Chereads / Cinta Sang Malaikat Penjaga / Chapter 10 - KECEMASAN

Chapter 10 - KECEMASAN

Sebagai seorang raja, berlutut di hadapan seseorang adalah sesuatu yang tidak bisa dilakukan. Itu adalah sebuah tindakan yang merendahkan bagi seorang keluarga kerajaan seperti Jedrek, sebagai seorang putra pertama dari keluarga Donovan dan seorang raja bagi para lycanthropes di dalam dunia ini.

Tidak perlu menyebutkan untuk bisa berlutut di hadapan makhluk lain, Jedrek bahkan tidak akan pernah merendahkan nada bicaranya kepada siapapun. Tidak di hadapan rakyatnya. Tidak di hadapan adiknya. Terlebih lagi, di hadapan musuhnya.

Tidak hanya ia akan merendahkan harga dirinya di hadapan Chiron, namun disana juga ada orang lain bersama mereka; Carina, Zarrn, Eaton, Kace... dan Lilac.

Jedrek bisa melihat Lilac menggelengkan kepalanya dengan lemah, saat air mata mengalir jatuh dari wajahnya yang cantik. Ia terlihat sangat pucat. Ia terlihat bahkan lebih seperti orang sakit dibandingkan saat terakhir kali Jedrek melihatnya kemarin pagi, sebelum ia pergi keluar menuju ke gerbang kota.

Sisi buasnya mencakar di ujung kesadarannya, ingin menembus dan mengamuk karena permintaan yang sangat merendahkan itu dan darah Alphanya mengalir ke seluruh tubuh dengan kemarahan atas pikiran bahwa ia harus berlutut.

"CHIRON!" Kace menggeram, ia mengambil beberapa langkah untuk mendekat. "Sudah cukup!" Kedua telapak tangan Kace mengepal di sebelah tubuhnya. "Kau sudah bertindak terlalu jauh!"

Chiron menurunkan Lilac, tapi karena guardian angel itu masih terlalu lemah untuk bisa menyangga tubuhnya dengan kedua kaki, ia kehilangan keseimbangan dan hendak terjatuh ke tanah jika bukan karena Chiron dengan segera menarik Lilac kembali dan memeganginya di sekitar leher.

Namun, itu bukanlah hal yang membuat Jedrek dan Kace menggeram dengan penuh kemarahan dan kebencian, tapi fakta bahwa Chiron telah mengarahkan ujung tajam dari sebuah pisau belati di jantung Lilac. Satu serangan saja dan itu akan menghentikan detak jantung Lilac selamanya.

"Chiron!" Zarrn membesarkan kedua matanya dengan sangat tidak percaya. Ia masih mengira bahwa Chiron tidak akan bertindak sejauh itu. Jika ia ingin mempermalukan Jedrek, ia masih bisa mengerti, tapi untuk membunuh seorang guardian angel yang tidak bersalah, itu adalah sesuatu yang jelas sangat berbeda dari apa yang bisa ia bayangkan. "Kita sudah disini! Kita mendapatkan tanah kita kembali! Kenapa kau ingin mengancurkan semua itu?! Kau menempatkan kami semua ke dalam bahaya!"

Chiron tidak bergeming sedikit pun, bahkan ekspresi wajahnya saja tidak berubah ketika ia mendengar apa yang dikatakan oleh Zarrn.

"Apa kau sudah lupa apa yang sudah dia lakukan kepada kita semua?" Chiron bertanya dengan sangat tenang, seakan tidak ada hal apapun yang bisa mempengaruhinya lagi dan hal ini membuat Kace merasa takut, ia tidak pernah melihat sisi ini dari Chiron sebelumnya. "Dia sudah memberikan tanah kita kembali, namun dengan balasan untuk ikut dalam pasukan perang. Perang yang tidak ada urusannya dengan kita!" Chiron menatap ke arah Carina, yang sedang berdiri di antara Zarrn dan satu makhluk buas, Eaton.

"Chiron, ini bukan dirimu..." Kace berkata dengan nada yang sangat sedih. Ia merasa bahwa ia dikhianati oleh seseorang, yang sangat ia percayai. Ia ingat dengan semua percakapan yang mereka lewatkan bersama.

"Ini adalah diriku, Kace... maaf karena semua ini harus berakhir begini..." Chiron memberikan Kace sebuah senyuman sebelum ia kembali menatap ke arah Jedrek dengan serius. "Berlutut di hadapanku. Berlututlah, maka mereka bisa melihat, seberapa tinggi kau memegang harga dirimu. Raja macam apa dirimu. Pasangan macam apa dirimu."

Kace menatap kembali ke arah kakaknya, ia merasa sangat bingung dengan Chiron yang ada di hadapan matanya. Itu hampir terasa seperti Chiron telah berubah menjadi orang lain, orang asing yang tidak pernah ia kenal.

"Jedrek..." Kace berkata dengan bingung, tapi ia tidak tahu lagi apa yang harus ia katakan. Jika itu adalah dirinya dan Hope yang berada disana, menjadi seorang sandera dan berada di dalam bahaya besar, ia akan melakukannya tanpa berpikir dua kali, berlutut di hadapan Chiron, meskipun sisi buas yang ada di dalam dirinya tidak akan melakukan hal itu dengan rela.

Namun, Jedrek sungguh berbeda. Ia tidak akan membuang harga dirinya dan menyelamatkan pasangannya, bukan?

"Jika aku berlutut di hadapanmu, apakah kau akan melepaskan Lilac?" Jedrek bertanya, nada bicaranya sangat tenang, hingga terdengar sangat menyeramkan, dengan ekspresi wajahnya yang jauh dari emosi apapun. Tidak akan ada yang bisa mengetahui apa yang ada di dalam pikiran Jedrek saat ini.

"Jika dengan melihatmu berlutut di hadapanku bisa meredakan dendam yang aku rasakan terhadapmu, aku akan melepaskannya." Chiron berkata.

"Chiron! Cukup!" Zarrn berteriak dengan keras, ia melangkah maju dan berdiri di sebelah Jedrek. "Lepaskan Lilac! Ada banyak sekali anak-anak di antara rakyat kita! Apa kau pikir ini semua tidak akan membahayakan mereka jika kau melukai pasangannya?! Pikirkan tentang semua anak-anak itu!"

Namun, Chiron hanya mendengus dengan sifat yang mengejek, namun terlihat kesedihan yang mendalam dalam caranya menatap ke arah Zarrn. "Tentu saja, dia akan membahayakan mereka semua, tidak peduli apapun yang akan aku lakukan sekarang, aku sudah melakukan hingga sejauh ini. Dia akan tetap melukai anak-anak. Di masa lalu, dia bahkan tidak peduli jika dia harus membunuh kebanyakan dari centaurus wanita yang kita miliki. Anakku yang belum sempat dilahirkan."

"Chiron kau sudah gila!" Zarrn mengatupkan giginya. Ia selalu menghormati Chiron selama ini. Jika itu bukan karena dirinya, mereka tidak akan bisa melarikan diri dari dunia ini bertahun-tahun lalu. Tapi, ketika sekarang mereka memiliki kesempatan untuk mendapatkan semuanya kembali, ia harus menyingkirkan dendam pribadinya. Ada banyak sekali generasi muda yang harus mereka pikirkan.

Bergabung ke dalam perang adalah satu-satunya cara agar mereka bisa mendapatkan hidup yang damai, karena tidak akan ada kedamaian dimana para iblis menguasai mereka. Mereka melakukan semua ini bukan untuk Jedrek, namun untuk diri mereka sendiri juga.

Kenapa Chiron tidak bisa mengerti semua itu?! Zarrn berpikir dengan sangat frustasi.

"Aku sudah berlutut di hadapannya, memohon untuk kehidupan bagi rakyat kita, tapi dia bahkan tidak mengedipkan kedua matanya, ketika dia menjatuhkan perintah kepada semua rakyatnya untuk membunuh rakyat kita." Chiron menatap ke arah Jedrek dan melihat bagaimana cara sang Raja menatap kembali ke arahnya. "Seberapa jauh yang akan kau lakukan untuk pasanganmu?"

Jedrek menatap wajah Lilac, ia sedang menangis. Ia menangis untuk Jedrek sambil mengatakan 'tidak' dengan lemah.

Ia sangat bodoh, kan? Kenapa ia harus menangis dan meminta Jedrek untuk tidak melakukan hal itu ketika satu-satunya orang yang sedang berada di dalam bahaya adalah dirinya?

Pada saat itu, dari belakang Chiron, ada beberapa sosok yang secara tiba-tiba muncul dari udara.

"Kita hampir melewatkan kesempatan ini untuk melihat sang Raja berlutut..." Itu adalah Lucifer, yang mengatakan hal itu. Ia berdiri di antara enam iblis lainnya dan satu penyihir. Seorang penyihir yang memiliki rambut berwarna merah...

Jedrek tidak tahu apakah karena melihat ketujuh iblis itu atau karena melihat Serefina yang bergabung dengan mereka yang membuatnya sangat terkejut.