Mata sipit itu mengamati sesuatu, menatapnya serius, sangat serius. Dalam kurun waktu yang begitu singkat ini, ia harus segera menemukan pemilik dari barang bukti dihadapanya, bulu berwarna cokelat dengan ujung kemerah itu adalah bukti terakhir yang ia miliki sekarang.
Mungkin dalam 2-3 hari kedepan, ia yakin pemilik dari bulu dihadapanya akan segera memulai aksinya kembali. "Ahh!" Rutuk Ji Wool, lelah, tubuhnya terasa sangat lelah. Sebagai seorang siswi ia harus hidup layaknya manusia normal, bersekolah dan belajar.
Namun disisi lain, ia harus menjalankan tugasnya sebagai seorang immortal, tangan kiri bergerak memijit kening Ji Wool, kedua matanya terpejam. Sebaiknya ia menyelesaikan tugasnya lebih cepat, ya, Ji Wool rasa itulah jalan terbaiknya. Oh ya, perkenalkan.
Dia yang tengah duduk, dengan punggung dan kepala bersandar pada badan kursi dan satu kakinya berada diatas meja, namanya Jung Ji Wool. Di dunia manusia ia adalah siswi di sekolah menengah Hanyoung, namun itu adalah peran palsu yang harus ia jalani agar terjadi keseimbangan didalam menjalankan tugasnya di dunia manusia.
"Tok tok tok!" Suara ketukan pintu. Kedua mata Ji Wool terbuka. "Masuk!" Ucapnya kepada orang yang mengetuk pintu kamarnya. "Permisi nona.." Suara seorang laki laki terdengar dari ambang pintu. Tanpa mengubah posisinya, Ji Wool melirik sekejap salah satu tangan kananya.
"Dapat sesuatu?" Tanya Ji Wool menurunkan kakinya dari meja marmer hitam didepanya dan duduk tegak, tatapan tajamnya tak lepas dari laki laki berjas hitam yang mulai berjalan mendekat. laki laki dengan wajah tenang itu sedikit mengangguk.
Berhenti tepat didepan meja Ji Wool, lalu membungkuk sebentar.
"Hotel Loteoseu Luxury pusat pukul 22.00 WKS, pemilik bulu Cha Eun Ra, mobil Hyundai hitam plat nomor **BU ****, calon korban bernama Go Tae Sik usia 37 tahun, mobil Hyundai putih plat nomor **BU ****, tempat tinggal ******, istri bernama Kim Sae Ra 31 tahun dan satu orang putri bernama Kim Eun Byul 7 tahun.."
Runtut Jong Hyun dengan lancar. Dengan siku menekuk dan kedua kepalan tanganya berada tepat didepan wajahnya, Ji Wool mengangguk puas akan insformasi detail yang diberikan Jong Hyun, sang tangan kananya.
"Duduklah! Mari diskusikan detailnya.." Ucap Ji Wool, dengan sopan Jong Hyun duduk berhadapan dengan Ji Wool.
Jari jari Ji Wool dengan trampil memilah berkas laporan yang akan ia kerjakan saat ini, atas kasus yang harus ia selesaikan dengan bantuan satu satunya tangan kanan yang ia miliki. Sebuah map cokelat berisi data diri seseorang berhasil Ji Wool temukan, ia menyerahkan map tersebut kepada Jong Hyun.
"Bukalah!" Perintah Ji Wool menaruh map didepan Jong Hyun, dengan tenang Jong Hyun membuka map tersebut lalu mengeluarkan lembaran lembaran putih berisi data diri berserta foto wajah seseorang.
"Ya, dugaan anda tepat, Cha Eun Ra adalah siluman rubah gunung reinkarnasi ke-6, menurut perhitungan saya usia aslinya adalah 600 tahun sedangkan didunia manusia ia memalsukanya menjadi 27 tahun.."
Ji Wool mendecak.
"Bagaimana dengan kehidupanya selama menjadi manusia sebelum berulah?" Tanya Ji Wool, Jong Hyun yang masih membaca data diri Cha Eun Ra belum membalas pertanyaan Ji Wool, beberapa saat setelah menganalisa barulah ia mendongakkan kepalanya menatap Ji Wool.
"Sebelum berulah, ia adalah mahasiswi disalah satu universitas didaerah ini, bekerja di club malam Red Midnight sebagai penghibur dengan gaji 80-95 won permalam, kemudian mulai berulah sekitar 1 bulan yang lalu.." Jelas Jong Hyun, Ji Wool kembali mengangguk.
"Berapa jumlah korban?" Tanya Ji Wool kembali, semua informasi akurat Jong Hyun tak mungkin meleset. "15 korban dari korban pertama, siluman ini menarik perhatian korban dengan godaan lalu berlanjut kehubungan biologis..yang menjadi incaranya terutama kaum atas, rata rata.." Papar Jong Hyun kembali.
"Baiklah, aku akan menanganinya..siapkan pedang kelas 5.." Ucap Ji Wool kembali menyenderkan punggungnya kekursi pribadinya, Jong Hyun mengernyitkan dahinya menatap Ji Wool.
"Nona yakin? hanya membawa pedang itu?" Tanya Jong Hyun memastikan Ji Wool tak salah ucap.
"Em! siapkan saja apa yang aku minta.." Jelas Ji Wool lalu memejamkan kedua matanya.
Jong Hyun menaikkan kedua alisnya sekejap lalu membereskan data diri Cha Eun Ra yang bertebar dihadapanya, dan memasukkanya kedalam map cokelat kembali.
"Nona menginginkan sesuatu?" Tanya Jong Hyun setelah meletakkan map dengan rapi diatas meja Ji Wool.
"Tidak..oh ya, kau sudah susun semua jadwalnya kan?" Tanya Ji Wool kembali, tangan kanan Ji Wool mengangguk.
"Tentu..nona dapat melihatnya esok, kalau begitu saya pamit keluar.." Ucap Jong Hyun lalu berdiri dan sedikit membungkuk.
"Selamat malam nona.." Ucap Jong Hyun lalu berbalik badan dan berjalan keluar dari kamar Ji Wool.
Kamar Ji Wool dapat dibilang cukup mewah, dengan satu ranjang big size putih dengan lampu otomatis yang dapat diatur sesuai keinginan penghuni kamar, kamar mandi khusus didalam kamar, dan jangan lupakan meja kerja dengan lapisan marmer hitam dengan dua kursi berhadapan.
Cat dinding warna milo menjadi favoritnya, satu televisi menghadap kekamar tidur, serta tumpukan kasus para siluman yang selama ini ia selesaikan tersusun rapi dirak khusus disamping dan dibelakang meja kerjanya, buku buku tebal, map, kertas kertas data diri, laporan kasus, semuanya telah tersusun rapi.
Berurutan dari kasus perbulan dan pertahun, ringan dan berat, hingga kasus yang baru saja akan ia selesaikan yaitu melayangnya nyawa manusia akibat keganasan para siluman, merepotkan!
Ji Wool meraih benda hitam persegi panjang dengan satu tombol diujung dan memencetnya.
"Jong Hyun-sshi..suruh kepala pelayan mengantarkan wine kekamar.." Perintah Ji Wool lalu melepas jarinya dari tombol, tak lama sebuah suara terdengar.
"Maaf, nona tidak diperkenankan minum minuman beralkohol malam ini, jus buah atau minuman bersoda itu tak masalah.." Balas suara Jong Hyun yang terdengar, Ji Wool memutar bola matanya malas. Beginilah hidupnya yang selalu dijaga 100% oleh tangan kanany sendiri. Padahal malam ini ia ingin sekali minum minum.
"Satu gelas saja.." Balas Ji Wool sedikit berharap.
"Maaf.." Suara Jong Hyun tegas.
Ji Wool memutus sambungan dengan Jong Hyun.
"Aarrrgg!! Menyebalkan!" Geram Ji Wool berdiri dan melempar ponsel diatas mejanya keatas ranjang. Kalaupun ada hal yang lebih baik adalah ia menjalani saja semuanya sendirian.
Rasanya sedikit geram Jong Hyun serasa menjadi ibunya yang membolehkan dan melarang ini dan itu. Dengan kesal Ji Wool melangkah keatas ranjangnya dan menjatuhkan tubuhnya dengan posisi telungkup.
"Bug!" Suara tubuh Ji Wool beradu dengan badcover kelas atas miliknya.
"Aku akan membunuhmu Jong Hyun!" Ucap Ji Wool datar dan tak jelas karena posisi wajahnya menyatu dengan badcover.