bahagia jika kehilangan orang yang selama ini ia sukai?
Namun, dia tidak juga berduka kala menerima perjodohan dari kedua orangtuanya. Toh, benar… dia adalah sosok yang sukses menjalankan bisnisnya dari enol hingga menjadi terkenal di titik sekarang ini. Meskipun penampilannya hanya sebatas tertolong harta. Asslinya sih… ya begitu lah.
"Nduk! Ayo, sudah waktunya makan malam," ujar umi Fatma, ibunda Fatimah.
"Iya, Umi… umi duluan saja sama Abah. Habis ini Fatimah akan datang menyusul," jawab gadis itu tanpa memalingkan wajahnya dari gambar dinding putih itu.
"Baiklah, jangan lama-lama," jawab Wanita paruh baya tersebut kemudian pergi meninggalkan putrinya.