Bryana memasuki sebuah kamar yang cukup sempit baginya. Hanya tersedia satu ranjang berukuran mini size yang beralaskan sprei berwarna biru di mana seorang wanita paruh baya sedang terbaring lemah dan menggunakan selimut sebatas dada berwarna sepadan dengan spreinya. Fin mempersilahkan nya untuk duduk di kursi kayu berwarna cokelat di samping ranjang itu. Dia menatap iba pada wanita paruh baya di hadapannya yang tampak begitu lemas pucat dan kurus.
"Kapan dia akan dibawa ke rumah sakit?" tanya Bryana.
"Nanti sore," singkat Fin yang berdiri di samping Bryana.
"Dia yang merawatmu sejak kecil?" tanya Bryana lagi.
"Iya. Saya tidak bisa mengabaikan nya begitu saja. Dia seperti ibu kandung saya sendiri, maka berapapun biaya yang harus saya keluarkan untuk pengobatan nya, saya akan berusaha mencari. Beruntung, anda mau meminjamkan," ucap Fin dengan sendu.