Chereads / Temen, Katanya / Chapter 2 - 02. Terpesona

Chapter 2 - 02. Terpesona

"Anying padahal dia dulu gue sapa bener bener ogah" cetus Bay. Menatap lelaki tinggi berwajah dingin yang duduk bersila di depannya. Didekatnya ada tiga lelaki dan satu perempuan yang mendengarkan dengan senyum tertahan.

"Ga sengaja papasan dijalan gue senyumin malah ngelengos anjing"

Lelaki gemoy dipojokan itu tertawa lebar. "Ngelengos" katanya mengulang ucapan Bay dengan nada lucu. Namanya Abel. Dengan pipi bulat dan sedikit kelebihan berat badan. Selalu memegang hape kapanpun dan dimanapun.

"Jaga hati itu woi" sahut lelaki berwajah dingin tetapi tak kalah bobrok. Will atau nama aslinya Wildan Bert Star. Seperti namanya, dia memiliki kulit putih yang bersinar selayaknya bintang. Kerap juga disapa Kastar yang aslinya kak Star. Bagus memang, tetapi menurut Wildan itu ejekan. Sedangkan dua lainnya diam mendengarkan.

Bay mengumpat, "bukan masalah jaga hati gue kan tetangga aturan mah saling sapa silaturahmi itu nyet"

Margasatwa jalan itu julukannya. Dengan umpatan 24/7, siapa sangka gadis itu cengengnya minta ampun. Dia sangat perasa dan lebih sensitif dari manusia lainnya.

Sedangkan yang jadi topik obrolan malah mesem mesem sinting menatap Bay. Dia Leo, si jangkung manis dengan kumis tipis.

Ferra tersenyum tipis. Memundurkan diri dengan tangan meraih hape yang agak jauh dari jangkauannya. Matanya melirik sekilas layar hape lelaki di sampingnya sebelum segera diturunkan.

"Kenapa?" Tanya lelaki itu. Rery Devian atau Rey sapaan akrabnya. Bertanya lembut tetapi dengan sorot mata jenaka.

Ferra menggeleng. Menarik ujung matanya ke bawah dengan juluran lidah membuat Rey tertawa sebentar.

Tidak terlalu tinggi tetapi menggemaskan. Tidak terlalu tampan tetapi menyenangkan. Dia konyol, terlihat dari wajahnya. Rambutnya lebat acak acakan dengan poni didahi. Gayanya seperti Oppa Korea tetapi sikapnya sangat gila dan tidak terduga. Ngebanyol sebentar saja pasti sudah banyak gadis terpesona, matanya yang indah seolah mampu menghipnotis orang manapun.

Bay yang tertawa karena sempat menyatakan cinta kepada Leo tetapi ditolak itu mendecih samar. Wajar saja jika Ferra terpesona. Lelaki itu seolah memiliki ajian ghaib supaya semua orang tertarik padanya.