Chereads / Menjalin Cinta Dengan Paman / Chapter 4 - Mereka Memanggilnya Kakak Ipar?

Chapter 4 - Mereka Memanggilnya Kakak Ipar?

An Ge'er yang merasa dipermalukan pun menamparnya lagi!

"Tidak tahu malu!"

An Ge'er menggertakkan giginya dan meneriakkan tiga kata itu sebelum dengan cepat melarikan diri.

Dipukul sekali lagi, tapi Bo Yan justru tidak merasa marah.

Saat melihat sosok gadis mungil yang bergegas pergi itu, dia menyentuh bibirnya sendiri, tatapan matanya seperti tidak percaya dengan apa yang terjadi.

Tapi dia berharap gadis kecil ini tidak akan takut padanya karena identitasnya saat mereka bertemu lagi di masa depan.

....

Beberapa hari telah berlalu, An Ge'er selalu melamun di kelas akhir-akhir ini, dia masih merasakan efeknya setelah kejadian itu.

Pada malam hari dia terus berganti posisi tidur dan tidak bisa tidur dengan tenang. Dia bermimpi bahwa pria di hari itu muncul ke dalam mimpinya, dan bahkan ingin melakukan sesuatu yang lebih intim dari sebelumnya.

An Ge'er terbangun dengan keringat dingin di sekujur tubuhnya.

Dia tidak bisa tidur lagi.

Saat ini, dia sangat merindukan Qin Mo.

Dia tidak bertemu dengan Kak Qin Mo dan An Ruxue hari itu. Kini dia telah berubah pikiran, dia tidak ingin bertemu dengan mereka, atau lebih tepatnya dia tidak berani menghadapi mereka.

Dia takut dengan apa yang nanti dia ketahui akan membuatnya sedih dan kecewa.

Tapi saat An Ge'er teringat dengan surat itu, dia berpikir apakah Qin Mo benar-benar telah melupakan janjinya sendiri? An Ge'er tidak bisa lupa, saat Qin Mo kembali dari sekolah militer dengan mengenakan celana hijau tentara dan kemeja putih, begitu tampan dan menawan, lembut dan elegan.

Hati An Ge'er tiba-tiba terasa sakit.

Tidak, dia tidak seharusnya berpikir yang macam-macam. Fakta apakah Qin Mo benar-benar direbut oleh An Ruxue, dia juga harus bertanya dengan jelas.

An Ge'er ragu-ragu untuk waktu yang cukup lama, tapi pada akhirnya dia tetap memutuskan untuk menelepon Kak Qin Mo.

Setelah terdengar nada dering dua kali namun tidak ada yang menjawabnya, An Ge'er baru menyadari bahwa sekarang sudah lebih dari jam satu pagi, Qin Mo mungkin juga sudah tidur. Saat dia baru saja ingin menutup telepon, teleponnya tiba-tiba terhubung.

"An Ge'er? Apakah kamu mencari Qin Mo?"

Ketika An Ge'er mendengar suara orang yang mengangkat telepon, napasnya tiba-tiba tersendat, seluruh tubuhnya membeku.

Bukankah suara yang sangat familiar ini adalah… An Ruxue!

Malam sudah sangat larut, dan dia masih bersama… Kak Qin Mo?

An Ge'er tiba-tiba merasakan hatinya begitu sakit. Tidak, itu tidak mungkin. An Ruxue adalah aktris populer di industri hiburan, Kak Qin Mo adalah seorang aktor. Mereka berdua sangat mungkin berada di lokasi syuting yang sama. Kak Qin Mo selalu banyak memiliki jadwal syuting malam hari…

Saat dia baru saja mencari alasan yang masuk akal untuk tetap berpikiran positif, dia mendengarkan An Ruxue berkata, "An Ge'er, ada apa? Qin Mo sedang mandi, dan kita sudah mau tidur. Jika tidak ada urusan aku tutup telponnya, ya."

Setelah itu dia mendengar suara Qin Mo yang baru keluar setelah selesai mandi dan meminta An Ruxue untuk membantunya mengambilkan handuk. Samar-samar dia sepertinya juga mendengar suara ciuman yang panas.

Bibir An Ge'er bergerak-gerak, dia masih tidak mengucapkan sepatah kata pun.

Ponselnya terlepas dari tangannya dan jatuh ke lantai.

Suara samar itu masih terus berlanjut, tetapi An Ge'er telah menutup matanya yang telah memerah, dia tidur di sudut sepanjang malam.

Dia selalu sangat percaya bahwa Kak Qin Mo adalah miliknya dan akan selalu menjadi miliknya. Jika itu sampai bisa direnggut darinya, pasti dia memang tidak ditakdirkan bersama dengannya. Hanya saja dia selalu percaya bahwa Kak Qin Mo yang selalu mencintainya itu tidak akan direbut oleh orang lain.

Ternyata semua ini hanyalah angan-angannya saja.

Kota A yang begitu besar dan ramai itu pun baginya tidak lebih dari sebuah tempat yang menyakitkan.

…..

Satu bulan lebih telah berlalu, An Ge'er tidak pernah melihat pria berbahaya dan menakutkan itu lagi.

Masih ada waktu setengah tahun lagi sebelum ujian masuk perguruan tinggi. Dalam perjalanan ke sekolah di pagi hari, dia menguncir rambutnya dengan kuncir kuda. Seragam sekolah yang rapi serta tas ransel di punggungnya itu tampak cocok di tubuhnya. Dia sedang menunggu untuk menyeberangi jalan.

Lalu saat itu di layar iklan besar yang ada di tengah persimpangan, muncul sebuah wajah tampan dengan senyum lembut, wajah itu adalah sang aktor terkenal, Qin Mo.

Saat melihat wajah itu, hati An Ge'er masih terasa sakit.

Orang-orang di sekitarnya mulai menyeberangi jalan, dia pun juga mulai berjalan dengan mata tertunduk, tapi tiba-tiba sebuah mobil melaju dari jalur paling kiri menuju ke arahnya.

Tin!!!