"Aku kira kamu tidak jadi mengobati ku," ucap Dean sembari menunduk menatap wadah yang sudah berisi air es dan kain, serta kotak P3K di atas nampan yang dibawa Bryana.
Bryana yang termangu menatapi keseksian Dean pun kembali sadar, kemudian mendongak menatapnya. "Eh, tidak mungkin. Aku tidak mungkin tidak mengobati mu sedangkan kamu terluka karena aku," ucapnya kemudian.
Dean tersenyum tipis saat melihat ekspresi Bryana yang begitu memperhatikan dirinya. Dia pun berbalik berjalan memasuki kamarnya kembali dan duduk di tepi ranjang.
Bryana pun menyusul Dean dan mendudukkan dirinya tepat di sampingnya dan meletakkan nampan berisi air es dan kotak P3K tadi di atas ranjang.
"Luka mu banyak sekali." Bryana menatap iba pada Dean. Dia melihat pundak dan punggung bodyguard nya itu tampak banyak sekali lebam, lecet dan yang paling parah adalah bagian samping mata dan sudut bibir hingga berdarah.
"Ini biasa, karena sudah resiko pekerjaan ku," ucap Dean dengan tersenyum santai.