Chereads / My Lovely Bodyguard. / Chapter 9 - Canggung

Chapter 9 - Canggung

"Maaf."

Bryana segera beranjak dari atas tubuh Dean saat beberapa detik menatap kekar wajah tampannya. Dia merasakan tubuhnya seakan bergetar dengan desiran aneh di tubuhnya kala bersentuhan dengan tubuh bodyguard nya itu.

"Nyonya tidak apa-apa, Kan?" Dean memastikan dengan tatapan hangat.

"Tidak, aku hanya terkejut karena saat terjatuh malah ada kamu, hingga tidak sempat menghindari menimpa mu." Bryana memalingkan wajahnya, berpura-pura meerapihkan rambutnya. Padahal, dia tidak kuat akan tatapan yang begitu hangat menyiratkan kedamaian, berbanding jauh dengan biasanya yang selalu dingin dan datar.

"Mama gimana ... masa jatuh ke uncle, Dean. Untung tidak kena aku," celoteh Calvin yang sejak tadi memperhatikan ibu nya. Ya ampun, dia baru saja menyaksikan pelukan tidak sengaja itu.

"Nyonya ...." Lauren dan Louis yang sejak tadi asik bermain pun menghampiri.

"Aku tidak apa-apa, kamu lanjut bermain saja, sepertinya aku akan menunggu di sana." Bryana menunjuk ke arah pojokan dekat pintu keluar wahana.

"Pindah aja lah ... Cal naik mobil-mobilan," ucap Calvin seenaknya sambil beranjak berdiri.

"Yasudah ayo ke sana, tapi mama hanya temani saja, tidak ikut naik mobilan," syarat Bryana.

Calvin bergeming melirik Dean dan juga Louis. "Yaudah ... Cal mau sama uncle bodyguard aja."

"Jangan aneh-aneh, Cal. Mereka hanya bertugas menjagamu, bukan ikut bermain suka hatimu." Bryana memberi perhatian.

"Tidak apa-apa, Nyonya, mungkin dia merasa lebih seru bermain bersama dibanding sendirian," timpal Dean kemudian dengan nada bijak menunjukkan sikap kebapakan nya.

"Horee ..! Ayo kelual .. kita ke sana." Calvin langsung menarik tangan Dean hingga terpaksa berdiri dan mengikuti langkah kecilnya bersama Louis juga.

Bryana menghela napas. "Cal sangat merepotkan mereka, padahal itu bukan tugas mereka," gerutunya.

"Tidak apa-apa, Nyonya, sepertinya mereka juga sangat suka pada Tuan muda," sahur Lauren. 

"Yasudah ayo kita ikuti mereka." Bryana beranjak berjalan di atas trampolin raksasa itu menuju pintu keluar. Dia mengambil tasnya yang sengaja dititipkannya, kemudian membayar biaya bermain tadi.

___

Dean dan Louis menaiki mobilan kecil yang juga muat untuk mereka. Louis mengemudi sendiri, sedangkan Dean sambil memangku Calvin. Bryana dan Lauren hanya menunggu mereka dari luar wahana.

"Baru kali ini bodyguard yang terkesan garang dan dingin, malah bermain seperti itu," gumam Lauren dengan tersenyum geli menatap Louis yang sedang saling mengejar dengan Dean dan Calvin.

"Itu sisi lain mereka, Laurent, bodyguard juga manusia biasa yang punya keluarga dan pasti akan bersikap seperti kita jika sedang bersama keluarga. Mereka formal hanya saat sedang bersama majikan saja," sahut Bryana sembari memperhatikan Calvin yang tampak bahagia.

"Iya, Nyonya, tapi Louis sangat berbeda. Saya kira dia dingin dan datar, ternyata sebaliknya," ucap Lauren kemudian dengan tatapan tak teralihkan pada Louis. Ah, jangan-jangan dia menyukai rekan nya itu.

"Memangnya dia kenapa?" tanya Bryana.

"Agak pecicilan dan sangat pandai membuat tuan muda luluh," jawab Lauren dengan kagum.

Bryana hampir terkekeh melirik Lauren yang tampak mulai mengagumi Louis, tapi dia menahannya. Wanita itu tidak memungkiri jika baby sister nya bisa saja jatuh cinta pada bodyguard anaknya itu, karena masih muda dan juga lajang. 'Semoga saja Louis masih lajang hingga kami punya kesempatan,' batinnya.

Bryana merasa terenyuh saat melihat Calvin sangat suka berada di pangkuan Dean yang juga tampak ceria mengemudikan mobilan itu, dia teringat pada Alex yang dulu juga selalu mengajak putranya itu bermain. Ada rasa iba melihat sang anak seperti butuh perhatian dari ayahnya, hingga melampiaskan ke bodyguard nya.

"MAMA ...!" Calvin melambaikan tangannya dengan wajahnya yang antusias karena Dean sedang mengejar Louis dengan mobilan itu.

Bryana tersenyum melambaikan tangannya pada Calvin yang tampak imut di pangkuan Dean. Ada hal baru yang dia lihat saat ini, yaitu senyum. Dean yang tampak manis, sesekali tertawa lepas saat bisa menabrak mobilan Louis.

'Dia semakin tampan saat tersenyum,' batinnya.

Hingga pukul sembilan malam, mereka semua menemani Calvin bermain. Saat ini mereka tengah makan di restoran.

Calvin makan goreng krispi, sedangkan lainnya makan burger dan pizza. Mereka juga memesan beberapa minuman dengan varian rasa berbeda.

"Oiya, Lauren, lusa saya mau ke Bali. Kamu dan Louis harus lebih extra menjaga Calvin, karena tadi ada kejadian seperti beberapa hari yang lalu," ucap Bryana kemudian meminum jus mangga miliknya.

"Berapa lama ke Bali, Nyonya?" tanya Lauren.

"Mungkin hanya dua hari," jawab Bryana kemudian melirik Calvin yang sedang asik makan. "Cal tidak udah ikut, ya? Pulang dari sama, mama akan bawa hadiah."

"Mainan balu, Ma ... eh pesawat yang bisa di telbangin pake tombol," celoteh Calvin sambil mengunyah ayam gorengnya, dia sungguh menggemaskan.

"Iya, mama akan belikan, asalkan kamu tidak nakal dan rewel di rumah," ucap Bryana sambil mengusap rambut Calvin yang lebat.

'Andai Clarissa masih ada, mungkin akan bersikap sepertinya pada Sofia,' batin Dean sesekali melirik Bryana yang sangat menyayangi Calvin.

"Kamu akan berduaan dengan nyonya cantik," bisik Louis dengan tersenyum geli.

Dean hanya diam malas menanggapi, karena dia semakin galau terjebak dalam kekagumannya pada Bryana yang baginya sangat tidak mungkin bersamanya.

Hingga satu jam, mereka makan sambil ngobrol. Saat ini mereka sedang dalam perjalanan menuju pulang ke rumah.

Bryana naik mobil bersama Dean dan Calvin, sedangkan Lauren berduaan di mobil lain dengan Louis.

Saat dalam perjalanan, Calvin terlelap di jok belakang, sepertinya anak itu kelelahan bermain. Sesekali Bryana melirik Dean yang kembali bersikap datar dan tidak berbicara sepatah kata pun, hingga tiba di rumah.

"Dean, tolong gendong Calvin," pinta Bryana, karena jika dia yang menggendong Calvin sampai di kamar lantai atas, pasti akan melelahkan.

"Baik, Nyonya," balas Dean dengan sikap datarnya. Bryana sampai menggeleng melihat betapa kaku bodyguard nya itu, berbeda jauh dengan saat bermain tadi.

Dean membopong Calvin hingga tiba di kamarnya. Bryana mengikuti mereka sambil membawakan sendal Calvin.

Usai merebahkan tubuh Calvin ke atas ranjang, Dean hendak kembali ke kamarnya karena sudah saatnya istirahat.

"Dean." Bryana memanggil.

"Iya, Nyonya."

"Eh ... terima kasih karena sudah menuruti semua permintaan Calvin, dia pasti sangat merepotkan. Padahal tugasmu bukan itu," ucap Bryana dengan agak canggung.

Dean tersenyum tipis melirik Calvin. "Tidak apa-apa, Nyonya, saya juga sudah biasa seperti itu ketika bersama puteri saya," ucapnya kemudian.

Bryana semakin gugup, Dean tersenyum saja sudah menggetarkan jiwanya. Membuatnya tak mampu menatap mata hazel bodyguard nya yang seketika berubah menjadi tatapan hangat dan damai seiring dengan senyum manisnya. Oh god, dia begitu tampan.

'Sadarlah, Jill, Dean adalah seorang ayah dan sudah pasti dia punya istri.' Dewi batin Bryana seakan mengingatkan.

"Eh ... kalau begitu ... kamu boleh istirahat sekarang," ucap Bryana dengan gugup. Entah kenapa dia selalu gugup semenjak terjatuh dalam pelukannya.

"Baik, Nyonya."

Dean segera kembali ke kamarnya. Setibanya di kamar, dia melepas kalian atasnya karena biasa tidur dengan bertelanjang dada, membiarkan perut sexy nya terekspose begitu saja. Pria itu merebahkan tubuhnya dengan menjadikan tangan kanan sebagai bantalan kepalanya.

'Clarissa, entah apa yang terjadi padaku. Aku melihat nyonya ku sangat keibuan. Membuatku sakit dan hancur, karena kamu tidak sempat memberi kasih sayang untuk sofia sejak bayi. Kamu pergi begitu cepat, dan aku seperti melihat sosok dengan sikap mirip denganmu pada nyonya ku itu.'

Dean memjamkan mata, mengingat betapa dirinya menyesali kematian Clarissa seusai melahirkan putrinya.