Shen Chengjing melangkah masuk ke rumah Mo Yanchen, ia berjalan mondar-mandir di aula dengan kaki telanjang. Ia pun berlari kembali ke kamar dan menutup pintu.
Mo Yanchen mendorong pintu dan masuk, hanya melihat kertas yang ditempel di pintunya, "Mo Yanchen, lain kali jangan menyiksaku!"
Senyuman bibirnya seketika terangkat, Mo Yanchen pun mendorong pintu itu untuk masuk ke kamarnya. Di dalam kamar itu tampak sangat gelap dan sinar bulan dari luar jendela menyorot masuk ke dalam.
Cahaya itu tertuju ke tempat tidur dan membuat pesona gadis di tempat tidur itu seperti seindah mimpi. Mo Yanchen pun berjalan dengan tegap ke sisi tempat tidurnya.
Saat berdiri di sisi tempat tidur, ia menatap gadis yang tampak tertidur dengan tenang itu. Ia menatapnya dengan dalam dan seketika ujung jarinya menyentuh pipi gadis itu. Sudut bibir Mo Yanchen pun berkedut dengan gaya yang aneh.
"Shen Chengjing." Mo Yanchen tidak bisa menahan diri untuk memanggil namanya.
