Chapter 2 - prolog

Lancelot memacu kudanya dengan cepat tanpa memperdulikan apa yang sedang terjadi di belakang sana , dimana pertempuran masih menyala dan belum berahkir , Lancelot meninggalkan itu semua karena suatu alasan dan permintaan , ia tidak punya banyak waktu , dan ketika ia melihat gerbang Royal Magester , perasaannya sangat lega , namun tidak benar-benar lega , sebelum ia bisa menyesaikan apa yang harus diselesaikan , bahwa ini semua menyangkut masa depan Royal Magester , bahkan juga masa depan Land Of Dawn itu sendiri.

Lancelot turun dari kuda dengan sangat terburu-buru , ketika sampai di halaman depan istana , beberapa pasukan istana sudah ada disana , berdiri dengan baju zirah yang lengkap , salah seorang dari mereka yang berdiri disana adalah Ser Kevan , komandan pasukan Royal Magester.

" dimana adikku ? , " tanya Lancelot setelah turun dari kuda , nafasnya memburu , seperti sedang dikejar sesuatu.

" ada di atas My lord , dijaga dengan sangat ketat , " jawab Ser Kevan.

tanpa berpikir dua kali , Lancelot langsung berjalan menuju aula utama istana , kemudian berbelok dan naik melewati tangga melingkar khas dari negeri Royal Magester , kamar adiknya berada di lantai paling atas , dan dalam langkah menuju kesana Lancelot merasakan bahwa seolah-olah waktu berjalan sangat cepat , seperti ia sedang diburu oleh sesuatu , dalam ketergesaannya itu Ser Kevan berkata.

" apa yang sedang terjadi di luar sana My lord , bagaimana dengan pertempuran kita ? , "

pertanyaan itu membuat perasaan Lancelot semakin campur aduk , perutnya seakan diaduk oleh sesuatu , dan kepalanya dipenuhi oleh pikiran dari segala kemungkinan

" anda harus tenang My lord , " ucap Ser kevan

" aku tidak akan bisa tenang apabila adikku belum dipindahkan , " jawab Lancelot pada akhirnya.

dan seakan tahu arah pembicaraan itu , Ser Kevan memilih diam , dan bila mengacu pada perkataan Lancelot tadi , Ser Kevan tahu bahwa sesuatu sedang terjadi , dan itu bukanlah sebuah kejadian yang bagus.

" jadi kita kalah , " balas Ser Kevan.

ada jeda yang panjang sebelum Lancelot menjawabnya.

" kita kurang perhitungan , dan tentu saja kita akan kalah , " .

----

pintu berwarna cokelat itu dijaga oleh pasukan istana , mereka tampak siap dan siaga , dan ketika melihat Lancelot datang bersama Ser Kevan , pasukan penjaga itu kemudian memberikan jalan untuk mereka berdua , Lancelot maju , membuka pintu itu , seketika keheningan menyeruak , matanya mencoba menyesuaikan diri , hanya ada kegelapan samar dan bias cahaya perapian dari pojok ruangan.

" Guinevere , " panggil Lancelot , masih belum ada jawaban.

" Guinevere , " Lancelot mencobanya lagi , namun kali ini ada yang menjawab.

" aku disini kak , "

Lancelot menoleh ke kiri , dan mendapati adiknya ada disana , duduk disebuah kursi , dengan tatapan wajah yang tenang , setiap kali melihat wajah adiknya itu mengingatkan Lancelot dengan Ibunya yang sudah lama meninggal , sebab ada banyak kemiripan antara Guinevere dengan Ibunya.

" kau tahu kalau aku datang kemari , berarti segala sesuatunya tidak berjalan dengan sesuai rencana, " jawab Lancelot.

" tidak kak , aku ada disini , " sosok Guinevere yang duduk di kursi itu tiba-tiba jatuh ke lantai , seperti tak bernyawa , dan seringan daun yang tertiup angin , sosok Guinevere palsu itu jatuh ke lantai dan kemudian hilang begitu saja

" ini bukan saat yang tepat untuk melakukan itu Dik , " ucap Lancelot setelah melihat aksi yang dilakukan adiknya itu.

" tapi aku hanya ingin membuat semuanya terasa baik-baik saja , "

" semua akan baik-baik saja , jika kau mau menuruti apa yang akan aku perintahkan , " .

" dimana Ayah , ? , " Guinevere balas bertanya.

Lancelot diam , ia tidak tahu harus menjawab dan memulai darimana.

" aku bilang dimana Ayah , ? " , tanya Guinevere lagi.

" jika kau tidak mau menjawabnya maka aku tidak akan mau melaksankan perintahmu , " Imbuh Guinevere.

" Ayah tidak selamat , kau mengerti , Ayah sudah mati , dia tidak selamat , " dan seketika setelah mengatakan itu Lancelot dapat merasakan suara-suara kecil tak percaya yang dilontarkan oleh pasukan penjaga istana yang ada dibelakangnya , dan itu belum seberapa , sebelum Lancelot dapat melihat air mata adiknya turun , membasahi tebing pipinya , perasaan bersalah muncul dari dalam benak Lancelot , namun ia tidak punya banyak waktu untuk merasakannya , tidak untuk sekarang.

-----

" sekarang ikuti perintahku , dan aku mohon , ini semua perintah Ayah , " ucap Lancelot ditengah-tengah isak tangis Guinevere.

Guinevere tak punya pilihan lain , dalam sisa-sisa tangisannya ia ingat tentang kemungkinan terburuk , dan Guinevere sudah tahu bahwa hal itu akan terjadi , namun tetap saja , menghadapi kejadiannya secara langsung rasanya lebih menyakitkan , dan Ayahnya tidak selamat , itu akan menjadikan fakta bahwa sebentar lagi Kakaknya akan menjadi Raja baru Royal magester , Lancelot masih muda , dan Guinevere ingin sekali melihat kakaknya duduk di tahtanya sendiri , tapi sebentar lagi , keinginannya itu mungkin tidak bisa terlaksana.

" Guin , aku mohon , ini semua demi kebaikan kita semua , " ujar Lancelot.

Guinevere menganguk , dari dekat ia dapat melihat bahwa sisa-sisa perang masih terlihat di wajah kakaknya yang penuh dengan debu dan noda darah di baju zirahnya.

" Ser Kevan , " Lancelot memanggil Ser Kevan.

" lakukan apa yang sudah Ayahku perintahkan kepadamu , " imbuhnya.

Ser Kevan kemudian maju , berada tepat di dekat Guinevere , dan tanpa meminta persetujuan , ia menaruh tangannya di lengan Guinevere , memaksa gadis itu untuk bangkit , dan Guinevere hanya bisa mematuhinya , kemudian ia berjalan bersama Ser Kevan , turun melewati tangga melingkar dan berjalan cepat menuju halaman belakang istana.

Guinevere tak merasakan apapun , semuanya terjadi terlalu cepat dan tanpa persiapan , Guinevere hanya bisa memandangi setiap inci dari istana Royal Magester , barangkali ini adalah saat terahkirnya ada disini , dan melihat apa yang biasa ia sebut rumah.

sesampainya di halaman belakang istana Guinevere melihat sebuah kereta kuda terparkir disana , Ser Kevan membuka pintu kereta kuda itu , dan Guinevere tanpa berpikir dua kali langsung masuk kesana , pintu ditutup , dan Guinevere dapat melihat Lancelot tengah mengucapkan sesuatu kepada Ser Kevan , Guinevere tak tahu apa itu , ia hanya bisa menatap pembicaraan itu dari jauh tanpa bisa menyimpulkannya.

obrolan itu tak berlangsung lama, Ser Kevan kemudian masuk ke dalam kereta kuda itu , dan mememerintahkannya untuk langsung berangkat , Guinevere mengira akan ada waktu sebentar baginya untuk mengucapkan selamat tinggal kepada Kakaknya , namun hal itu tidak terjadi , kereta kuda itu kemudian berjalan , dengan sangat cepat , meninggalkan bayang-bayang Royal Magester , Guinevere menoleh kebelakang , berharap Lancelot masih ada disana , mungkin hanya untuk sekedar melambaikan tangan , namun kakaknya tidak ada disana , sama sekali , jadi beginilah , ucap Guinevere dalam hati , sisa pohon cemara yang ada di halaman belakang istana Royal Magester telah terlewati , dan jalan raja sudah menyambut rombongan itu di depan sana.

tidak ada kesedihan , mungkin belum , namun kemarahan justru yang memenuhi benak Guinevere , ia tidak bisa melakukan apa-apa , hanya diam dan memandangi pemandangan diluar sana.

" semua akan baik-baik saja My lady , " ucap Ser Kevan memecah keheningan.

" Ser Kevan , " ujar Guinevere

" iya My lady , " .

" jika nanti saatnya tiba , dan aku pulang ke Royal Magester , aku harap kau tidak lagi menahanku untuk melakukan sesuatu , " .

" memang apa yang akan anda lakukan My lady , " .

" jika waktunya tiba , kau akan tahu sendiri , " .