Pagi itu, aku sedang menyusuri lorong kelas yang sangat sepi dan sunyi. Yaaa, tidak sesunyi yang kalian pikirkan sih. Disini ramai, namun aku tetap merasa sendirian. Banyak sekali yang berlalu-lalang disini, entah itu berseragam sepertiku ataupun seorang guru yang sedang bersusah payah membawa tumpukan buku itu. Di kelaspun juga ramai, mereka sedang melakukan kegiatan belajar mengajar seperti biasanya. Namun yang berbeda dan aneh disini adalah waktu. Tuhann, Ini masih terlalu pagi untuk beraktifitas. Kalian tau jam berapa sekarang? Jam 5.30 pagiii!! Itu tidak mungkin kan untuk beraktifitas sepagi ini dan seramai ini?
Aku memang terbiasa datang jam segini, karena rumahku sangat jauh jaraknya. Sehingga aku sengaja datang pagi-pagi agar aku tak telat dann yaaa, agar aku tak terlihat oleh teman-temanku. Karena ketika aku berpapasan dengan temanku, biasanya aku dilakukan tak layak dan berakhir menyedihkan. Maka dari itu, aku menghindari hal yang tak mengenakkan ketika di sekolah dengan datang pagi-pagi buta seperti ini.
Ketika aku sedang melamun, aku ditabrak oleh salah satu dari 'mereka'.
Dia, perempuan berambut panjang nan indah, bermata biru safir namun senyumnya yang tak bersahabat itu membuatku takut. Aku sering melihatnya di perpustakaan sekolah ketika ku sedang mengerjakan tugas.
Dia, duduk didekat jendela yang menghadap langsung dengan lapangan basket sekolahku. Dia juga biasanya datang pada saat jam istirahat tiba, ketika semua siswa sedang bermain basket dilapangan itu. Namun, ketika aku melihatnya dan dia melihatku balik. Dia langsung hilang, pergi begitu saja. Aku sih tak ambil pusing, lagian 'makhluk' seperti dia memang seperti itu.
Tapiii kali ini dia berbeda, dia membolakan matanya kepadaku dan berbicara.
"Apaa?!!" katanya sinis.
"Ha-ah? Maaf aku tak sengaja menabrakmu." Kataku gugup sambil menunduk dan meminta maaf.
"Dasar wanita bodoh! Kau, masih saja berteman dengan hantu Jepang itu." Katanya dengan jelas sangat tak suka dengan Mizu, temanku.
"Maaf? Tapi kenapa? Apa aku tak boleh berteman dengannya?!" Kataku sedikit kesal karena terbawa nada bicaranya.
"Kamu tak seharusnya berteman dengannya! Karena dia.." Perempuan itu kabur dengan penjelasan yang menggantung tak jelas dan itu semakin mebuatku kesal.
"Heyy!! Lari kemana kau?!! Sini jelaskan padaku!!" Kataku ketika melihat dia terbang dengan menembus dinding salah satu kelas yang sedang aku lewati.
"Heyyy!! Kau wanita tidak jelas, kembali kesinii!!! Dasar!! Seenaknya saja menghakimi. Memangnya dia tau apa tentang Mizu." Kataku bersungut-sungut setengah berteriak sambil berjalan menunduk karena malu dengan suaraku yang menggema.
"Sial, gara-gara wanita itu aku jadi menampilkan sisi diriku yang sebenarnya. Dan waktuku sedikit terbuang karenanya." Kataku dalam hati.
Ketika sedang berjalan sambil mendumel tak jelas. Aku menabrak benda keras, membuatku tersungkur dengan bokong yang mendarat mulus dilantai nan dingin ini. Ohh sialll, apalagi kali ini. Sebenarnya siapa sihh yang memindahkan tembok tepat didepanku ini? Menyebalkan sekali.
Tepat aku berpikir seperti itu, benda keras itu berteriak.
" Woyyy cewe aneh!! Kalo jalan tuh liat-liat dong!! Buang-buang waktu gue aja sih!!" Katanya.
Ketika aku mendongak untuk melihat siapa yang berteriak, aku tertegun. Dia, seorang lelaki tampan bermata coklat almond. Namun sayang, sifatnya tak seindah matanya. Membuatku langsung berdiri dan segera meminta maaf karena tak sengaja menabraknya.
" Maaf, aku ga sengaja nabrak kamu. Seharusnya kamu juga minta maaf padaku karena menabrakku tadi." Entah darimana keberanianku berbicara panjang dengan orang asing.
"Niatnya kan aku hanya ingin meminta maaf, tapi kenapa ada kalimat tambahan di belakangnya coba." Erangku dalam hati.
Aku tersentak ketika dia berteriak dan mengatakan satu hal yang mengejutkan, membuat hidupku akan berubah secara perlahan.
" Hehh!! Kok lo malah ngelunjak sihh!! Lo, cewe aneh yang pernah gue temuin selama gue idup. Karena lo, waktu gue terbuang sia-sia. Maka dari itu sebagai gantinya, lo harus selalu ada buat gue ketika gue butuh tanpa alasan apapun. Kecuali emang itu penting banget, baru gue izinin lo. Mulai sekarang lo jangan jauh-jauh dari gue." Katanya panjang lebar.
Aku yang mendengarnya hanya melongo tak percaya sambil mencerna apa yang dia katakan. Namun, belum sampaiku mencernanya dalam otakku. Suara itu mulai menggema di kedua telingaku.
"Woyy, malah bengong. Ayokk, sekarang lo harus ikut gue. Temenin gue ke kantin buat makan. Karena gue belum makan dari kemarin. Mau ga mau, lo harus mau." Katanya memaksa sambil menarik tanganku untuk ikut dengannya. Aku hanya pasrah mendengarnya.
Haahh, mulai hari ini. Hidupku tak bisa setenang dulu. Walaupun hidupku memang tak tenang karena aku dapat melihat 'mereka' sejak aku menyadari adanya 'mereka'.