HAPPY READING GUYS
____----____
Sinar matahari masuk melalui jendela ke sebuah ruangan yang sangat elegan dengan nuansa putih yang di padukan dengan warna cat merah.
Seorang gadis dengan gaun putih yang mewah, bercermin bak putri dalam negri dongeng.
Di hias dengan sedemikian rupa oleh beberapa dayang. Mata yang hitam pekat, hidung yang mancung namun sedikit kecil, bibir kecil dan rambut hitam yang di gulung rapi dengan beberapa peniti yang menempel diantara helaian rambut nya.
Mungkin yang terpikir adalah gadis anggun nan cantik dengan senyum yang sangat manis, namun ini bukan lah kisah negri dongeng yang sering di ceritakan sebelum tidur.
"Acara nya akan segera di mulai nona, cepat turun"perintah seorang pelayan berpakaian formal dan rapi, pada gadis yang duduk manis menatap cermin itu.
"Bentar lagi gw belom pake bulu mata"jawab gadis itu santai, mencoba mengulur waktu berdandan nya.
"Baik, jika sudah selesai cepat turun"ujar pelayan itu membungkuk lalu beranjak pergi dari tempat nya.
"Bapak ge jinak gitu"jawab gadis itu dengan suara nyaring nya dan fokus menatap cermin.
"Gue mau ke toilet dulu, kalian pergi dulu aja" perintah gadis itu sembari menatap kaca yang cukup besar di hadapan nya.
Mereka semua pun meninggalkan ruang kamar yang begitu luas nan megah.
"Hahhhh..."gadis itu menghela nafas dan menundukkan kepala nya. Ia mata nya mengalir bebas di wajah yang sudah di poles make up itu.
"Gue harus pergi"gadis itu menghapus jejak air mata nya, lalu bangkit dari tempat duduk nya dengan mengepalkan tangan nya.
Ia mengunci pintu kamar dengan sedikit tergesa gesa, lalu membuka jendela kamar nya.
"Ga cape apa jaga terus rumah? rumah gue kan ga bakal kabur"omel gadis itu menatap jendela di samping kamar nya yang di kelilingi beberapa penjaga.
"Ayo bermain" gadis itu tersenyum smirk.
Gadis itu pun turun secara perlahan melalui jendela kamar nya secara perlahan. Memasuki semak semak yang cukup rimbun, selangkah demi selangkah gadis itu berjalan dengan menunduk.
"REINAAAAAA"
Gadis itu berbalik badan melihat, pria yang meneriakkan nama nya dengan suara yang menggelegar.
"yahh.....pake acara ketauan, ke paksa pake rencana B" gadis itu sedikit cemberut dengan wajah melemas.
gadis itu menghela nafas, lalu berlari secepat mungkin menerobos para tamu dan orang orang yang sama sekali tidak di lihat gadis itu,pintu gerbang utama adalah tujuan nya saat ini. Dengan sedikit tergesa-gesa gadis itu hampir terjepit oleh dua pintu gerbang yang menjulang tinggi.
"Untung masih sempet" gadis bernama Reina itu memegang lutut nya dengan nafas yang sedikit tersengal, lalu melepaskan high heels yang di pakai nya.
"Ni gaun pake segala ngerepotin lagi" Reina berguman dengan ukuran gaun yang terbilang besar, menyulitkan dirinya untuk melangkah pergi.
para penjaga mulai berkumpul dan berlari mengejar sosok wanita yang lari.
Dengan cepat Reina beranjak dari posisi istirahat nya, dan mulai berlari kembali dengan tangan yang selalu mengenggam gaun nya itu.
Sesaat gadis itu pun melihat ke belakang dimana para penjaga itu mengejar nya, gadis itu tersenyum di sela sela pelariannya.
"NONA ANDA JANGAN KABUR DARI PERNIKAHAN"Teriak salah satu penjaga.
"GUE GAK MAU NIKAH"Teriak Reina itu tanpa rasa takut.
Reina mulai kelelahan, dengan nafas yang mulai tersengal. Di tengah tengah jembatan besae yang ramai kendaraan berlalu lalang. Gadis itu mencari cara agar bisa lolos dari kejaran orang orang berpakaian kantor itu.
"Satu-satunya jalan"
Entah apa yang ada di pikiran gadis itu, ia tanpa pikir panjang menceburkan dirinya kedalam laut dengan pakaian pernikahan yang cukup menyusahkan. Reina berenang mencari tempat yang gelap di antara lorong lorong jembatan untuk pencari persembunyian.
Para penjaga pun langsung melihat ke arah bawah jembatan mencari sosok yang baru saja seperti bunuh diri, sungguh tindakan nya sangat di luar kendali. Benar benar nekat dan tidak berfikir panjang.
"Cari di setiap sudut"komando salah satu penjaga.
______----______
"Anak itu bener-bener nyusahin"ujar pria yang Reina panggil ayah tadi, mengepalkan tangan nya dengan wajah yang merah padam.
"Sabar om, reina pasti ketemu"pria berpostur tinggi yang akan menjadi calon mempelai Reina.
"Dia udah bikin malu om, harus taruh dimana muka om? Om pasti bakal kasi dia pelajaran"
"Jangan om, Reina itu perempuan mungkin dia belum siap buat menikah. Lagipula usia nya memang belum cukup menikah" pria itu memegang pundak calon mertua nya.
"Kamu belum mengerti"
___________---------_____________
Reina dengan susah payah menahan nafas dibawah air, dada nya sudah naik turun, dengan wajah yang sedikit memerah. Reina mulai bergerak ke atas permukaan.
"Hah....hah...."
Dengan dada naik turun Reina menghirup udara sebanyak banyak nya.
"Gila, hampir aja gue mati di sini, sekarang gw harus pulang gimana pun cara nya"Reina melihat sekeliling, mencari apapun yang bisa membantu nya.
"PAKKK...BANTU SAYA PAKKK...."
Teriak Reina dengan suara toa nya yang membuat gendang siapapun rusak, melambaikan tangan nya.
Salah satu yang ada di kapal itu melihat ke bawah.
"ehhh....anjirr, liat ada putri duyung cantik banget"teriak nya histeris.
"GUE BIDADARI TAU BUKAN DUYUNG"Teriak gadis itu, maklum jauh sedikit dia berteriak.
"Cantik-cantik suara nya kok kayak toa masjid?"cibir salah satu penumpang kapal itu menggeleng gelengkan kepala nya.
"Pak numpang donk mau pulang nihh, kelamaan di sini saya bisa mati"pinta reina dengan nada memohon yang dibuat buat.
"Sini neng bapa bantu"ujar bapak yang berambut hitam dengan beberapa uban di kepala nya, ia menjulurkan tangan nya agar Reina naik ke atas kapal.
Reina dengan cepat meraih tangan itu, menaiki kapal yang terdapat beberapa orang di sana.
"Neng kok pake baju nikah, kawin lari ya?"tuduh si bapak tadi dengan penuh curiga.
"Ehh..... si bapa maen fitnah aja, kalo kawin lari mah pasti ada cwo nya, lah saya?ga ada"bantah reina tak terima dengan membuka lebar kedua tangan nya, seperti menunjukan sesuatu yang tidak ada.
"Terus kalo ga kawin lari apa dong?"
"Jangan kepo pak, ini kapal mau kemana dah?"ujar Reina mulai bingung arah kapal itu yang melaju menuju laut.
"Ke seoul neng"
"Nebeng boleh ya pak, tapi gratis ya pa"
"Di dunia ini tuh ga ada yang gratis neng"
Reina cemberut, beban hidupnya semakin bertambah saja.
"Ya udah deh saya ngutang dlu, nanti saya bayar?ya...ya" tawar Reina agar pria di hadapan nya ini mau membantu nya.
"Emmmm....gimana ya neng?boleh deh neng, bapa lagi baik soal nya" ujar nya yanh sedikit ragu dengan kata katanya.
"Ga ada bunga ya pa, saya miskin soal nya"ujar Reina.
"Boleh deh neng 1 juta dari sini ke seoul"
"Itu mah nama nya pemerasan, lima ratus rebu aja deh. kasih saya diskon"pinta reina dengan tawaran yang tidak memuaskan sama sekali.
"Banyak mau nya si eneng mah, satu juta harga teman itu tuh neng"jawab pemilik kapal itu.
"Saya kan bukan temen bapa, jadi harga nya lima ratus ribu aja" Reina menunjukkan lima jari nya.
"Ga bisa neng, saya punya keluarga buat di kasi makan" tolak bapa itu.
"Ya udah bapa mau nya berapa? Tapi jangan sejuta kemahalan itu pak" Reina yang mulai mengalah dan mencoba bernegosiasi.
"Empat ratus rebu deh neng" jawab bapa itu spontan, Reina menganga dengan ucapan bapa ini.
"Mau ga neng? Kalo ga mau, turun aja dari kapal saya"
"Ehh....mau mau pa" Reina yang tak mungkin menolak tawaran bapa itu yang sedikit bodoh mungkin.
Reina pun sedikit lega karena tidak dikejar anak buah ayah nya. ia pun mencari tempat nyaman di sekitar kapal dan meng istirahat kan badan nya yang begitu lelah saat ini. Berlari memang menguras banyak energi.
"Reina bakal cepet pulang bu" gadis itu menatap senja yang indah di tengah tengah laut yang biru pekat.
_________-------__________
Matahari mulai naik dari arah laut, orang orang beraktivitas dengan damai dan tenang.
"Bangun neng, udah sampe nih"ujar si bapak itu.
Reina mulai membuka mata nya, menguap dan menggeliat dengan kantuk yang masih terlihat dari raut wajah nya.
"Kok cepet pak?ni kapal pake tenaga apa?"tanya reina heran.
"Tenaga jin neng" Reina sontak membulatkan mata nya, mendengar ucapan si bapa itu.
"Jangan jangan gue masuk dunia jin lagi" pikir gadis itu.
"Pake mesin atuh neng, hahahha..."jawab bapa itu yang tertawa melihat raut wajah gadis itu.
"Ih si bapa, bercanda mulu. Saya kira beneran"
"Ya udah pak, makasih ya tumpangan nya saya pulang dlu"Reina beranjak dari tempat tidur nya lalu hendak turun dari kapal itu.
"Bayar nya kapan neng?"tanya si bapak itu yang heran tidak mendapat uang sepeser pun.
"Lah kan gue ga punya duit"ujarnya dalam hati. Gadis itu pun mengetuk ketuk an tangan nya di wajah dengan tatapan ke arah langit.
"Gini aja pak, tulis nomor rekening bapa nanti saya transfer deh"ide brilian seorang reina setelah berfikir berabad abad.
"Oke neng, awasss nipu saya"tatap si bapak penuh curiga.
"Masa imut gini saya nipu orang pak"bantah reina
"Nih neng no nya"ujar si bapak memberikan kertas bertuliskan beberapa deratan angka.
"Oke pak, makasih"ujar Reina lalu turun dari kapal dengan langkah yang lumayan cepat.
"Gw mulai darimana dlu nih? duit kagak punya, harus nya gw maling duit dlu sebelum kabur, bego emang ah"
omel nya bicara sendiri dengan berjalan menyusuri pantai. Beberapa orang memperhatikan nya dengan tatapan aneh dan saling berbisik. Namun Reina sama tetap berjalan dengan santai dengan ombak laut yang membasahi kedua kaki nya.
Di tengah tengah mencari tujuan, tiba tiba-tiba perut nya mengeluarkan bunyi.
"Cacing cacing gw udah pada demo nih" Reina menyentuh perut nya yang rata dan minta di isi.
dengan semangat mata gadis itu melihat sekeliling, mencari makanan gratis, namun nihil semua nya memerlukan uang.
Se berharga itukah uang? Sampai kita mati pun tidak ada yang peduli jika kita tak punya uang? Dunia benar benar kejam.
Reina pun melihat ke atas, sebuah pohon kepala yang cukup tinggi. Terdapat kelapa yang matang, cukup untuk menahan lapar nya.
"Gw manjat aja kali ya, daripada mati kelaparan"ujar gadis itu dengan memperhatikan pohon yang lumayan tinggi itu.
Gadis itu pun mulai memanjat dengan lihai, tanpa rasa malu di lihat banyak orang yang memperhatikan nya dengan penuh keanehan. Ya, otak nya memang sedikit geser atau mungkin banyak bergeser.
"Akhirnya dapet juga"ujar Reina dengan girang, memeluk penyelamat hidup nya.
Tak lama, Reina merasakan sesuatu yang janggal, pohon ini bergetar.
"Anjirrr.... GEMPA BUMI MANA DEKET LAUT LAGI, KALO GUE MATI GARA GARA TSUNAMI KAN GA KEREN"teriak gadis itu histeris, memegang kuat pohon kepala.
Getaran pohon pun semakin semakin kencang, dan pada akhirnya Reina jatuh dari pohon itu.
GUDUBRAKK...
"AHHHHHH.....MAMAHHHHHHH"
Gadis itu memejamkan mata nya, Namun ada yang aneh, kenapa reina tidak merasakan sakit?bahkan ini empuk. Apa dia sudah di alam lain?.
"LO BERAT MONYET"ujar seseorang di bawah Reina, yang membuat Reina membelalakkan mata nya.
Reina pun sontak bangkit dari tubuh pria itu.
"Heh, setan jangan-jangan lu ya yang bikin gw jatoh hah?"tuduh reina sembari membersihkan baju nya.
"Heh makhluk aneh, gw kan ga tau kalo ada monyet gelantungan di atas"jawab pria itu sarkas.
Sontak mata Reina membola, Langsung menatap pria di hadapan nya.
"LO...."
perkataan nya terhenti saat melihat wajah pria di hadapan nya.
"Kenapa?ga terima lo hah?dasar cewe aneh. Ga tau malu"ucap nya dengan tatapan kesal.
Pikiran reina saat ini benar benar sangat blank. Seperti terkena hipnotis.
"I LOVE U"ujar Reina tanpa sadar
"Lo gila ya?ga waras"tanya nya dengan penuh keanehan,
lalu pergi meninggalkan Reina yang baru saja terpana akan wajah nya itu.
"Eh.... cwo tadi mana?"Reina linglung saat tidak ada siapa-siapa di hadapan nya.
"Kelapa gw mana lagi?"ujar nya sembari melihat sekeliling.
Oke giman pesan kesan nya?
Saran sama kritik juga boleh
Jangan lupa vote sama komen nya
SEE U NEXT TIME