Serefina tidak percaya ini, di antara semua malam yang ada, itu adalah malam ini dan ia tidak menyadarinya sama sekali.
Sang penyihir itu melirik ke arah langit yang sangat gelap. Setiap hari sudah terlihat seperti ini, entah apakah itu siang atau malam, kau tidak akan bisa mengetahuinya.
Di hadapannya saat ini, sang burung api memiringkan kepalanya dengan sangat polos, seakan ia bertanya apa yang sedang Serefina lakukan, duduk di bawah tanah yang kotor, meringis kesakitan.
Tubuh Serefina gemetar, ia mengumpat kata-kata kasar dengan pelan sehingga ia sudah tidak memperitungkan hal ini, yang mana akan menghancurkan rencananya. Namun, ia tidak bisa melanjutkan apapun yang ingin ia lakukan di dalam kondisi seperti ini juga.