Pada tahun 1988, Di sebuah Distrik Tokyo, Kamurocho. Seorang anggota yakuza Keluarga Dojima dari Klan Tojo bernama Kiryu Kazuma. Bekerja Dibawah pengawasan Kazama Shintaro, Kapten / pemimpin kedua Keluarga serta ayah angkatnya. Yang baru baru ini ditangkap dan sedang menunggu persidangan karena suatu tuduhan pembunuhan.
Malam itu, Kiryu tengah menagih Hutang pada seorang pegawai di sebuah tempat bernama Tanah Kosong atas perintah keluarga rentenir. orang itu tidak mau membayarnya dan tidak terima kalau dia ditagih hutangnya oleh seorang yakuza, mungkin baginya yakuza itu adalah sosok yang paling jahat di dunia ini.
"Hey. ini sudah lewat tenggat waktunya." Kiryu menatap penghutang dengan wajah serius. "Mau sampai kapan kau terus menghindar"
"D-diam kau bedebah! mana sudi aku memberikan uangku padamu," ketus penghutang. "Maju sini kau kalau mau kuhajar!"
Pukulan mengarah ke arah kepala Kiryu, tetapi Kiryu sudah siap menerima pukulan itu. dengan cepat Kiryu menangkisnya dengan sikut kemudian lengan si penghutang digenggamnya.
"Percuma saja kau lakukan itu. karna kau bersikeras melawan, mau gimana lagi ini sudah jadi pekerjaan ku." Kiryu mendorong lengan si penghutang
Gedebuk!
Kiryu melancarkan sebuah tinju yang sangat kencang dan membuat si penghutang itu terpelanting jatuh ke Tong Sampah yang ada di belakangnya. dengan sebuah bogem mentah yang di berikan Kiryu membuat Penghutang itu jatuh tidak berdaya.
"Udah ampun... aku menyerah. t-tolong jangan pukuli aku lagi...." Penghutang itu memohon ampun pada Kiryu.
Si penghutang masih ingin melarikan diri padahal dirinya sudah tidak berdaya dan babak belur. Kiryu tidak membiarkan dengan menangkap bahunya kemudian di lempar ke belakang.
"T-tolong... maafkan aku. maaf...," lirih si penghutang.
Perlahan Kiryu mendekat. Dan langsung saja Kiryu Menendang muka si penghutang untuk mengakhirnya. Alhasil tendangan itu membuatnya tidak sadarkan diri.
"Jika kau cari masalah di kota ini, sebaiknya kau pilihlah dengan hati hati. Apalagi kau membawa segepok uang tunai." lalu Kiryu mengambil uang yang ada di dompet si penghutang.
dan harus diserah kan pada rentenir yang memberikan pekerjaan pada Kiryu.
Tetet-Tetet-Tetet
Suara nada pager milik Kiryu bergetar, itu ternyata pesan dari si rentenir.
Kiryu melihat pesan itu, "Temui aku di ujung jalan. pastikan uangnya sesuai dengan apa yang aku minta."
Setelah melihat pesan itu Kiryu bergegas ke tempat yang sudah di janjikan. Saat di perjalanan ada beberapa preman yang sedang menggoda mahasiswi dan temannya. Padahal Wanita Wanita itu tidak mau tapi tetap saja mereka memaksanya. Kiryu tidak sengaja menyenggol salah satu preman itu dan membuatnya terjatuh.
"Whoaahh! A-Apa apaan ini, sakit tau gak. SIALAN!" umpat preman itu kesal.
tapi kiryu tak menanggapi mereka dan terus melanjutkan perjalanannya. para preman lainnya tidak terima teman mereka di perlakukan seperti itu dan mengejar serta menghentikan Kiryu.
"Woyyy! balik sini bajingan jangan kabur!" bentak para preman itu.
Akan tetapi saat mereka berhasil membuat Kiryu berhenti. mereka menjadi terkejut dan ketakutan setelah melihat wajah Kiryu.
"Anjing juga lu ya... abis nabrak gua langsung mau kabur!" bahu Kiryu di tarik oleh preman yang ia senggol. "Gw mau lu minta maaf dan memohon apunan sama gua!"
"Y-yoshio jangan... jangan cari masalah sama orang ini..." lirih temannya Yoshio.
"H-haahh?" tanya Yoshida bingung.
kemudian Kiryu berbelok melihat Yoshida. Dengan wajah serius dan penuh cipratan darah itu cukup untuk membuat Yoshida gentar dan langsung melepaskan tangannya dari bahu Kiryu dan menjauhinya.
Kiryu meneruskan berjalan menuju ujung jalan dan menunggu. kemudian setelah beberapa menit menunggu akhirnya ada sebuah mobil sedan hitam sedang mengarah ke tempat Kiryu berada. Ternyata benar itu ada si rentenir, seorang pria paruh baya dengan jas hitam dan kacamata hitam membuka kaca mobil sedan hitam itu.
Pria berjas itu bertanya "Yoo, jadi bagaimana hasil nya?"
"yah... sudah beres," jawab Kiryu sambil memberikan uang itu. "Maafkan sedikit tidak sopan, saya tidak Membawa amplop."
"tak usah dipikirkan, uang adalah uang," kata Pria berjas "dapat dihabiskan dengan baik tanpa harus menggunakan amplop."
"kalian bekerja dengan cepat Dojima, membuat hidup ku jadi lebih mudah" Pria itu menerima uangnya.
saat hendak pergi pria berjas itu kembali dan membuka kaca mobilnya lagi.
"oh iya, hampir saja kelupaan. ini bagianmu. 10% sesuai perjanjian." Pria berjas itu memberikan bagian milik Kiryu.
"Makasih...." Jawab Kiryu.
"Dan juga ini ada sedikit bonus dariku." Pria itu hendak memberikan uang tambahan untuk Kiryu.
"makasih, tapi itu tidak perlu."tolak Kiryu.
"kebanyakan orang melakukan pekerjaan ini lebih lambat darimu, kenapa kau tidak meminta bagian lebih banyak?" tanya pria itu. "Mendapatkan yakuza asli dengan harga segini..."
"Kamu lah yang orang membantuku disini, percayalah". ungkap Pria berjas.
"tapi kan tetap saj-" belum sempat Kiryu menolak sudah di potong pembicaraannya oleh pria berjas itu.
"Lihatlah sekelilingmu. Anak anak lain seusiamu menghabiskan 10ribu yen hanya untuk membayar taxi. Sudah sewajarnya yakuza tetap harus menjaga penampilan anggaplah ini sebagai hadiah untuk memperingati pekerjaan pertama kita bersama," ujar pria berjas.
Pria itu memaksa Kiryu untuk menerima uang tambahan itu "Ini ambillah!"
Kiryu pun Menjawab, "...Makasih."
Huft fyuh...
Pria itu menghembuskan asap rokoknya pada Kiryu.
"Asal, jangan sampai membuat dan meminjam kesalahan saya pada orang bodoh," pria itu mengingatkan. "300k itu jumlah yang sedikit sekali.... Tetapi jika tidak mengumpulkan, itu akan menjadi sebuah petaka, kan?"
"ya... kurasa kau benar," jawab Kiryu.
"meminjamkan uang di kota ini cukup lama, kau belajar satu atau dua hal. sekarang ini di dunia.. hampir tidak ada yang tau lagi seberapa berharganya uang itu. kamu mungkin tidak memiliki buku yang bagus,nak. Tapi memahami Jalanan akan membawamu lebih dalam daripada gelar yang indah. betul gak?" Pria itu menjelaskan.
"aku tidak tau harus berkata apa, Apakah itu saja?" Kiryu hendak pergi dari tempat itu.
"hey, sebentar... kenapa kau tidak bekerja padaku saja, nak?" Menawarkan pekerjaan pada Kiryu. "Orang sepertimu pasti bisa mendapatkan uang yang sangat banyak. itu bahkan lebih baik daripada pembayaran gaji Yakuza."
Pria berjas itu semakin membujuk kiryu, "Setiap makan ada penjamuan besar, malamnya berpesta pora... dan bukan hanya itu saja. Uang membuat roda dunia terus berputar. Itu bisa bahkan membeli kebahagiaan, jika saja kau gunakan dengan bijak. Dan semua itu akan sangat lama di dapat jika hanya menjadi seorang yakuza. Tapi uang bisa menjadi jalan pintas yang bagus."
"Ayo bekerjalah denganku, dan kau akan mendapatkan posisi yang kau inginkan dengan cepat," tawar pria berjas itu sekali lagi.
"Jika 3 tahun lalu, mungkin aku akan menerima tawaranmu itu." Kiryu menengok ke arah pria berjas. "Tapi begitu kau sudah menjadi seorang yakuza... Tidak akan ada lagi jalan untuk kembali."
"Itukah jawabanmu?" tanya pria berjas.
"Aku ingin tau, walau hanya menjadi seorang yakuza apakah bisa memberikan kehidupan yang memuaskan juga." Lagi lagi Kiryu menunjukan muka serius pada pria berjas dengan penuh tekad.
"Huh, entahlah." Pria berjas memalingkan wajahnya ke arah atas. "Seumur hidup aku belum pernah menjadi seorang yakuza."
Mobil hitamnya menggeber pelan menandakan kalau sembentar lagi pria berjas itu pergi. Sebelemu pergi ia menyampaikan satu hal lagi pada Kiryu.
"Oh yasudahlah kalau begitu. Hubungi aku jika kau berubah pikiran," ujar pria berjas. "Sampai nanti."
kemudian rentenir itu benar benar sudah pergi jauh...
Kiryu melihat Mobil hitam itu perlahan hilang. "Cih, dasar penggila uang," pikir Kiryu dalam hati kesal. "Riweh...." Kiryu menyalakan korek dan membakar rokoknya.
Kamurocho, adalah sebuah daerah yang menjadi pusat hiburan malam dan juga pusatnya kebejatan dan kejahatan yang ada di Tokyo. pusat hiburan yang bagus untuk pria pria single yang berduit. disana itu ada hostess clubs, strip clubs, bar, tempat karaoke, batting center, cabaret, club malam, love hotel, disana juga banyak yang menjual mainan dewasa., dan masih banyak lagi. Yang paling mencolok pada daerah ini adalah adanya Gerbang Merah yang ada di depan, konon katanya itu adalah gerbang pintu masuk surga. Kau adan berada dalam surga jika telah memasuki gerbang itu.
Tapi jangan senang dulu, Kamurocho itu merupakan daerah kekuasaan kelompok yakuza yaitu Keluarga Dojima dari Tojo Clan. jadi jika ada yang mengancam atau macam amacam dengan distrik ini akan di brantas sampai habis oleh para yakuza itu.
Setelah Memberikan uang itu pada rentenir, Kiryu pergi berkeliling distrik indah ini. Melihat semua ke hingar-bingaran Kamurocho, bagaimana orang orang menghabiskan uang mereka dengan mudahnya. Walau sudah malam tetap saja Kamurocho selalu ramai dan berkilauan, sehingga di beri julukan Kota yang tidak pernah tidur.
"Hmmmmm...." Kiryu bercermin pada spion mobil yang sedang parkir di jalan.
Ternyata Kiryu baru sadar kalau di wajahnya itu ada bercak darah. pikirnya mungkin itu yang membuat preman preman tadi takut pada Kiryu. setelah menyadari itu Kiryu mampir dulu di sebuah taman untuk ke toilet umumnya. Di bersihkanlah wajahnya itu agar bercak darahnya itu menghilang.
tak lama Kiryu mendengar suara nada pagernya lagi. "Hey Kiryu, lagi ngapain lu?.... lama banget gua dari tadi nunggu nih."
setelah melihat pesan itu Kiryu baru ingat kalau dia sudah ada janji minum minum dengan sahabat dekatnya yang sudah dianggap sebagai adik sendiri namanya akira Nishikiyama.
Kiryupun bergegas ke tempat pertemuan yang sudah di janjikan Nishiki padanya. katanya Nishiki sudah nunggu dari tadi, tapi tidak ada orang di tempat itu.
"Mungkin aku akan menemuinya jika berkeliling sebentar," pikir Kiryu.
Saat hendak pergi ke bar tempat biasa nongkrong Kiryu dan Nishiki, Serena. tepat pada sebuah Gang kecilnya itu, Kiryu melihat ada gerombolan preman sedang memalak seorang pelajar.
"Ayolah, bagi dikit uang lu. kan gw udah bilang kalo nanti di balikin." Yocchan mencekik si pelajar.
"E-enggak ada uang lagi... beneran. Tolong biarkan aku pergi." Suara pelajar itu kurang jelas dan tampak kesakitan saat dicekik.
semakin pelajar itu merintih kesakitan, semakin pula keras preman itu mencekik "Berhentilah merengek! apakah kau anak bayi?! CEPAT SERAHKAN DOMPETMU!" bentak Yocchan semakin memaksa.
"Kumohon... ekhh... Se-seorang tolong aku, tolong." Dengan penuh harapan pelajar itu memohon ampun dan meminta bantuan, tapi di gang sekecil itu jarang sekali ada orang lain yang lalu lalang.
Saat itu hanya ada kiryu yang tidak sengaja melihat itu. Kiryu merasa sangat kesal pada sekelompok Preman yang melakukan hal dengan seenak jidatnya saja. Di depan tempat nongkrong Kiryu dan Nishiki.
"Melakukan pemalakan di sini, sungguh bodoh. Mereka tidak tau ini daerah siapa," pikir Kiryu.
Niat Kiryu teralihkan, mencari Nishiki bisa dilakukan habis ini. Langsung saja Kiryu mengarah ke TKP.
Preman itu menyadari kedatangan Kiryu. "Cuy ada yang dateng tuh."
"Weh, ngapain lu disini?! ini bukan lah tontonan," bentak Yocchan.
Temannya preman itu memperingatkan Yocchan. "Eh, t-tunggu Yocchan. bukan kah dia yakuza?" tanya Kenji-kun.
"Terus kalo dia yakuza memangnya kenapa? Jika yakuza seumuran kita palingan dia hanya seorang babu yakuza," ujar Yocchan merendahkan.
"Apakah kalian baru di kota ini?" tanya Kiryu.
"jika iya, kau mau apa?!" bentak Yocchan.
"Cuma ngasih tau aja. Keluarga ku yang sekarang berkuasa di wilayah ini. Kalau kamu hanya orang biasa, kamu taulah. Jangan melakukan hal bodoh disini." Kiryu masih baik memperingatkan mereka.
Tapi preman itu masih keras kepala. "Hah?! Maksud Loe apaan?!" situasi makin menegangkan Yocchan seperti ingin melawan Kiryu. "Tak ada seorangpun yang berhak mengatur kita, biarpun itu Yakuza!"
Sepertinya pertarungan mereka tidak terhindarkan lagi. Dalam jumlah, memang Kiryu kalah. apakah Kiryu masih bisa menang melawan para preman itu?
Dengan ini kita bisa lihat seberapa sih kekuatan seorang yakuza itu. walau melawan kira kira 5 orang itu bukan lah perkara besar bagi Kiryu. Kurang dari 5 menit Kiryu dapat mengalahkan mereka semua. dengan beladiri jalanannya.
"Masih saja seperti biasa... Mengalahkan mereka dengan mudahnya, mereka tidak ada apa apanya buatmu ya?.... Kiryu." Seseorang baru saja keluar dari pintu belakang bar Serena.
Datang mendekati Kiryu sambil memainkan kunci mobil. Kiryu menoleh ke arah orang itu ketika menyadari kedatangannya.
"Jahatnya, membuatku menunggu terlalu lama. Harusnya kau datang lebih cepat," Ujar Orang itu.
Orang itu ternyata adalah Akira Nishikiyama Sahabat Yang sedang di carinya itu. Nishiki juga seorang anggota yakuza dari Keluarga Dojima sama seperti Kiryu. Mereka sudah saling kenal sejak dari kecil. karena sama sama dibesarkan di panti asuhan Himawari makanya mereka sudah seperti saudara kandung.
"Aku sudah datang daritadi. kau yang terlalu lama jadi aku menunggumu," kata Kiryu.
"Kau menungguku sambil melawan preman preman ini?" tanya Nishiki. "Ingat umur Kiryu. Pergilah pijit reflexi sana. dan nikmati masa tuamu itu untuk istirahat," Ledek Nishiki.
Kiryu menolak mentah mentah saran dari Nishiki, "gak mau ah, aku tak tertarik."
"Yaahhh... kalau kamu sendiri tak mau ya mau gimana lagi, terserah kau saja." Nishiki merangkul Kiryu. "Yok lah gas kita minum minum saja. Kita akan minum sampai pagi, kan?"
"Yok lah.." Jawab Kiryu
Nishiki mengajak Kiryu untuk minum minum.
Saat hendak pergi mereka tiba tiba terhenti. "Ee..ee TERIMA KASIH." Seorang pelajar yang dibantu Kiryu berterimakasih.
Merekapun menoleh ke sana dan bingung tapi malah jadi seperti sedang mengintimidasi karena tatapan tajam mereka yang kejam.
"HAH?!" mata Nishiki melotot kearah pelajar itu.
Pelajar itu ketakutan dan merasa terintimidasi. "Aa... aku hanya ingin bilang...."saking takutnya pelajar itu sampai terbata-bata. "T-terimakasih... sudah datang."
Mata Nishiki masih memelototi pelajar itu. "Sudah ayo Nishiki." Kiryu mengajak nya Serena.
mereka pun pergi mencari tempat untuk 'minum-minum'. Jalan-jalan di 'Kota-Malam' Kamurocho. biarpun sudah malam Kamurocho masih saja ramai.
"Aku akui, meskipun kau begitu. Akhirnya kau sudah terlihat seperti yakuza sungguhan. Kau sudah selesai melakukannya kan?" tanya Nishiki.
Kiryu menjawab, "Yaa. Kurang lebih sudah selesai."
"Baguslah. Itu bisa membuat beban pikiran bos Kazama berkurang," lega Nishiki
Kiryu menegaskan pada Nishiki "Entahlah... tapi dia selalu tau yang bisa aku lakukan hanya berkelahi. Dan hanya kau Nishiki yang pandai berdansa."
"Duh. Tolonglah Kiryu kau tau kan, sudah berapa lama kita bersama. Masih saja kau mengeluh. Coba gunakanlah otakmu itu sedikit," kata Nishiki.
"Begitu tahun baru tiba. Bos Kazama akan keluar dari penjara. Dan saat itu aku akan mencoba beberapa hal baru selain berkelahi," ujar Kiryu.
"Ohh? bagaimana jika kita mulai dari kain lusuh yang kau gunakan itu." Nishiki berhenti Kiryu pun mengikutinya.
Kiryu melihat ke arah Nishiki seperti bingung.
"Coba kenakanlah jas kekinian seharga 500ribu yen. percayalah, kau akan benar benar melihat dunia yang sangat berbeda." Nishiki meyakinkan Kiryu untuk mengganti pakaiannya.
Lagi lagi Kiryu menolak saran dari Nihsiki. "Gak ah. Pakaian bukanlah seleraku. Lagipula, bos Kazama tidak pernah memakai pakaian yang mencolok."
"Kau tau kalau bos Kazuma itu adalah seorang Kapten Keluarga, kan?" tanya Nishiki. "Nomor dua diperyakuzaan Dojima. saat ada di fase itu. kau bebas mau memakai pakaian seperti apa," NIshiki menjelaskan. "Tapi saat diposisi kita ini 'mewah' adalah bagian dari bisnis."
Kiryu hendak menyalakan merokok sambil bertanya, "jadi mobil mewahmu yang baru kau beli itu juga hanya untuk bisnis?"
Nishiki mengambil korek yang di pakai Kiryu sebelum Kiryu menyalakan rokoknya itu. "Yap benar. Dan korek mewah ini adalah milik ku, yang tidak pernah kau kembalikan."
Kiryu mengambil kembali korek dari tangan Nishiki. "Jadi kau mulai perhitungan ya, jangan pelit lah."
"Tapi kau ngerti apa yang ku bilangkan, kan?" ujar Nishiki. "Orang orang akan melihat mobil mahal, jas bermerek, dan kilauan dari pin kecil Dojima ini, Mereka memperhatikannya." Nihiski melanjutkan perjalanannya "Seorang yakuza haruslah sebagus citranya."
"Begitu kah?" tanya Kiryu
"Ya begitu lah. Mengajak teman hari ini. Yang bodohnya sudah mendarah daging, untuk meminjam uang untuk mabok dan bermain dengan wanita." Nishiki mengoceh melulu. "Tidak akan ada yang peduli tentang hal itu. Apa yang kau lihat itulah yang kau dapat."
"Cih, baiklah aku mengerti sekarang." Kiryu jengkel dengan ocehannya Nishiki. "Kita jadi minumkan hari ini, atau kau mau terus mengoceh seperti itu?"
"Tentu saja, kita jadi minum. Bagaimana jika kita pergi ke Jl. Merah Jambu? aku tau tempat yang bagus disana," ajak Nishiki. "Ayo lah kita kesana."
Merekapun melanjutkan perjalanan ke suatu bar di Jl. Merah Jambu.
"Hey Kiryu. Apakah kau sudah mencoba semua tempat?" tanya Nishiki. "Ada beberapa tempat yang bagus ada juga yang tidak. Kita harus tau itu tempat yang mana."
Di sepanjang jalan Nihiski terus saja mengoceh. Kiryu hanya diam saja mendengarkan.
Jalan ke bar itu memang lumayan jauh tapi mereka tetap menikmatinya sembari patroli juga karena Kamurocho ini merupakan daerahnya keluarga Dojima. Kalau ada yang membuat masalah Kiryu dan Nishiki bisa langsung mengatasinya.
Benar saja, tak lama mereka kedapatan masalah. Di sebuah area perbelanjaan yang biasa di sebut Pasar Kamuro oleh warga setempat tepatnya di dekat Jl. Shichifuku barat, ada dua pria mabok sedang beradu mulut. Pasar itu sudah tutup dan sepi tidak ada orang.
"Ayolah cuy. Kalian ngalangin jalan nih." Nishiki berniat mengusir para pemabuk itu.
"APAAN SIH! KENAPA? APA KAU PUNYA MASALAH?" bentak pemabuk itu. "Kita itu sedang ada urusan penting disini."
"Hey PAK TUA! Berhentilah bicara dengan mereka. Urusan kita belum selesai disini!" pemabuk satunya masih mengajak ribut.
pemabuk kembali bercekcok tiada henti. saat adu mulut pemabuk itu pun mendorong yang lainnya dan menyenggol Nishiki. Sebenarnya Nishiki kesal tapi ia tidak mau membuang waktunya untuk meladeni para pemabuk itu.
"Udahlah Kiryu. Ini pasti gaada habisnya. Kita cari jalan lain saja." Nishiki ingin pergi mencari jalan lain.
"Gak perlu. Aku punya cara cepat untuk membereskan ini," ujar Kiryu.
"Ohh?" Nishiki bertanya bingung apa yang akan dilakukan Kiryu.
" Yah. Aku hanya perlu membuat mereka sadar dengan tangan ku ini," jawab Kiryu.
Kiryu mendekati para pemabuk itu untuk 'menyadarkan' mereka.
"Kau mau melakukannya lagi?" tanya Nishiki. "Aku jadi tidak tau kau itu sebenarnya sadis atau baik hati."
Akan ada pertarungan lagi pada Kiryu, melawan dua orang pemabuk. Harusnya itu bukanlah masalah besar untuk Kiryu. bahkan baginya bertarung sudah menjadi satu satunya keahlian yang Kiryu punya. Padahal Nishiki menyarankan untuk mencari jalan lain tapi Kiryu masih tetap ingin di jalan sini. dengan menghajar pemabuk pemabuk itu dapat menyadarkan mereka.
Kiryu langsung mengambil 'kuda-kuda' bertarungnya. Dengan gaya petarung jalanan. para pemabuk itupun bekerja sama untuk melawan Kiryu. satu pemabuk itu melancarkan serangan pada Kiryu, tapi dengan sigap Kiryu dapat menghindarinya dan melangkah cepat ke arah belakang pemabuk itu. Dari belakang, Kiryu mendekap leher nya dengan keras kemudian menghantamkan kepala pemabuk itu ke tembok. setelah itu Kiryu juga menendeng kepalanya sampai menghantam tembok lagi. Yang satu sudah pingsan, tersisa satu pemabuk lagi.
Pemabuk itu menyerang Kiryu dari belakang dan mengenai kepalanya Kiryu. Kiryu mengengok ke arahnya sambil melihat ada sebotol garam di bawah Kiryu. Garam itu diambil. Kemudian menjambak pemabuk itu dan menaburi garam ke wajahnya. Pemabuk itu kesakitan dan kemudian pingsan juga.
Tak lama para pemabuk itu sadar. "Di mana aku?"
"Sepertinya mereka sudah sadar," ujar Kiryu pada Nishiki.
"Ya. Pastinya itu karena 'sentuhan' halus mu," sindir Nishiki. Nishiki menyuruh mereka pulang. "Aku rasa kalian sudah terlalu larut untuk kalian berdua. Pulanglah!"
"O... oke baiklah," jawab mereka.
"Akhirnya sudah selesai. yaudalah yuk kita lanjut ke bar." Nishiki melanjutkan perjalanan. "Hey. Kiryu cepatlah kau lagi ngapain sih."
Saat Kiryu mau pergi menemui Nishiki tiba tiba datang seorang pak tua dengan gaya kebarat baratan. dan berbicara pada Kiryu. Sepertinya pak tua itu sedang memberi nasihat pada Kiryu. Tapi Kiryu sama sekali tidak mengerti apa yang di maksud pak tua itu.
Nishiki memanggil Kiryu. "Ayo Kiryu cepat."
"Iya bentar aku nyusul," jawab Kiryu.
mereka pun melanjutkan perjalanan. karena sudah dekat tak lama mereka pun sampai depan di bar. Di sana ada pria sedang muntah karena tidak kuat minum.
"Sungguh berkelas ya, Kamurocho," kata Nishiki.
"bukankah itu menariknya dari kota ini?" tanya Kiryu. "Kamurocho sangat cocok untuk orang orang kaya yang playboy. Mereka yang kemari untuk mabuk dan bermain dengan wanita. Dan Kamurocho memiliki semua itu"
"Oho? sejak kapan kau jadi puitis seperti itu Kiryu aku tidak pernah menyangkanya." Nishiki bingung melihat Kiryu tidak seperti biasanya.
"kau terkesan ya?" tanya Kiryu.
Di tengah tengah perbincangan mereka berdua. tiba tiba datang dua wanita menghampiri. " Nishikiiiiii !"
Nihsiki melambaikan tangan pada mereka "Hai. Gadis gadis...."
Karena kebingungan Kiryu berbisik pada Nishiki. "Sttss... Hey Nishiki siapa mereka?"
"heh, biasa lah. Anak Kuliahan namanya Madoka dan Yui," Jawab Nishiki.
"Apa?" Kiryu semakin bingung.
Kedua mahasiswi itu pun menghampiri Nishiki. "Ih, Nishiki mah. Kan aku sudah Kirim pesan di pager mu. Tapi kau gak pernah bales," kata Yui. "Kapan kau akan ke club lagi?"
"Tenang.... Malam ini aku akan mampir sebentar kok," jawab Nishiki.
"betulkah?" tanya madoka.
"Kenapa, kamu ga percaya?" Jawab Nishiki.
Madoka memeluk lengan Nishiki. "Yaahhh.... Padahalkan aku pengen 'itu'...."
"Duh jangan begitulah madoka. Nih buat jajan kalian." Nishiki memberikan masing masing 4rb yen untuk mereka.
Keduanya pun merasa senang saat Nishiki memberikan mereka uang saku. "Horeee.... kalau begitu aku percaya kok," ujar Yui.
"heeeehhh.... Akhirnya mereka mengerti juga ya...." lirih Kiryu.
Kedua wanita itu pun pergi meninggalkan Kiryu dan Nishiki. "Makasi yaa. Nishiki.... jangan lupa mampir yaa...."