"Torak, Serefina..." Raine mencoba untuk bicara walaupun suaranya terdengar sangat serak.
Torak dengan segera mengambil segelas air minum dan membantu Raine untuk minum dengan menyangga tubuhnya, agar ia tidak tersedak.
"Minum ini lebih dulu..." Torak berkata dengan sangat lembut, ia membawa gelas itu dekat dengan bibir Raine, sementara Hope menyingkirkan helaian rambut Riane dari wajahnya. "Hati-hati, pelan-pelan saja..." Torak memperingatkan Raine, yang meminum airnya dengan cepat karena merasa haus.
Di sisi lain, Calleb menghela napas lega ketika ia melihat Raine yang sudah bangun. Ia tidak akan merasa tenang jika Raine masih juga belum sadarkan diri.
Prajurit bayangan itu memang tidak melakukan sesuatu yang membahayakan dirinya, namun itu menyebabkannya kehilangan kesadaran dan membiarkannya berada di dalam bahaya. Sang Gamma pun merasa tidak masalah jika Torak akan menghukumnya sekarang. Ia merasa pantas utuk menerima hukuman. Untungnya, Torak sedang terlalu sibuk untuk mengurus Raine dan tidak memiliki waktu untuk marah kepada Calleb.
"Torak, Serefina..." Raine mencoba untuk berbicara lagi, sementara Torak mengusap sisa air yang jatuh dari bibir Raine.
"Dia tidak ada disini," Torak berkata. Ia mengira bahwa Raine sedang merasa sakit dan ia ingin menemui Serefina. "Apa kau merasa sakit di suatu tempat?" Tidak ada penyembuh di dalam istana saat ini, Torak tidak tahu dimana penyembuh itu berada dan Calleb sudah mencarinya juga ketika ia sedang mencari Serefina, namun ia tidak bisa menemukan siapapun. Sepertinya, satu-satunya makhluk hidup yang ada di dalam istana ini adalah mereka.
"Tidak, Torak. Kau tidak akan bisa menemukannya disini." Riane berkata dengan lemah, jika torak tidak memiliki kemampuan mendengar yang sangat henat, ia tidak akan bisa mendengar apa yang dikatakan oleh Raine. Bahkan Hope saja harus bergeser lebih dekat.
"Kenapa?" Torak bertanya, sambil mengusap pipi Raine, hatinya sangat terluka untuk melihat pasangannya merasakan sakit, lagi. "Apa kau tahu dimana dia sekarang?"
"Torak, dia bersama dengan para iblis..." Raine akhirnya mengatakan hal itu, ekspresi wajahnya berubah menjadi sangat sedih, dan air mata mulai jatuh di pipinya.
Serefina tidak selalu bersikap baik kepadanya, terlebih lagi ketika mereka baru bertemu untuk pertama kalinya, tapi untuk mengetahui bahwa penyihir itu mengkhianati mereka, pikiran itu, tidak pernah terlintas di dalam pikirannya sama sekali.
Tidak peduli bagaimana tajamnya ucapan Serefina dan bagaimana ia kehilangan kesabarannya di dalam setiap kali mereka bertemu, atau bagaimana Serefina melawan Torak, ia tidak akan mengkhianati mereka, kan?
"Apa maksudmu?" Hope bertanya, suaranya terdengar hampir seperti sebuah bisikan. Ia pasti mendengarnya dengan salah, kan?
"Tidak mungkin." Lana berkata dengan linglung, ia menggelengkan kepalanya dan memegangi pinggiran meja untuk menyangga tubuhnya.
Lana dan Hope masih belum bisa percaya dengan apa yang Chiron lakukan untuk mengkhianati mereka, tapi untuk mengetahui bahwa Serefina juga sudah melakukan hal yang sama adalah hal yang berbeda. Itu sungguh sangat tidak mungkin.
Namun, Raine tidak akan mengatakan kebohongan kepada mereka.
Bahkan Calleb saja tidak mampu berkata-kata, mulutnya terbuka dengan lebar, namun tidak ada satu kata pun yang dapat ia ucapkan saat ini.
***
Jedrek berjalan menuju ke gerbang kota, yang sudah dihancurkan oleh orang-orang dari luar dinding, mereka semua berjalan menuju ke arah istana, ketika melihat sang Raja sedang menemui mereka.
Sebenarnya, ada fakta yang mengganggu lainnya yang sudah ia lihat sebelum ia meninggalkan istana. Seseorang telah merubuhkan gerbang istana dan semua tubuh tak bernyawa dari para penjaga yang menjadi tak terkendali saat ia mencoba untuk masuk ke dalam istana, sudah menghilang tanpa adanya jejak apapun.
Siapa yang sudah melakukan hal itu?
Dari apa yang ia lihat, sepertinya seseorang telah mencoba untuk masuk ke dalam istana dengan cara paksa.
Namun, tepat pada saat itu, pikiran Jedrek sedang sangat penuh dengan pikiran bahwa pasangannya sedang menghilang, maka ia tidak memiliki waktu untuk memikirkan siapa orang itu.
"Dimana centaurus yang bernama Carina?" Suara sang Raja tidak terdengar kencang atau pun pelan, namun bisa dikatakan jika dilihat dari ekspresinya yang suram dan kedua mata hitamnya, lycan ini sedang sangat marah, lebih dari apa yang bisa dilihat.
Di belakang para lycanthropes yang berasal dari perkumpulan Torak dan para pemburu yang Kace undang, adalah para centaurus. Mereka terlihat sangat lebih tinggi dari siapapun yang ada disana, itu karena tubuh setengah kuda mereka.
"Aku," Sebuah suara lembut dari belakang keramaian terdengar sementara tapak kakinya dengan halus beradu dengan tanah ketika ia berjalan maju.
Orang-orang lainnya berpencar dan memberikan jalan kepada centaurus betina itu, namun centaurus lainnya bergumam satu sama lain, mencoba untuk mencari tahu apa yang sedang terjadi dan kenapa tiba-tiba Jedrek ingin untuk bertemu dengan Carina.
Mereka memiliki sejarah panjang yang sangat buruk dengan raja ini dan mereka merasa cukup tegang ketika ia menunjuk salah satu dari mereka.
Sementara, di belakang Jedrek, Kace dan Raphael merubah wujud mereka kembali ke dalam bentuk manusia ketika mereka sudah cukup dekat dengan Jedrek, akhirnya berhasil mengejarnya.
"Jedrek, kau sudah berjanji padaku..." Kace memegang bahu Jedrek, tapi sebelum ia bisa menyelesaikan kalimatnya, kakaknya itu sudah menyingkirkan tangannya menjauh dari bahunya, dengan sangat kasar, sehingga Kace tersandung dan ini meningkatkan suara gumam dari sekitar mereka.
"Katakan padaku dimana Chiron?" Jedrek bertenya kepada Carina ketika ia sudah berdiri dihadapan kerumunan, hanya berjarak beberapa meter dari sang Raja.
Jika centaurus betina ini merasa takut dan gelisah, ia tidak menunjukkan perasaan itu di dalam ekspresi wajahnya, karena sekarang wajahnya terlihat tidak memiliki emosi apapun.
"Apa yang ingin kau lakukan dengan ketua kami?" Itu adalah Zarrn, yang bertanya kepada Jedrek, saat ia berjalan maju dan berdiri di samping Carina. "Kami tidak akan memberikanmu informasi apapun mengenai Chiron jika kau ingin melakukan sesuatu yang buruk kepadanya."
Dari yang terlihat dari Jedrek saat ini, tidak ada yang akan percaya bahwa Jedrek ingin melakukan diskusi saat ini dengan Chiron. Jedrek sekarang sedang terlihat seperti seseorang, yang ingin menghancurkan jantung mereka dengan tangan kosong.
"Buruk?" Jedrek mengejek. "Jangan memandang rendah niatku."
Zarrn tidak mengerti dengan apa yang Jedrek maksudkan dengan hal itu. Ia menatap ke arah Carina, namun kawanan centaurusnya itu hanya menundukkan kepalanya dan kemudian, ia tahu bahwa sungguh ada sesuatu yang tidak beres.
"Apa yang kau maksud?" Zarrn bertanya degan sangat hati-hati, tapi ia merasa bahwa ia tidak ingin mendengar jawabannya.
"Tidak hanya ketuamu saja atau centaurus betina yang ada di hadapanku ini. Aku akan membuat kau merasakan penderitaan yang sama hingga mati jika kau tidak mengatakan kepadaku dimana Chiron berada sekarang!" Jedrek mendengus dan menggertakkan giginya, kedua matanya berubah menjadi merah.