Chereads / Long Distance Religion (LDR) / Chapter 10 - BAB III °Fall In Love° *part I*

Chapter 10 - BAB III °Fall In Love° *part I*

Disinilah salah satu dari mereka ,tepatnya di rumah sakit Bhayangkara, siapa lagi kalau bukan Raga? , jika bukan Raga yang disini , maka ia akan merasa bersalah lebih jauh lagi, Raga tak mau lagi di pandang buruk oleh wanita yang di sukainya , ia rela berbuat apa saja demi wanita yang di sukai nya, hingga dirinya jatuh terbaring seperti ini pun ia rela , iyaa saat ini ia sedang di tangani dokter , Raga di beri obat penenang, agar dokter lebih lacar dalam menyelesaikan penanganan nya.

Raga mengalami kebocoran pada kepala bagian belakangnya , itu terjadi karena kepala nya cukup keras membentur pinggiran aspal yang meruncing

sedangkan Syafa? apa yang terjadi padanya ? apakah dia baik-baik saja ? apa mungkin...??

ah tidak , Syafa saat ini sangatlah baik-baik saja, bahkan ia melanjutkan kuliah nya, ia hanya mendapatkan luka gores pada sikunya yang menyebabkan lengan baju yang ia kenakan sedikit robek karena menggores aspal begitu keras, saat ini Syafa hanya bisa melamun dan melamun, padahal dosen nya masih membahas mata pelajaran, ia tak tau harus bersikap bagaimana lagi nantinya ,mengingat kak Raga yang selalu saja menolong nya , namun ia terlalu menuruti egonya, hingga..

"Syafa? kau tak apa? apa masih sakit? " tanya dosennya pada Syafa

"eoh? tidak pak ,Syafa baik-baik saja kok"jawab nya, dan ia kembali melamun, tiba-tiba kejadian beberapa saat lalu , berputar kembali pada otak nya

FLASHBACK ON!!

"Syafa AWAS....!!!!"

Raga dengan sangat cekatan meraih tubuh Syafa , hingga membuat gadis cantik itu terperanjat ,

"kau?? awas!! LEPAS!!" sebelumnya Syafa tak mengetahui apa maksud kak Raga meraih tubuhnya , hingga sebelum truk itu mendekat, Syafa berusaha memberontak namun nihil, dengan gerakan yang sangat cepat, Raga memeluk Syafa dan melemparkan diri menyamping untuk menghindari truk yang melaju dengan begitu cepatnya

BRRAKKKK//

"Arghhh!!!" Syafa meringis kesakitan ,

karena sungguh lemparan Raga terhadap diri mereka memang cukup keras, namun Syafa tak menyadari bahwa tubuh Raga juga terlempar begitu jauh hingga membentur pinggiran aspal yang meruncing ,hingga membuat Raga tak sadarkan diri

"shhh akh..!! eoh..? kak Raga!!" ia berusaha bangkit dan menghampiri Raga , tak menyadari bahwa sudah terdapat banyak kerumunan orang yang mengerubungi tubuh Raga untuk sekedar menolong nya

"awass!! minggir , izinkan aku melihatnya!!" Syafa berusaha masuk kedalam kerumunan orang-orang itu

"Aaa !! kak Raga? apa yang terjadi?? eoh!! kepalamu penuh darah , huftt..!!bagaimana ini?!!" Syafa dibuat begitu panik oleh keadaan Raga saat ini , darah yang terus meleber dari bagian kepala belakangnya yang mengotori aspal jalanan tersebut tak kunjung berhenti

"nak bagaimana ini? apa kamu tahu dimana rumah pemuda ini ?" tanya salah satu warga yang berkerumun di samping Raga

"tunggu sebentar paman , lebih baik aku akan menghubungi pihak kampus terlebih dahulu , bertahan lah kak!! kumohon...!" lirihnya di akhir kata , hingga beberapa saat ia memutuskan beranjak dari tempat itu dan berlari menuju kampus nya , memang kejadian tersebut jaraknya tak jauh dari kampus nya , Syafa memutus kan lari menuju kampus dan menghampiri bapak penjaga gerbang yang selalu berjaga di pos kampus nya,

"huft..!! huftt!! pak... !! itu!!– kak Raga !!– mahasiswa bahasa S2!!– dia..!!–huftt huftt!! " Syafa berusaha meneruskan perkataan nya namun tak bisa , nafas nya memburu begitu cepat , ia berlari terlalu kencang hingga paru-paru nya kualahan dalam memompa dan mengais oksigen

"Shhhh , pelan-pelan nak ,tarik nafas dulu , katakan dengan pelan ada apa dengan Raga ?"

"huuuftt!!! fiuhhhh....kak Raga mengalami kecelakaan pak !! di pinggir jalan raya Maha Raja, Syafa rasa kak Raga mengalami luka sedikit parah" jelas nya

"baik lah , kamu langsung masuk saja ke ruang UKS ,biar bu asih mengobati mu , sepertinya siku mu juga terluka "

"tapi pak , kak Raga? aku mau––"

"shh biar bapak yang mengurusinya kamu masuk saja Fa,"

"eum.. baiklah pak.." lirih nya sedikit kecewa sebab tak bisa melihat keadaan Raga lagi

hingga akhirnya pada saat itu Syafa masuk ke ruang UKS dan di obat i oleh ibu asih ( penjaga UKS lebih tepat nya bidan yang telah lama mengabdi di kampus ini)

FLASHBACK OFF!!

.

Saat ini Syafa benar-benar merasa khawatir dengan bagaimana keadaan seniornya itu, yang terakhir ia mengetahui bahwa Raga sangat membutuh kan bantuan , dengan kondisi kepala belakang yang berlumuran darah , entahlah,,, setelah kejadian itu Syafa bingung harus bagaimana lagi menyikapi keadaan ini,

"Syafa rasa Syafa harus mengetahui bagaimana keadaan kak Raga saat ini , jika Syafa diam saja ,maka Syafa tidak ada bedanya dengan pengecut!" –batinnya

"tapi bagaimana caranya"–batinnya berkelanjutan

"uhum.." matanya membelalak ketika saraf otak nya mencerna suatu rencana

"Akh––" memegang kepala bagian kanan nya

"eoh? Syafa ? kenapa ? apa kepalamu pusing?" tanya Dosen nya dengan penuh penasaran

"akh- iya pak Syafa rasa begitu, tiba-tiba kepala bagian kanan Syafa sakit," alisnya berkerut saling berdekatan ketika tangan nya kembali menyentuh samping kepalanya

"oh baik lah , kalau begitu kamu bisa ke UKS sekarang"

"lah kenapa malah disuruh ke UKS sih.."–batinnya

"Akh– auuu!!! pak mohon maaf, Syafa rasa jika Syafa hanya beristirahat di UKS tidak akan cukup pak, sepertinya Syafa harus istirahat total di rumah "

"baiklah-baiklah , apa perlu di antar teman mu ? atau mungkin pak Tono ? (penjaga gerbang)"

"ah tak usah pak , Syafa bisa pulang sendiri kok "

"tapi kan kamu jalan kaki Fa , apa kamu akan kuat berjalan? "

"nanti biar Syafa hubungi mamah Syafa saja pak untuk menjemput " –kali ini ia berbohong

"ok baiklah , silahkan"

"makasih banyak pak.." pamit nya dengan dosen yang mengajar di depan

.

Tak lama dari itupun Syafa telah berhasil keluar dari kampus nya , ia juga membohongi pak penjaga gerbang asal kalian tau , tak apa, itu semua demi seseorang yang menyelamatkan nya beberapa saat lalu

"maafkan Syafa yaa pak satpam, pak Dosen... hihi , kali ini saja kok hehe" terkikik dengan sendirinya

jangan lupakan, sebelum Syafa keluar dari kampusnya ia sempat bertanya kepada pak Satpam untuk sekedar menanyakan dimana pihak kampus yang membawa kak Raga ke RS,

"RS Bhayangkara , yaa , Syafa harus kesana sekarang" tanpa berfikir panjang wanita cantik itupun berjalan menuju pangkalan ojek yang kebetulan memang tak jauh dari kampus nya

"assalamu'alaikum pak , permisi , bisa antarkan saya ke RS Bhayangkara?" tanyanya dengan penuh kesopanan

"ya neng bisa , ini helm nya , jangan lupa di pakai"

"makasih banyak pak "

.

-RS BHAYANGKARA-

"permisi sus, apakah disini ada korban kecelakan yang di larikan sekitar 2 jam lalu ? namanya Raga , eum... Raga Winata lebih tepat nya"

"ouh .. sebentar nak , saya cek dulu datanya"

"uhum , baiklah .."

"dengan korban Raga Winata ? Mahasisa kampus ***?"

"ah iyaa sus , dimana ruangan nya ?"

"dia berada di ruangan IGD nak , tepat nya di sebelah sana " menunjuk kan ujung dari lorong sebelah barat

"baiklah sus , terima kasih banyak yaa"

"sama-sama"

.

Syafa terus melangkah kan kakinya hingga tiba-tiba langkahnya terhenti karna suatu hal hingga membuat keningnya menyerngit heran

"kenapa bisa seperti ini ? jawab Ga !! motornya aman-aman aja kan ? sekarang dimana motor nya , motor itu sebulan lalu baru di servis kan? sayang banget kalo harus servis lagi !! " ucapnya dengan nada mengeras

" UDAH !! UDAH !! STOP MAH !! kepala Raga pusing!! bisa gak ? sehari... aja gak ngomel in Raga? Raga capek mah denger nya, bukan nya ngekhawatirin anak nya ,malah ngekhawatir in motor , motor Raga baik-baik saja mah!! PUAS !!"

"kamu juga udah siuman kan ? berarti kan kamu juga sudah mendingan! , yasudah!! mamah mau pulang jemput Alexa, kamu baik-baik !! nanti papah kesini!"

"Alexa.. terus!!" batinnya, yang kemudian di sertai dengan gumaman "hmm"

.

seketika Syafa berbalik dan bersembunyi di balik tembok, saat ini posisi Syafa sangat tidak memungkinkan jika harus bertemu dengan orang tua Raga, ia terus bersembunyi sampai langkah kaki mamah Raga menjauh dari ruang IGD, setelah suara langkah kaki itu menjauh hingga hampir tak terdengar lagi oleh indra pendengar , Syafa memberanikan diri untuk masuk ke ruang IGD yang terdapat Raga didalam nya

Tok Tok Tok //

"permisi" ucap Syafa lembut

"apalagi sih mah.." jawab Raga tidak tau sebab posisi nya saat ini sedang membelakangi pintu masuk ruangan tersebut

"ini Syafa kak" berjalan dan mendudukkan diri di samping tempat Raga terbaring

"eoh Syafa ?" raga membalik tubuh nya hingga menghadap ke arah wanita yang baru saja datang menjenguk nya

"apa? dia memanggil ku dengan embel-embelan kak lagi? benarkah ? aku tak bermimpi ? ah Syukurlah" –batinnya

"iyaa , kak Raga ? bagaimana...? masih sakit ? ah... em.. maksud Syafa... bagaimana keadaan nya ?" gugup Syafa , jujur ia bingung harus bersikap bagaimana

"sudah membaik , cuma ada 2 jahitan disini" tunjuk Raga pada bagian kepala belakang nya

"apa sakit ?"

"tidak !, tapi akan jauh lebih sakit jika kamu yang sakit Fa!" ketus nya

"eoh ?"

"aishh lupakan , bagaimana ? kamu baik-baik saja kan ? ngga ada yang terluka kan ?"

"shh!! sudah !! cukup kak!! jangan mengkhawatirkan orang lain!! jika keadaan mu saja sangat mengkhawatirkan!!"

"sudahlah Fa , aku tak apa , aku baik-baik saja, kamu bisa lihat sendiri kan ?"

"baik-baik saja kakak bilang ? tidur terlentang saja ngga bisa, dengan keadaan seperti ini? , masih bisa di katakan dengan baik-baik saja? apalagi dengan dua jahitan dalam disini? hmm?" jelas Syafa

"sudahlah Fa , tidak seburuk itu kok ,aku baik-baik saja"

"Syafa rasa tidak!"

"ok !! aku tidak baik-baik saja, karena ada kamu disini Fa!"

"maksud kakak ? kedatangan Syafa disini mengganggu ? iya? , kalau iya ..,emm.. Syafa bisa kok pulang sekarang!!" beranjak dari duduk nya

"aishh!! shhh!! bukan begitu!!!! aku memang tidak baik-baik saja !! tapi ketidak baik-baik sajaan ku ini , bukan karena kedatanganmu mengganggu ku Fa , justru aku lebih bahagia dan jauh lebih baik-baik saja sekarang!" tersenyum melihat Syafa yang sudah bersiap ingin beranjak pergi

"aishh!! sudah i cara bicaramu yang seperti ahli sastra itu!"

" eoh ? kamu lupa siapa aku ? aku mahasiswa sastra bahasa S2 yang selalu meraih nilai terbaik , asal kamu tahu , jadi ? tidak susah bebicara seperti ahli sastra, hehe" kekehnya disertai senyuman

"sombong sekali pemuda ngkuh ini..."

"eoh ? mau mencoba berbicara seperti ahli sastra Juga ?" detik berikutnya keduanya tertawa lepas hingga suara mereka menggaung di ruangan IGD tersebut

.

terlepas dari candaan mereka, detik berikutnya mereka mendapati kecanggungan karena keheningan, hingga beberapa menit berlalu, suara d'eheman Syafa memecahkan interupsi keduanya

"ehem!!"

"kak , maaf ,Syafa tak sempat membawa apa-apa kemari, jadi jangan kecewa"

"tak apa, dengan kamu disini saja , aku sudah jauh lebih senang ,jika di bandingkan aku mendapat kan buah tangan"

"uhum ,, Syafa rasa... jiwa kesusastraan kakak sudah masuk dan mendarah daging ya ,di tubuh kakak? " senyum nya dengan di sertai sedikit sindiran

"haha , aku rasa begitu , begitupun dengan kamu nantinya Fa , kamu pasti akan mengalami hal yang sama sebab kegemaran kamu terhadap sastra bahasa"

"eoh ? benarkah ?" tanya Syafa tak kalah antusias.

"tunggu saja , hingga beberapa semester kedepan , semuanya akan terlihat ,jika kamu sangat menyukai bidang sastra tentunya.."

"sepertinya , Syafa harus banyak belajar dari senior angkuh ini" melirik kesamping guna menghindari tatapan Raga yang menajam

"apa kamu bilang ? senior angkuh?, bukan nya yang super duper angkuh itu adalah kamu Fa ?" sindirnya berkelanjutan

"dih , enak aja , Syafa bukan anak yang akuh yaa " bela nya terhadap diri sendiri

"iya-iyaa pokoknya yang super duper angkuh itu aku!" kali ini Raga harus mengalah

"mengaku eh ?" ejek nya di sertai senyuman

"uhum... kurasa menjadi senior angkuh tak begitu buruk " bangga nya

"baiklah-baiklah., siapapun yang angkuh ,tak akan menjadi masalah besar" senyumnya dengan penuh ketulusan

"maksudnya?" dengan di sertai serngitan pada dahi nya

"ah lupakan, ah iya , sepertinya jam kuliah sudah habis , Syafa harus pamit pulang kak" menengok jam tangan yang melingkar di pergelangan tangan nya

"loh? berarti dari tadi kamu bolos ? " ia sedikit tercengang dengan kelakuan wanita di depan nya

"ah hehe iya , tapi ngga sepenuh nya bolos kok , tapi tadi Syafa izin pulang karena pusing" jelas nya

"berbohong kan ?"

"hehe hanya sedikit"

"jangan ulangi lagi ya! tidak baik berbohong seperti itu"

"eh ? kayak kakak ngga pernah bohong aja eoh ?"

"hanya untuk hal yang mendesak saja"

"sama , Syafa juga kok"

"baiklah ,tapi jangan sering berbohong"

"hmm, kak ,Syafa pamit ya , maaf Syafa ngga bawa apa-apa kesini , terima kasih karena telah melindungi Syafa hari ini , Syafa tidak bisa balas–" pembicaraan nya terpotong

"Shhh!! sudahlah jangan berlebih an , lagian siapapun yang ada di posisi kakak waktu itu , pasti akan melakukan hal yang sama kok ,jadi.. jangan berlebihan , tak seharus nya kamu meminta maaf"

"baiklah , terima kasih banyak , cepat sembuh yaa, jangan lupa istirahat" tersenyum tulus ke arah Raga

"eoh ,bilang apa tadi ?" jawab nya tak percaya dan sedikit terkagum dengan senyuman Syafa

"huh? kenapa ? apanya yang salah ? Syafa hanya minta kakak untuk istirahat yang cukup"

"baiklah-baiklah , kamu juga hati-hati ya di jalan , hushh-hushh sana!!" usirnya main-main

"dih , ngga usah di usir juga kalii,"

"assalamu'alaikum"

"––" Raga hanya tersenyum menatap punggung Syafa yang kian menjauh

detik berikutnya Syafa melangkah keluar dari ruangan IGD tersebut tanpa menaruh rasa curiga sedikitpun perihal Raga tak menjawab salamnya , entahlah.. yang ada di pikiran Syafa saat ini hanyalah ,bagaimana bisa ia dan seniornya bisa seakrab itu setelah kejadiaan beberapa jam lalu , jika difikir-fikir, sikap satu sama lain antara keduanya sangat berubah 180° dari sebelum nya , sikap saling angkuh itu ,tiba-tiba buyar hilang entah kemana setelah keduanya berusaha membuka suara dan mencoba berbicara , Syafa di buat bingung setelah nya , yang sebelumnya ia bingung harus bersikap bagaimana dalam menyikapi seniornya , namun seketika kebingungan itu hilang setelah ia memberanikan diri masuk kedalam ruangan berbau khas obat itu, dan kini wanita itu berjalan seperti orang gila karena senyuman berlebihan itu mengiringi langkah kakinya yang terus melaju , ia terus saja tersenyum hingga langkah kaki nya berhenti dipangkalan ojek dekat rumah sakit

"assalamu'alaikum , permisi pak ,bisa antarkan saja ke komplek Simanjuntak ?" tanyanya dengan senyuman penuh

"ah iya bisa-bisa"

"neng , jangan tersenyum seperti itu, senyuman mu terlalu manis untuk pak tua sialan itu" saut ojol yang sedang berduduk ria

"heh ,kau diam!! jangan mengataiku pak tua! , begini-begini aku masih belum punya anak tau!"jawab ojol yang akan mengantarkan Syafa nantinya

"sudah lah pak , jangan saling beradu bicara , tak baik"

"iya tuh, dengerin, ini nak helm nya"

"terimaksih pak"

.

setelah beberapa menit berlalu ,entahlah Syafa masih saja terus tersenyum , bahkan dirinya tak menyadari jika dirinya lebih banyak tersenyum hari ini ,

"neng? ada apa ? kenapa terus tersenyum dari tadi? apa ada hal yang membuat kamu bahagia hari ini ?"

"ah tidak-tidak , bukan seperti itu pak , Syafa memang suka tersenyum , tersenyum itu kan ibadah, iya kan pak ? tanya nya yang berusaha mengelak"

"oh seperti itu rupanya..bagus nak ,perbanyak lah tersenyum selagi masih bisa tersenyum"

"iya pak,"

.

setelah menikmati perjalanan menuju komplek nya , akhirnya Syafa sampai juga , Syafa sengaja menghentikan tumpangan nya terhadap tukang ojek di depan komplek saja , karena jika sampai di depan rumah nya , Syafa takut jika orang tuanya curiga , Syafa tak mau lagi jika harus berbohong , karena berbohong itu tak baik kan ? , jelas Syafa mengingat ,siapa yang menasehatinya perihal berbohong ,beberapa saat lalu, kini dirinya berjalan membelah komplek rumah nya dengan begitu santainya

"huft...." menghembuskan nafasnya pelan

"terimakasih untuk hari ini ya Allah , hari ini Syafa merasa jauh lebih senang dari hari sebelum nya, Syafa juga tak tau.. , kenapa sudut bibir Syafa terus saja terangkat. Sejak Syafa bertemu dengan dia, bibir ini terus memaksa untuk sekedar tersenyum, apakah ini ? yang dinamakan definisi bahagia karena seseorang?" mendongak menatap langit yang membiru ,seakan tau bagaimana suasana hati Syafa saat ini

.

.

*ITULAH CINTA, KATA SOCRATES.

MAKNA CINTA YANG SOCRATES AJARKAN KEPADA PLATO ADALAH "SELAMA KAMU BELUM PUAS MENEMUKAN NYA , MAKA KAMU AKAN TERUS MENCARI,KAMU BAHKAN MELIHAT DAN MEMBANDINGKANNYA DENGAN YANG LAIN, SEHINGGA KAMU AKAN MELEWATI SESUATU YANG MEMANG HANYA UNTUKMU*

-Socrates-

TBC!!