Cia terganggu oleh suara dering ponsel yang berasal dari ponsel Bram. Tentu itu ponsel Bram. Dering ponsel Cia tidak seperti itu. Lagian juga ini masih subuh, siapa yang telepon orang subuh-subuh seperti ini. Karena pada dasarnya Bram itu susah bangun, ada telepon berkali-kali juga dia tidak merasa terganggu tidurnya.
Cia menyalakan lampu kamar. Ponsel Bram saat ini berada di nakas sebelah Bram. Cia mengela nafas kesal. Diambilnya ponsel itu dan ternyata menampilkan nama mama.
Haduh kalo gue angkat nanti mamanya Bram kaget lagi yang angkat cewek, apalagi ini subuh. Batin Cia.
Cia mencoba untuk membangunkan Bram.
"Bram ada telepon nih" Cia menepuk bahu Bram. Seperti biasa, Bram tidak bergerak sama sekali.
Cia mengigit jari tangannya. Karena terlalu lama berpikir, nama yang tertera pada ponsel Bram hilang. Cia mengehela napas lega. Ia kembali menaruh ponsel Bram pada nakasnya. Baru saja meletakan, sudah berdering lagi. Akhirnya Cia menyiapkan mental, dan mengangkat telepon tersebut.
"Halo Assalamualaikum" ucap Cia pelan sekali. Tiba-tiba ponsel tersebut mati. Cia menepuk jidatnya. Sudah pasti orangtua Bram akan kaget. Ia menelungkupkan wajahnya ke bantal. Setelah itu Cia menepuk keras punggung Bram.
"KEBO BANGET SIH JADI ORANG"
Bram terkejut dengan perlakuan Cia. "Kenapa?" ucap Bram dengan suara khas bangun tidurnya.
"Ada telepon tuh" tunjuk Cia pada ponsel Bram yang sekarang ada di ranjang. "Siapa?" Tanya Bram.
"Mama" jawab Cia "Tadi aku bangunin kamu tapi kamu ngga gerak sama sekali, yaudah aku angkat. Baru aku bilang 'halo assalamualaikum' mama kamu langsung matiin" lanjutnya
"Mampus" ucap Bram langsung bangun mengambil ponselnya dan mendial mamanya kembali.
"Kenapa ga nyoba bangunin aku sih?" Ucap Bram dengan nada agak tinggi. Cia hanya menundukkan kepala.
"Halo Ma, tadi kenapa nelpon aku?" ucap Bram berhati hati
"Bapak nang"
"Bapak kenapa Ma?"
"Masuk rumah sakit, tapi koe ora usah balik Jogja. Paling 2 hari lagi pulang"
"Bapak sakit apa bu?" ucap Bram panik
"Jantungnya kumat lagi"
"Maaf ya Ma Bram lagi banyak kerjaan jadi gabisa pulang"
"Kabarin terus tentang kondisi bapak ya Ma, kalo Mama butuh apa-apa telpon Bram aja" perintah Bram
"Iya nang," jawab Mama Bram." Emm Nang, Mama mau tanya, kamu di apartement sama siapa? Kok tadi yang jawab cewek?"
Bram terdiam sambil menatap Cia. Sedangkan Cia masih menunduk merasa bersalah.
"Temen Bram Ma,"
"Jangan aneh-aneh ya kamu di sana" ucap Mama Bram "Yaudah Mama mau beli sarapan dulu. Kamu kerja yang bener. Assalamualaikum"
"Iya Ma. Waalaikumsalam. Mama sehat sehat terus ya."
Bram sudah mematikan ponsel tersebut. Kemudian Ia menatap Cia. "Fatal tau ga?" kata Bram setelah itu Bram turun dari ranjang dan masuk ke kamar mandi.
Daritadi Cia menahan air matanya agar tidak jatuh. Iya Cia tau hal yang telah dilakukan sangat fatal. Apalagi di Jogja sangat tabu orang yang belum menikah udah tidur bareng. Walaupun mereka tidak melakukan hal yang aneh-aneh tapi tetap saja pandangan mereka buruk mengenai hal-hal yang sudah maklum dilakukan di Jakarta. Namun setelah Bram meninggalkannya sendirian di ranjang, air mata Cia luruh. Ia pasti dianggap wanita tidak benar oleh orang tua Bram. Ia jadi merasa murahan sekali menginap di apartement seorang laki-laki. Ditambah lagi, Ia mengajak laki-laki ini seranjang dengannya.
Bram keluar dari kamar mandi dan mendapati Cia menangis di ranjangnya. Lalu Bram segera menghampiri Cia "Ai… kenapa nangis?"
"Iya aku emang murahan banget jadi orang, kenapa ngajak kamu sekamar sama aku? Pasti orang tua kamu marah banget ya?" ucap Cia sesegukan
"Mama ga marah kok, cuma tanya aja" kata Bram menenangkan
"Serius? Terus tadi kamu ngapain bilang fatal fatal bikin orang merasa bersalah tau ga?" balas Cia sambil membenarkan rambutnya yang sudah acak-acakan
"Y--aa fatal aja, gimana kalo itu bukan Mama? Kalo klien aku kan fatal"
"Ga jelas" kata Cia setelah itu ia keluar kamar.
***
"Dua porsi ya bang" kata Bram
Cia dan Bram sudah sampai warung bubur di kantin apartement Bram yang berada di lantai dasar.
"Ini" ucap Bram sambil memberikan mangkok kepada Cia
Cia hanya diam dan mengulurkan tangannya menerima bubur itu. Ya, Cia sedang tidak mood lagi hari ini. Bagaimana tidak, baru bangun tidur aja udah dibuat nangis.
"Awas masih panas Ai" ucap Bram memperingatkan, namun Cia tidak peduli.
Bodo amat panasan hati gue. Batin Cia
Benar saja bubur yang dimakannya panas sekali. Saking tidak kuatnya, Cia melepeh bubur tersebut. Lidahnya mati rasa akibat buburnya yang terlalu panas.
"Kan dibilangin juga" Kata Bram sambil memberikan minum kepada Cia. Diambilnya minuman tersebut. Cia mengalihkan pandangan malu.
***
"Cia lo ditungguin Mba Irna di ruangannya" kata Amel
Hah ada apa ya? Perasaan kemaren kerjaan gue udah beres. Batin Cia
Tok tok tok
"Masuk"
"Katanya mba Irna manggil aku, ada apa mba"
"Jadi nanti kan ada meeting sama department keuangan, nah gue mau lo gantiin gue presentasi. Soalnya hari ini gue ada meeting di jam yang sama" perintah Mba Irna
"Kok bisa meeting tabrakan gitu mba? Tumben" tanya Cia
"Iya klien yang ini mau balik ke Singapore nanti sore jadi dimajuin deh, gimana? Mau kan lo?"
"Hmm boleh deh mbak"
Mbak Irna menepuk pundak Cia "Oke Thank you and good luck. Gue percaya lo bisa."
Lalu Cia kembali ke kubikelnya.
Ini adalah kesempatan yang bagus untuk Cia karena kalau dia bisa mempresentasikan dengan baik tentu nantinya bisa bagus untuk karir Cia selanjutnya. Meeting ini merupakan salah satu meeting rutin dan penting yang dilakukan oleh manajer dan direktur. Kesempatan ini bisa membuka peluang untuk Cia agar ia bisa diangkat menjadi pegawai tetap perusahaan. Karena tidak bisa dipungkiri lagi 1,5 bulan lagi Cia sudah selesai masa magangnya.
Sekembalinya Cia di mejanya. Ia langsung membuka materi presentasi tersebut untuk mendalami isi presentasi agar bisa menampilkan yang terbaik.
"Ada apa Ci? Lo dimarahin ya?" tanya Amel
Cia menggelengkan kepalanya sambil tersenyum lebar "Gue disuruh nggantiin mba Irna presentasi buat meeting nanti"
"Hah serius?" tanya Amel terkejut. Dijawab anggukan semangat oleh Cia "Wish me luck" ucap Cia bersemangat
"Congrats Ciaa, good luck" ucap Amel merentangkan tangan. Kemudian mereka berpelukan.
"Ada apa nih? Kok pada peluk-pelukan" tanya Ale yang baru datang entah darimana.
"Cia ditunjuk untuk presentasi buat meeting nanti" jawab Amel
"Wahh.. good luck Ci" jawab Ale mengahampiri Cia dan mengulurkan tangan memberi selamat.
"Thanks guys" ucap Cia berkaca-kaca. Ia tidak menyangka temannya akan sesupportive itu.
Sepuluh menit menuju meeting. Cia mulai panik
"Tenang Cia, inhale exhale" Cia bergumam dengan dirinya sendiri.
Sekarang Cia beserta tim lainnya menuju ke devisi keuangan. Sepanjang perjalanan Cia merapalkan doa agar dilancarkan meetingnya.
***
Cia berhasil mempresentasikan materi dengan baik. Sampai-sampai manajer devisi keuangan tepuk tangan. Suatu pencapaian bagi Cia karena ini pertama kali baginya dan ia bisa membuat atasannya kagum. Hari ini Cia bangga dengan dirinya sendiri. Dalam rangka merayakan kesuksesannya ini, Cia mentraktir tim nya makan siang di kantin.
"Keren banget sih tadi lo Ci" ucap Ale kagum "Padahal lo pertama kali tapi ga ada gugup-gugupnya sama sekali"
"Gugup tau sebenernya gue tuh" balas Cia
"Tapi gaada tuh raut muka gugupnya. Goog job Cia" kata Amel sambil memeluk Cia.
"Thank you guys. Gue pasti gagal kalo ga dapet support dari kalian"
Ting
Suara getaran dari ponsel Cia. Dibukanya ponsel tersebut
From: Bram
Good job Ai
Cia tersenyum melihat pesan dari Bram tersebut. Ia jadi kangen dengan Bram. Ingin rasanya memeluk Bram menyalurkan rasa senangnya.
"CIA…." Teriak Amel di sebelahnya. Cia terkejut. "Apaan sih? Sakit nih kuping gue bangke" ucap Cia sambil mengelus-elus telinganya yang penging
"Daritadi gue ajak omong diem bae, lo dengerin cerita gue ga sih?" omel Amel.
"Emang lo ngomong apa?" jawab Cia dengan polosnya.
"Au ah, udah sana-sana lanjutin aja senyum-senyum sama Hp lo" ucap Amel sambil menyilangkan tangannya "udah ayo Le kita balik aja. Ngapain nungguin orang ga asik kayak dia" lanjut Amel yang sekarang sudah beranjak dari tempat duduknya sambil melirik sinis Cia.
"Sabar Amel" kata Ale menggiring Amel untuk duduk kembali. "Mau gue beliin snack lagi atau es krim? Mumpung waktu istirahat kita masih 15 menit lagi nih" tawar Ale
Amel mengangguk "Boleh deh biar tenang jiwa gue"
"Oke tunggu bentar ya" Ale mengacak rambut Amel setelah itu beranjak dari duduknya.
Cia daritadi hanya menjadi penonton mereka berdua. Gimana Amel ga jatuh hati, Ale memperlakukan Amel sespesial itu. Batin Cia.
"Mel.. maafin gue dong" bujuk Cia. Amel menoleh ke arah Cia dan mengangguk. Lalu mereka memeluk satu sama lain.
"How sweet" goda Ale yang datang membawa 2 eskrim
"Bacot deh Le" ucap Cia. "Buat gue mana?" Ale mengedikkan bahu "Kan lo yang bikin Amel marah jadi lo ga dapet" balasnya sambil nyengir
"Temen sialan" umpat Cia
***
For your information:
Koe: Kamu
Ora: Tidak
Nang; Panggilan orang jawa yang ditujukkan kepada anak laki-laki
To be continue
Hi guys I'm Back...
Please give me comment and vote guys.
Love you guys. Thank you udah mau baca cerita aku sampai part ini.
Stay Healthy ya kalian. Jangan pergi-pergi kalo ga penting.