Saat malam, Dean sudah selesai menjalani operasi dan sudah dipindahkan ke ruang rawat tepatnya di ruang VVIP. Dia masih belum sadar karena masih dalam pengaruh obat bius. Luka pada kepala dan cedera pada beberapa bagian tubuhnya bisa cukup parah.
Bryana duduk terdiam di kursi berwarna putih tepat di samping kanan ranjang Dean. Dia menatapi suaminya yang biasanya terlihat gagah, kini terlihat begitu lemah dengan kepala yang diperban, tangan terpasang infus dan masih terpasang selang oksigen pada bagian hidungnya.
Hanya terdengar suara monitor yang menyuarakan detak jantung Dean yang menggema di ruangan yang bercat dinding warna putih kekuningan dengan fasilitas sofa lengkap dengan meja, lemari, kamar mandi, dan meja lengkap dengan perlengkapan untuk makan.
"Sayang, bangunlah ... Aku rindu senyum manismu," seru Bryana sembari memegangi tangan kanan Dean, kemudian menciumnya.