Chereads / Terjerat Cinta duda Tampan / Chapter 23 - Di suatu malam

Chapter 23 - Di suatu malam

Diam-diam Devan meraih ponsel yang ada di belakang sang anak. Dia kemudian beberapa saat lama nya mengecek isi ponselnya.

Dia tercengang melihat isi di dalamnya. Ia tak menyangka dengan apa yang ada didalam ponsel sang anak. Dimana berisi percakapan anak dengan ibu sambungnya.

Devan keluar dari kamar sang putra semata wayangnya dengan penuh amarah. "Bagaimana bisa dia meracuni pikiran anakku selama ini sana aku tidak mengetahui nya." Batin devan seraya mengelapkan tangan nya.

****

Malam itu nampak sebuah di sebuah hotel bintang 5 yaitu ulang tahun perusahaan Malik Tama group. Perusahaan pribadi tang di dirikan oleh tuan Alexander dan kini sepenuhnya telah di wariskan kepada Devan sang putera.

Malam itu Devan tampak sangat tampan mengenakan stelan jas dengan kemeja putih dan dasi dengan warna senada.

Devan tampak sangat berwibawa berjalan menuju keatas panggung di dampingi seorang wanita cantik di sampingnya yang terlihat sangat elegan dengan mengenakan baju pesta yang begitu indah.

Tepuk tangan meriah terdengar dari aula gedung tempat di adakan nya pesta pada malam itu. Tuan Alexander sendiri tak bisa hadir dalam acara malam itu, dia sedang berada di luar negeri.

Seorang perempuan bergandengan tangan dengan seorang pria nampak begitu cantik dan mampu mencuri beberapa orang yang hadir dalam perayaan malam hari itu. Shafa bersama Reno Hadir pada malam hari itu. Seperti saat pertama kali mereka menghadiri sebuah undangan. Shafa dan Devan masih pura-pura tidak mengenal satu sama lain.

Dengan penuh percaya diri, Shafa menemani Reno mengucapkan selamat pada Devan. Dia dengan senyum ramah menyalami pria yang masih sah menjadi suaminya itu.

Shafa tak ingin menjadi wanita cengeng dan lemah. Dia berusaha menutupi perasaannya gundah nya melihat Devan kini telah menggandeng perempuan lain yang jauh lebih cantik darinya.

"Ada yang mau aku bicarakan!" Ucap Devan dengan suara lirih

"Antara kita sudah tak ada urusan lagi!" Ucap Shafa menolak.

Shafa berlalu dari hadapan Devan seraya menarik tangan Reno untuk menjauh dari Devan. Pria yang masih sah menjadi suaminya itu mengepalkan tangannya melihat Shafa yang tak lagi memperdulikan nya.

Suasana pesta semakin meriah kala secara khusus Devan mengundang beberapa artis terkenal untuk mengisi acara pada malam itu. Ucapan selamat tak henti-hentinya terucap dari para tamu undangan.

Mata Devan diam-diam terus mengikuti langkah Shafa kemanapun gadis itu pergi. Malam itu, penampilan Shafa benar-benar mampu mencuri pandangan para kaum Adam yang hadir pada malam hari itu tak terkecuali Devan si pemilik acara.

Tubuh Shafa yang terlihat sedikit berisi justru membuat ia semakin terlihat sangat cantik.

____&&&____&&&____

Kemeriahan pesta malam itu pun usai sesuai dengan waktu yang di tentukan. Shafa keluar bersama Reno. Keduanya kemudian menaiki sebuah mobil yang langsung menuju ke jalan utama.

Tanpa di sadari oleh keduanya, sebuah mobil terus mengikutinya dari belakang. Perempuan yang masih sah menjadi istri orang itu turun di depan sebuah rumah sederhana. Shafa dengan cepat turun dari mobil itu. Dia masih berdiri diam disama menunggu mobil Reno pergi dari hadapan nya. Keduanya Salim melempar senyum sebelum akhirnya mobil Reno melaju dan berlalu dari hadapan Shafa.

Shafa membalikkan badannya, ia tak menyadari kehadiran seseorang yang sudah ada di belakangnya. Kemudian menabrak tubuh kekar pria yang begitu di kenalnya.

"Kamu pergilah!" Ucap shafa mendorong tubuh kekar pria itu.

Devan sama sekali tak bergeming. pria bertubuh kekar itu tetap diam di tempatnya Tanpa bergeser sedikitpun. Shafa membelokkan badannya kearahnya samping. Dia hendak berlalu meninggalkan Devan yang masih menatap Shafa dengan tatapan tajam.

"Jangan harap, kamu bisa lolos kali ini. Aku ingin membuat perhitungan dengan mu." Ucap Devan dengan tatapan dingin kearah Shafa.

"Apa maksud kamu?" Tanya Shafa seraya mundur ke belakang ketika badan pria tampan di depannya terus mendekat kearah gadis cantik bertubuh mungil itu.

"Kamu, sudah berusaha meracuni pikiran anakku bukan?" Tanya Devan penuh dengan penekanan.

"Aku nggak seperti itu. Hanya nanya kabar. Nggak lebih, kamu nggak ingat jika kita masih suami istri? Artinya anak mu juga anak ku bukan?" Ujar Shafa membela diri.

"Oh baik kalau begitu!" Tatapan Devan kembali pada pakaian yang Shafa kenakan. Matanya tak berkedip melihat badan gadis cantik yang masih sah jadi istrinya itu sedikit lebih berisi. Pakaian yang sedikit terbuka membuat Devan tak lagi dapat berpikir jernih.

Devan menarik tangan Shafa kemudian memasukan gadis cantik itu kedalam mobilnya. "Mas, Kita mau ke mana? Perceraian kita akan segera di urus. Hubungan kita akan segera berakhir. Dan kamu bisa bebas jika ingin menikah dengan saudara kembar ku" ucap Shafa dengan suara tercekat.

"Aku sudah tak sabar menunggu saat itu tiba." Jawab Devan dengan santai.

Shafa melirik kearah pria tampan di sampingnya yang seakan mengiyakan kata-kata nya saat itu. Hal itu membuat hati shafa merasa sakit. Dia tak kuasa menahan rasa sedihnya meskipun dia berupaya untuk menyembunyikan nya.

Devan melirik kearah Shafa, wanita itu terlihat gelisah dan juga raut wajah yang tiba-tiba saja terlihat murung. Devan tersenyum dalam hati melihat kegundahan Shafa yang tak dapat lagi di tutupi.

"Kamu kenapa?" Tanya Devan dengan suara lembut

"Nggak ada, aku sudah mengantuk sebaiknya pulangkan aku ke rumah kos ku." ujar Shafa

"Kamu pikir, kamu siapa bisa menyuruhku begitu?" Tanya Devan dengan tatapan tidak suka.

"Jika begitu, turunkan aku! " Kata Shafa mulai meninggi.

Devan enggan menanggapi kata-kata sang istri dia terus melajukan mobilnya memecah jalanan ibu kota. Malam itu entah mengapa rasa pada pria itu seakan mati. Namun saat melihat pria itu dekat dengan wanita lain, Hatinya begitu terluka.

Shafa merasa benci sekaligus kesal pada pria yang selama ini begitu si rindukan. Anehnya saat dekat justru dia merasa begitu benci. Apalagi saat mencium aroma parfum yang di kenakan oleh pria itu. Seakan ingin dia memuntahkan seluruh isi perutnya.

Pada saat itu cinta dalam hatinya tiba-tiba hilang entah kemana. Rasa rindunya selama ini seakan hilang tak tersisa.

"Bagaimana hubungan kamu dengan Sheryl?" Shafa kembali membuka percakapan. Dia berupaya untuk kembali mencairkan suasana.

"Kami, baik-baik saja, seperti yang kamu tahu." Ucap Devan santai.

Dada Shafa tiba-tiba bergemuruh mendengar Jawaban yang di lontarkan oleh Devan. Entah darimana datangnya, perasaan cemburu itu kembali mendengar sang suami memberikan Jawaban atas pertanyaannya tentang wanita lain.

Devan membelokkan mobilnya di depan sebuah hotel bintang lima. Devan memarkirkan mobilnya tepat di depan pintu masuk hotel itu. Dia kemudian turun dari mobil dan mendekat kearah pintu mobil dimana Shafa masih duduk di jok mobil nya dengan santai meskipun mesin mobil telah mati.

***Bersambung***