Hiks hiks
Terdengar suara isak tangis seorang perempuan di dalam sebuah kamar. Air mata membasahi seluruh wajah perempuan itu. Hatinya terasa sakit mengingat penghianatan yang dilakukan kekasihnya ditambah saat ini ia sedang mengandung anak dari pria yang paling ia benci seumur hidupnya.
"Aku masih mencintai Samuel tapi dia tega sekali menghianatiku. Sedangkan Arga, dia sepertinya sudah tidak peduli padaku," gumam Sienna.
Sienna menghelakan napas kasar. "Apa aku harus menghidupi anakku sendiri tanpa seorang suami? Tapi Arga masih berstatus suamiku, cuma Arga saja sudah tidak memikirkanku. Apa aku sebaiknya mengajukan gugatan cerai ke Arga?" gumam Sienna.
Cklek
Pintu kamar terbuka dari luar. Sienna buru-buru menghapus air matanya. Jenny menghampiri putrinya lalu duduk di samping Sienna. Jenny mengusap lembut wajah sembab putrinya.
"Sienna sayang, jangan menangis. Masih ada Mama dan papa yang akan selalu menjaga kamu," kata Jenny.