Chapter 6 - Evano

"Boleh aku ikut main?" tanyaku pada teman temanku yang berbangsa nippon, "main? dengan kita? memangnya kamu tidak takut dengan orang tua kami? kamu kan bangsa Belanda, evanno" teman temanku berbalik bertanya padaku, belum satu kata pun terucap dari mulutku tiba tiba salah satu temanku teriak "AYAHHH ADA BANGSA BELANDA", akupun panik dan langsung lari dari tempat mereka. Setelah kejadian itu aku selalu berada di rumah, agar tidak ketahuan bangsa nippon, my mom juga menyuruhku untuk diam di rumah, karena nippon tidak akan segan segan menghabisi bangsa belanda yang masi tinggal di indonesia. Jika ada yang bertanya tentang ayahku, ayahku meninggal sewaktu bertugas di Indonesia, dia meninggal lebih dulu karena perang melawan nippon, dia di tembak di dadanya, dan jasadnya langsung di buang di sungai yang letaknya jauh dari sini. Aku berharap semoga ayahku tenang di sisi tuhan.

Pada suatu hari my mom ketahuan oleh nippon, my mom langsung lari menuju ke rumah, yang di ikuti oleh suara tembakan dari nippon yang berusaha mengejar my mom, hampir sampai sedikit lagiiii... aku berharap my mom bisa sampai rumah dengan selamat, tetapi tidak, takdir berkata lain, "DORRRR!" my mom tewas tepat di depan pintu rumahku, dengan begitu nippon tau akan keberadaanku, aku berusaha bersembunyi dari nippon, namun persembunyianku di ketahui oleh nippon, tanpa segan nippon tersebut langsung menghujamkan pisau tentaranya ke arah pundakku, tak hanya pisau tentara, sebuah golok juga sudah siap tepat di depan leherku, dan mereka langsung menggorok leherku. Aku merasakan sakit yang teramat tetapi ada rasa lain yang tidak pernah ku rasakan sebelumnya yaitu rasa marah dan dendam terhadap nippon. Mereka yang telah membunuhku, keluargaku, dan juga bangsakuuu.

Pertemuanku dengan kak Nayla adalah pertemuan paling menakutkan bagi kak nay, sampai sampai dia pingsan karena melihat wujudku ini hihihi... Karena menurut dia, itu adalah pertama kali dia melihat hantu anak kecil, dengan leher hampir terputus dan saat itu juga kak nay baru pertama kali terbuka mata batinnya.