Chereads / Menuai Kebencian / Chapter 25 - Part 22: Bali (3)

Chapter 25 - Part 22: Bali (3)

Cia berbaring di sebelah Bram. Memandang Bram yang sedang bermain ponsel. "Bram kenapa kamu bisa kenal sama Pak Steven?" tanya Cia. Bram menutup ponselnya kemudian menatap Cia "Dulu dia temen kuliah aku. Sebenernya gabisa dibilang temen sih. Dia itu temennya temen aku yang namanya Thomas. Mereka ngebentuk band gitu dan Thomas adalah vokalis. Terus aku sama Thomas sering main bareng juga karena kita satu kost dan sering sekelas. Setiap aku begadang di luar, Thomas ikutan."

Bram mendudukan dirinya di kepala ranjang. "Nah kita sering galau bareng gitu. Orang kalo lagi galau kan mendadak jadi musisi kan," ujarnya tertawa kecil "Yaudah aku yang megang gitar dan Thomas yang nyanyi. Suatu hari Thomas ngajak aku ke studio bandnya. Terus tiba-tiba aku direkrut jadi gitaris. Jujur sih disitu aku iya-iya aja tanpa mikir kalo Steven adalah mantan gitaris band ini. Beberapa minggu kemudian kita ngeband di suatu acara. Terus ada penonton yang tanya ke Thomas" Bram terdiam sebentar "Mas gitaris gantengnya mana?" ucap Bram menirukan.

Cia tertawa dibuatnya. "Disitu aku sadar kalo ada gitaris lain sebelum aku, terus setelah selesai manggung aku tanya ke Thomas dan dia bilang kalo gitaris ini namanya Steven. Dia baru pergi ke luar negeri buat study exchange. Aku percaya-percaya aja lah. Jadi gitu ceritanya" Cia mengangguk tanda mengerti "Waktu Pak Steven selesai study exchange terus gimana?

"Dia dibuang gitu aja" ujar Bram terkekeh mengingat masa itu. "Ternyata mereka emang udah ada masalah sama Steven. Katanya sih Steven suka absen kalo ngeband karena terlalu fokus belajar"

Cia semakin tertarik dengan cerita Bram "terus kalo masalah cewek?" Bram berdeham "Namanya Milaya, dia temen Ibra. Semua berawal saat kita kelompokan. Jadi dalam kelompok ini kita disuruh untuk bikin satu project. Ini adalah project besar dan membutuhkan waktu lama. Seinget aku buat nyelesein project ini kita butuh waktu 1 bulan lebih. Bisa dibilang selama 1 bulan itu juga kita hampir ketemu tiap hari. Tanpa aku sadari Mila suka sama aku. Dan disitu aku gatau kalo dia udah punya pacar. Ya namanya juga anak muda, ada yang suka ya sikat aja" Cia geli sendiri mendengar kalimat terakhir Bram "Iuh"

Bram tertawa lebar. "Iya dong, toh juga saat itu aku gapunya pacar. Eh ternyata yang aku pacarin itu pacar orang" Cia ikut tertawa "Bisa tuh dijadiin judul indosiar"

Tidak terasa mereka sudah berbincang hingga waktu menunjukkan pukul 11 malam. Padahal besok semua karyawan harus bangun jam 7. Tapi Cia belum mengantuk sama sekali.

Malam ini kamar Cia ditempati oleh Amel dan Ale. Entah apa yang akan mereka lakukan hingga Cia tidak diperbolehkan balik ke kamar oleh Amel. Untung saja Bram mau menampung dirinya. "Bram" undang Cia. "Hm?" balas Bram. Cia melihat ke atas "Amel sama Ale lagi ngapain ya? Kok aku sampe diusir segala"

Bram menjadi salah tingkah mendengar pertanyaan Cia. Ia menggaruk tengkuknya "Mungkin ada hal yang mau mereka selesaikan" Cia menganggukan kepalanya. "Yaudah deh yang terbaik buat mereka" doa Cia. Ia kembali membaringkan tubuhnya lalu mencoba untuk tidur. Sedangkan Bram masih sibuk dengan ponselnya. Ibra, Bram dan Ale sekarang menjadi 1 tim dalam games online. Entah apa games yang mereka mainkan Cia tidak pernah mengerti. Ale juga baru sekarang ini terlihat akrab dengan Bram dan Ibra. Bali menyatukan yang jauh.

***

Cia membuka matanya melihat jam dinding yang terletak di atas televisi. Jam 5 pagi. Ketika ia mau beranjak dari ranjang tubuhnya terasa berat. Cia melihat ke bawah dan menemukan tangan Bram memeluk perutnya. Dikira gue guling apa. Batin Cia

Cia mengangkat tangan Bram perlahan agar pria ini tidak terbangun. Setelah berhasil menaruh tangan Bram ke bawah, ia beranjak dari ranjang berjalan menuju toilet. Cia berencana untuk pulang ke kamarnya karena semua pakaiannya di sana. Ia juga tidak mau orang-orang tau kalau dia tidur satu kamar dengan seorang pria.

"Bram" panggil Cia membangunkan Bram. seperti biasa membangunkan Bram membutuhkan effort yang lebih. "Bramm aku pulang dulu ya" bisik Cia tepat di telinga Bram.

Bram membuka matanya perlahan. "Hm?" gumam Bram menatap Cia. Wanita itu mengulang pernyataan yang sama. Dengan setengah kesadaran yang Bram miliki, ia mengangguk. Cia beranjak dari duduknya dan berjalan menuju pintu keluar.

Di perjalanan menuju kamarnya, Cia tidak menemukan seorang pun di villa ini. Mungkin ini masih terlalu pagi. Villa yang Cia tempati ini adalah salah satu villa yang dibangun oleh perusahaannya. Villa ini cukup besar, ada 4 lantai yang terdiri 15 kamar dan satu kolam renang. Cia sendiri terkejut saat melihat villa ini. Kamar yang Cia dan Bram tempati ada di satu lantai yaitu lantai 2.

Tanpa mengetuk, Cia langsung membuka pintu kamarnya "AAAAAA" teriak Cia melihat dua manusia di depannya. Mereka pun terkejut mendengar jeritan Cia. "Kenapaa sih Ci?" tanya wanita berselimut di hadapan Cia.

"Kalian habis ngapain?" tanya Cia sambil menutup matanya. Kamar Cia saat ini berantakan sekali. Banyak baju berserakan. Pasti mereka berdua melakukan sesuatu tadi malam. Ditambah lagi, Amel dan Ale tidur di ranjang sambil berpelukan dann parahnya lagi Cia bisa melihat dengan jelas bahu telanjang mereka.

Ale tersenyum malu kearah Cia "Lo mending keluar dulu deh Ci" Cia mengiyakan ucapan Ale. Ia berjalan keluar menunggu dua orang itu membersihkan kamarnya. Beberapa saat kemudian Amel muncul di depan pintu mempersilahkan Cia untuk masuk kamar.

"Lo ngapain masih di sini?" tanya Cia pada Ale yang sedang duduk santai di sofa kamar.

"Oke oke gue pulang" ujar Ale dengan mengangkat kedua tangannya ke atas. Begitu Ale keluar dari kamar, Cia mencerca pertanyaan ke Amel

"Lo kok bisa baikan sama Ale sih Mel?"

"Tadi malem bagian dari rencana lo kan?"

"Terus sekarang kalian udah officially pacaran?"

"Mell lo kok diem aja sih"

Amel masih sibuk berkutat dengan pakaian yang akan digunakannya hari ini. "Lo mandi dulu gih sana" perintah Amel. Cia berdiri dari sofa lalu menghampiri Amel "Jawab dulu pertanyaan gue Caramel" Amel menatap mata Cia dengan wajah datar "Udah mau jam 7 Prisia"

Cia melihat jam dinding dan benar saja sebentar lagi jam 7. Ia beranjak dari tempatnya dan bergegas masuk ke dalam kamar mandi. "Lo utang cerita sama gue" teriak Cia dari dalam kamar mandi. Amel geleng-geleng mendengar suara Cia.

Mereka berdua sudah siap untuk bekerja. Hari ini semua karyawan memakai baju kerja seperti biasa. Mereka akan dibawa ke perusahaan cabang Bali untuk melakukan pemeriksaan. Awalnya Cia juga bertanya-tanya untuk apa dia mewakili perusahaan pusat untuk melakukan pemeriksaan di sini. Tetapi setelah ia sampai di perusahaan tersebut Cia jadi mengerti. Bali merupakan salah satu pulau dengan pembangunan property terbanyak di perusahaan ini. Para atasan memerintah para pemagang terpilih untuk ikut dengan mereka karena mereka ingin memperkenalkan produk yang mereka hasilkan. Jadi sebenarnya Cia, Ale, Amel dan para pemagang lainnya kesini untuk mengenal lebih jauh tentang perusahaan. Ini adalah acara yang selalu diadakan setiap tahun. Cia bersyukur bisa menjadi salah satu orang yang terpilih.

Kantor yang Cia dan teman-teman lainnya tuju berada di Canggu. Mereka menuju ke lokasi menggunakan bus mini. Cia duduk di sebelah Amel. Inilah saatnya ia menanyakan kembali perihal Ale. Cia merasa dibohongi oleh mereka.

"Cepet cerita" todong Cia.

"Oke" sahut Amel

***

To be Continue..

Cerita Amel dan Ale di part selanjutnya guys

Jangan lupa kasih komen dan vote.

Thank you guys

Stay healthy