Cahaya matahari siang jatuh ke wajah Raphael, yang tengah tertidur pulas. Dia baru saja tidur pagi ini, karena ada beberapa makhluk yang dengan berani menerobos perbatasan dan membuat keributan, jadi dirinya dan Calleb harus mengurus masalah tersebut, maka dari itu, baru pagi ini dia bisa pulang setelah menyelesaikan masalah konyol tersebut.
Tapi, sebagai seorang ayah yang memiliki anak berusia empat tahun dan memiliki keingintahuan yang besar dan tidak sabaran, tentu saja siang hari bukanlah waktu yang tepat untuk beristirahat.
"Ibu, kenapa ayah masih tidur?" tanya Edgar, dia melompat- lompat ke arah dapur, dimana Lana sedang menyiapkan makan siang untuk mereka. "Aku mau bermain dengan ayah," rengek bocah kecil itu pada ibunya. Dia merasa tidak senang karena Raphael hampir selalu menghabiskan waktunya di luar, tapi begitu dia berada di rumah, justru waktunya hanya dipakai untuk tidur.