Malam itu Tasya lagi-lagi tidak bisa menolak ajakan salim untuk makan malam bersama.
Ia merasa ini adalah kesempatan emas karena sang kakak sedang bertugas keluar negeri.
Keduanya telah seminggu lebih nggak pernah bertemu. Tasya selalu menolak dan menghindari Salim ketika Salim mendekati nya untuk bertemu. Bahkan Tasya tak lagi pernah membalas Pesan dari nya, di bel pun sama juga nggak pernah di angkat.
Selama itu pula Salim menahan rindu untuk gadis pujaan hati nya itu karena ia tidak ingin gadis nya dalam masalah dengan sang kakak. Sungguh masalah pelik yang entah kapan bisa di pecah kan. Ia begitu kesal pada semua ini, namun ia pun hanya bisa pasrah sambil melihat kedepan nya seperti apa.
Tasya melirik pria di samping nya yang sedingin es balok, Salim diam saja, pandangan nya lurus ke depan menatap jalanan. Saking konsentrasi nya dalam menyetir hingga ia merasa jika Salim mengabaikan nya.