Dean keluar dari kamar saat mendengar suara gebrakan pintu akibat ulah Calvin. Dia melihat Bryana sedang berada di depan pintu kamar putranya itu seperti sedang kebingungan, mencoba membujuk putranya yang sedang marah.
"Kenapa Calvin?" tanya Dean sambil berjalan mendekati Bryana.
"Dia marah karena aku bersikap kasar pada Alex," jawab Bryana dengan gusar, menatap Dean yang masih bertelanjang dada seperti tadi. "Aku tau aku salah. Tidak seharusnya aku marah di hadapannya, tapi aku sangat kesal dan tidak bisa menahan diri."
"Seharusnya kamu jangan menuduhnya terlebih dahulu sebelum kita dapat menemukan preman-preman itu," ucap Dean dengan tatapan datarnya. "Aku yakin Alex bukan dalang dari penyerangan tadi."
"Bagaimana kamu bisa sangat yakin?" tanya Bryana.
"Karena aku melihat ketulusan nya, dia bahkan membuang jauh-jauh sikap sombongnya padaku," jawab Dean.
Bryana menghela napas. "Dia sudah tidak memiliki apa-apa, makanya tidak sombong lagi."
