Arga menggeram kesal. Dia menyuruh Sherin agar tidak menghubunginya lagi jika tidak ada yang penting.
"Emang kenapa enggak boleh? Takut sama istri kamu yang hamil anak orang lain?" tanya Sherin dengan nada mengejek.
"Stop, kau tidak berhak mengejek istriku. Dasar wanita murahan!" teriak Arga.
Arga mematikan panggilan telepon itu. Dia paling benci dengan seseorang yang berani mengejek istriku.
"Sialan wanita itu! Kalau saja tidak hamil, sudah aku berikan hukuman yang setimpal untuknya! Berani-beraninya dia menjebak aku. Lihat saja, aku akan mencari tahu siapa ayah dari bayi itu!" teriak Arga.
Arga keluar dari kamar berjalan menuju ruang di sana semua orang sudah berkumpul. Mereka melihat Arga sudah tiba menyapanya.
"Sini aku bantuin, Sayang," kata Arga melihat Sienna sedang menyuapi Theodor.
"Tidak perlu, Arga. Kamu makan dulu aja," tolak Sienna.
"Baiklah, jangan marah lagi, ya. Aku tidak bisa diam-diaman sama kamu," kata Arga.
"Hmm," deham Sienna.